FYI.

This story is over 5 years old.

Travel

Merekam Aktivitas Penduduk Woles Perbatasan Cina, Hobi Berenang Sampai Wilayah Korut

Anggota klub renang pinggir Sungai Yalu tak peduli ada ancaman nuklir dari negaranya Kim Jong-un. Mereka sudah 20 tahun asyik berenang di kawasan perbatasan.
Photos by Elijah Hurwitz

Desember tahun lalu, fotografer Elijah Hurwitz mendapat penugasan memotret di Kota Dandong, Cina. Di sela-sela pekerjaannya, Hurwitz berkenalan dengan orang-orang yang unik banget: anggota klub renang Sungai Yalu. Sungai sepanjang 804 kilometer ini membentang dari Provinsi Liaoning, Tiongkok, hingga muara di kawasan barat daya yang berbatasan langsung lautnya dengan Korea Utara. Intinya, dari bibir sungai yang biasa dipakai berenang oleh warga Dandong itu, jarak ke Korut sudah dekat sekali. Sebagian anggota klub renang sudah aktif sejak 20 tahun lalu. Mereka menikmati betul berenang di sungai perbatasan ini saban sore, bahkan sampai masuk wilayah Korut.

Iklan

"Kalau perenang yang fisiknya kuat sudah biasa terus berenang sampai ke perairan dangkal kawasan Sinuiju, itu sudah masuk wilayah Korut. Teman-teman yang terlanjur sampai sana akan putar balik diam-diam, daripada kena masalah sama tentara Korut yang berjaga di pesisir," kata Hurwitz, menceritakan ulang pengakuan anggota klub renang kepadanya. "Prinsipnya sih, selama masih di air, perenang ini tidak akan ditangkap."

Hurwitz terpesona pada klub renang di Dandong ini awalnya bukan karena mereka bisa menyusuri sungai sampai ke laut perbatasan kedua negara. Tapi lebih pada ketangguhan fisik anggotanya, yang rata-rata sudah berusia 50-an. Hurwitz melihat mereka berenang di sungai saat musim dingin, suhu air di bawah nol derajat celcius. Dia terheran-heran melihat ada orang segitu senangnya berenang, tanpa baju pula, di air nyaris beku. Baterai kameranya saja langsung habis saking dinginnya, sebelum dia sempat memotret para penyuka renang di Tiongkok itu. Makanya Hurwitz kembali ke lokasi yang sama, untuk mencari tahu lebih jauh siapa mereka.

"Saya terpukau melihat senyum para anggota klub renang yang terus mengembang selama menyusuri sungai, dari tepian sampai ke tengah laut. Obsesi mereka dengan renang itu terasa kontras dengan lanskap perbatasan yang suram di bagian Korut sana, apalagi setahun belakangan Korut rutin mengancam negara tetangganya dengan perang nuklir," kata Hurwitz. Begitulah. Anggota klub renang Sungai Yalu tampak tak peduli pada kemungkinan negara tetangganya menjadi pemicu kiamat kecil bagi Planet Bumi. Mereka asyik berenang saja lah pokoknya tiap sore.

Iklan

Tapi benarkah mereka tidak khawatir sama sekali? Hurwitz berusaha menanyakan pendapat para perenang Dandong soal negaranya Kim Jong-un. Awalnya mereka agak rikuh. Penduduk Cina tidak terbiasa membicarakan politik dengan orang asing. Tapi karena Hurwitz rutin datang saban sore, akhirnya sebagian dari mereka mulai terbuka. Rupanya kekhawatiran tetap ada. Penduduk Kota Dandong tahun lalu bisa merasakan getaran mirip gempa bumi yang rupanya dipicu uji coba nuklir oleh militer Korut. Lalu kenapa para perenang ini cuek banget?

"Karena ya mereka menerima nasib saja. Bagi penduduk perbatasan seperti mereka, hidup ya akan begini-begini saja, dijalani saja," kata Hurwitz. "Makanya para perenang tak pernah peduli sama polahnya Korea Utara."

Lihat foto-foto lain dari portofolio Elijah Hurwitz di situs pribadinya.

Follow Tara Wray di Instagram.