FYI.

This story is over 5 years old.

Sisi Gelap Fintech

Sedang Tren Perempuan Millenial di Tiongkok Kirim Foto Bugil Jadi Jaminan Utang

Layanan peminjaman uang Ant Check Later di Cina mewajibkan nasabah perempuan memberi jaminan berupa foto tanpa busana. Kebijakan ini tentu saja memicu kontroversi.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Perempuan muda di Cina ambil foto bugil jadi jaminan utang

Sistem microloan (mirip seperti Kredivo atau Home Credit di Indonesia) telah mengubah cara belanja anak muda masa kini. Mau punya iPhone versi terbaru? Atau kalian kepingin banget jalan-jalan ke luar negeri? Semua bisa dilakukan pakai cicilan ringan yang dibayar setiap bulan.

Microloan menjadi masa depan keuangan, dan generasi millennial di Cina sudah mulai ketergantungan pada layanan macam itu. ABC melaporkan hasil penelitian terbaru dari perusahaan teknologi keuangan Ant Financial, menunjukkan 45 juta dari 170 juta anak muda Tiongkok yang lahir setelah 1990 punya akun microloan Ant Check Later.

Iklan

Beberapa perusahaan fintech di Cina tak hanya menawarkan pinjaman besar untuk membeli barang mewah. Pinjaman nominal kecil juga dikucurkan, buat mencukupi kehidupan sehari-hari dengan sistem angsuran bulanan dan berjangka panjang.

Tinggal di negara yang biaya hidupnya semakin tinggi dan sangat sulit mendapat kartu kredit, jenis baru e-commerce ini memberi celah bagi anak muda Tiongkok untuk mencukupi kebutuhan finansialnya. Sayang, sistem aplikasi pinjam uang ini memiliki sisi gelap. Kalian bisa beli makan siang enak dan membayarnya di kemudian hari, tapi ada syaratnya. Bagi perempuan, harus kirim foto telanjang sebelum ngutang.

Ada pemberi pinjaman licik yang menyadari kalau anak muda sangat butuh pinjaman, sehingga mereka meminta foto bugil nasabah sebagai jaminan. Foto bugil itu bakal disebar ke keluarga dan teman-teman nasabah, apabila mereka tidak segera membayar utang. Banyak pemberi pinjaman yang juga mengenakan bunga. Utang korban jadi makin banyak dan mereka terpaksa mengirim lebih banyak foto dan video tanpa busana. Transaksi seperti ini dikenal sebagai "naked loan services" di Cina.

Pada 2016, sebuah file berukuran 10 gigabyte yang berisi foto bugil dari 161 nasabah perempuan dibocorkan ke publik oleh pemberi kredit mikro. Mereka semua tampak memegang KTP. Media lokal China Youth Daily mewartakan bahwa sebagian besar korbannya berusia antara 19-23 tahun, dan biasanya meminjam uang sebesar $1.000 (Rp14 juta) sampai $2.000 (Rp28 juta). Ada juga nasabah yang dikabarkan diberi pilihan bekerja sebagai PSK untuk melunasi utangnya.

Seperti yang dikutip dari Reuters, regulator keuangan berjanji sejak tahun lalu akan memberangus aplikasi pinjam uang yang tidak berlisensi akibat saking merajalelanya praktik ini. Otoritas Jasa Keuangan Tiongkok telah memantau pelanggaran privasi, termasuk soal paksaan mengirim foto bugil. "Di tengah perkembangan pesat layanan pinjaman uang tunai — meskipun telah membantu penuhi kebutuhan kredit normal bagi beberapa kelompok — masalah seperti pinjaman berlebihan, peminjaman berulang, penagihan utang yang tidak semestinya, suku bunga yang sangat tinggi, dan pelanggaran privasi menjadi yang paling menonjol."

Sejak saat itu, regulator keuangan di Cina memberlakukan peraturan baru yang melarang organisasi dan individu tanpa izin usaha dari kegiatan bisnis pinjaman uang. Meskipun demikian, media setempat melaporkan kalau masalahnya masih sangat menjamur di media sosial.