FYI.

This story is over 5 years old.

game papan

Bloc By Bloc: Permainan Papan Baru yang Cocok untuk Para Anarkis

Permainan yang disebut-sebut “Insurrection Game” ini membebaskan pemainnya berbuat onar sesuka hati, termasuk membakar mobil polisi. ACAB banget dah!
blocbybloc

Kamu bisa memenuhi tembok dengan grafiti penuh semangat pemberontakan saat pertama kali menjarah pusat perbelanjaan di Bloc by Bloc — ”The Insurrection Game”. Di kesempatan kedua, kamu bisa membakar gedungnya sampai hangus. (Tenang saja, kamu tidak akan menyebabkan kerugian besar karena di sekelilingnya ada sweatshop garmen, universitas yang kekurangan dana, dan pusat tahanan imigran.) Kamu bisa saja mengocok dadu untuk kabur dari kejaran polisi, tetapi SUV militer berlapis baja jauh lebih tangguh.

Iklan

Kalau mau aman, kamu sebaiknya mengeluarkan satu kartu bom molotov untuk membuka jalan. Kamu menang kalau sudah merekayasa revolusi, dan memimpin negara yang bagaikan penjara ini. Kamu lalu mengubahnya menjadi negara baru yang teraktualisasi diri. Kamu kalah apabila tertangkap shocktrooper dan membusuk di penjara bawah tanah.

Bloc by Bloc adalah sebuah permainan papan (board game). Desainnya menyerupai board game populer seperti Pandemic dan Dead of Winter, di mana para pemain akan bekerja sama menghadang serangan megavirus di udara atau pasukan zombie. Namun, T.L Simons, pencipta game yang berusia 35, memposisikan dirinya sebagai pemberontak. Permainan papan biasanya tidak mengandung nilai politik sama sekali, dan pemain memainkannya tanpa ada sudut pandang khusus. Bedanya di Bloc by Bloc, kemenangan dicapai melalui kebebasan. Pemain harus mengambil jalur kekerasan jika ingin mendapatkan kebebasan.

“Ada permainan lainnya yang memicu kerusuhan, tetapi tak satupun permainan itu tersedia secara luas. Dari semua permainan itu, peran polisi selalu dimainkan oleh satu orang,” kata Simons. “Kami ingin menciptakan permainan yang mewajibkan semua pemainnya berpartisipasi dalam pemberontakan, meskipun mereka tidak berada di pihak yang sama. Kami ingin setiap pemain memiliki perspektif ini. Kami mencoba menyimulasikan kondisi kota yang penuh pemberontakan di abad ke-21.”

Simons pertama kali merencanakan konsep Bloc by Bloc pada 2010, tak lama setelah aksi mogok guru di Oaxaca pada 2006, pemberontakan anarkis di Yunani pada 2008, dan demonstrasi besar-besaran di Oakland pada 2009 ketika Oscar Grant dibunuh oleh polisi BART. Simons belum pernah membuat permainan papan sebelumnya, tetapi dia tertarik untuk membawa suasana kerusuhan di kota ke board game. Gagasan ini menghantui pikirannya selama enam tahun hingga edisi pertama Bloc by Bloc dirilis pada 2016. (Edisi keduanya sukses dimulai di Kickstarter tahun ini, dan dirilis 13 November kemarin.

Iklan
1542037293890-BxB-AprilPreview-Option3

Desainnya sarat dengan semangat anarkis yang rusuh. Patokannya sendiri sudah jelas—tidak banyak permainan papan yang menggambarkan polisi sebagai pihak antagonis. (Kanal YouTube Three Minute Board Games menunjukkan bahwa polisi digambarkan dengan kubus putih. Hal ini sangat lucu terlepas mereka melakukannya dengan sengaja atau tidak.) Selain itu, ada hal lain yang membuat permainan ini bernuansa mengejutkan. Misalnya, Bloc by Bloc bersifat semi-kooperatif. Itu artinya kamu harus bekerja sama dengan pemain lain untuk menggulingkan hegemoni. Setiap pemain mewakili perlawanannya masing-masing—baik itu siswa sekolah, pegawai kantoran, atau narapidana—untuk membalas dendam. Menurut Simons, ini dimaksudkan untuk merepresentasikan faksionalisme yang ada dalam setiap gerakan radikal di bumi. “Para pemain harus berjuang melawan negara, tapi kami juga ingin ada ketegangan di antara para pemain,” terangnya. “Ada berbagai kepentingan yang saling bersaing di gerakan sosial. Keberagaman adalah kekuatannya, tetapi hal ini bisa memecah belah. Ini yang menentukan hasil dari pemberontakan.”

Simons mendorong semua orang, bagaimanapun kepercayaan mereka masing-masing, untuk menikmati Bloc by Bloc pertama sebagai game, baru sebagai perjanjian politik. (Satu-satunya grup orang yang dia percaya tidak akan menyukai tema game ini adalah fasis sayap kanan, sebuah grup yang Simons senang bisa buat jengkel.) Tentunya, tujuan itu jelas terlihat pada desain grafik game ini, yang tidak berniat memancing revolusi. Game ini kayak kartun; kotak-kotak warna-warni bertangan dan berkaki, mengguncang jalanan “Kota Bloc” demi menangkis serangan pemerintah fiktif. Simon berkata kepadaku bahwa dia sempat merasa ragu saat menggodok estetik game ini yang bernuansa ceria.. Dia takut orang akan melihat humornya sebagai penolakan validitas gerakan anarkis. Tetapi, kata Simons, dia berhasil mengatasi kegelisahannya dengan mengingat bahwa Bloc by Bloc hanyalah sebuah board game, bukan karya sastra anarkis. Dia tidak ingin keluar dari ranahnya.

Iklan

“Harus jelas ya, bahwa [Bloc by Bloc] itu bukan bagian dari perjuangan. Ada cara lain yang aku pilih untuk berkontribusi pada perjuangan, tapi ini hanya sebuah game. Bukan berarti game ini bukan cara yang baik untuk mempelajari ide-ide anarkis, mudah-mudahan game ini memperkenalkan pemainnya pada liberasi kolektif, tapi ini hanyalah game,” kata Simons.

“Game ini enggak boleh menganggap dirinya terlalu serius. Kami mau seni pada game ini terasa ceria dan seperti kartun, biar enggak gitu serius dan biar enggak dianggap setara dengan proyek-proyek yang terkait dengan perjuangan yang sebenarnya yang memiliki konsekuensi beneran.”

Aksi Simons mendukung kata-katanya. Sekarang, dia mengirim edisi kedua Bloc by Bloc kepada markas-markas gerakan sosial di seluruh dunia sebagai hadiah dan tanda solidaritas. Dia juga menyediakan versi online yang dapat dicetak untuk dimainkan, agar tidak ada yang terpaksa mengeluarkan uang demi mengapresiasi desain gamenya. Sampai sekarang, reaksi pada game ini sangat positif. The Overton Window mungkin tidak dapat dibuka dengan menjatuhkan mobil polisi mainan dalam sebuah board game, tapi kita bisa mulai dari situ.

Ikuti Luke Winkie di Twitter.