Pandemi Corona

WHO Memperingatkan Peningkatan Kasus Penularan Covid-19 di Kalangan Anak Muda

Hans Kluge, petinggi WHO, menyatakan anak muda berisiko tinggi menjadi pasien tanpa gejala yang bisa membahayakan keluarganya.
WHO Memperingatkan Peningkatan Kasus Penularan Covid-19 di Kalangan Anak Muda
Foto ilustrasi anak muda oleh Sian Bradley.  

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tren yang terpantau di banyak negara, yakni meningkatnya penularan Covid-19 di kalangan anak muda. Data ini mencemaskan, mengingat selama ini anak muda diasumsikan lebih tahan terhadap virus corona jenis baru tersebut dibanding mereka yang sudah berusia lanjut.

Saat diwawancarai oleh program Radio 4 BBC, Dr Hans Kluge, Direktur Wilayah WHO untuk Eropa menyatakan bahwa proposi pandemi jadi berisiko lebih besar, ketika penularan meluas akibat anak muda yang mobilitasnya tinggi.

Iklan

“Kami menerima laporan dari otoritas kesehatan di berbagai negara, mengenai peningkatan penularan Covid-19 di kalangan anak muda,” ujarnya. “Maka, kampanye kesehatan sekarang harus juga efektif menyasar dan melibatkan anak-anak muda.”

Anak muda cenderung diberi kelonggaran lebih untuk beraktivitas di luar rumah oleh otoritas banyak negara, atas pertimbangan informasi sebelumnya bahwa virus ini terutama sangat berbahaya bagi manusia di usia atas 50 tahun. Namun, anak-anak muda tersebut sekarang berisiko menjadi orang tanpa gejala yang mentransmisikan Covid-19 ke keluarga dan lingkungannya bila tak berhati-hati.

“Anak muda punya tanggung jawab juga memastikan orang tuanya, kakek-nenek mereka, dan lingkungan sekitarnya tetap aman dari risiko Covid-19,” kata Kluge.

Di Belanda, peningkatan angka positif Covid-19 terjadi di demografi bawah 30 tahun. Kasus serupa dialami Prancis, yang menyatakan penularan terbanyak di satu klaster justru dari penduduk usia 18 hingga 25 tahun.

“Di kota kami, penularan terbesar virus corona akibat interaksi anak muda,” kata Anne-Briac Bili, Kepala Dinas Kesehatan Kota Britanny, Prancis, saat diwawancarai televisi lokal.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News