Pandemi Corona

Kini Ada Imbauan Tidak Teriak Saat Naik Roller Coaster, Mungkinkah Dilakukan?

Gara-Gara Covid-19, pengunjung diharap tidak berteriak saat naik roller coaster demi meminimalisir penularan.
Covid-19, pengunjung diharap tidak berteriak saat naik roller coaster
Foto: Getty Images

Belakangan ini, kita tidak bisa berhenti mengkhawatirkan pekerjaan dan kesehatan diri. Bagaimana kalau dipecat di saat susah mencari pekerjaan? Lebih parah lagi, bagaimana jadinya jika kita ketularan atau menularkannya ke orang lain tanpa sadar? Saking sibuknya memikirkan hal-hal berat seperti ini, kita mungkin sampai lupa kalau COVID-19 juga bisa memengaruhi reaksi kita saat bersenang-senang.

Tunggu dulu. Maksudnya apa? Jadi begini, Asosiasi Internasional Taman Hiburan dan Atraksi (IAAPA) belum lama meminta pengelola tempat wisata, seperti taman hiburan, arkade, water park dan kebun binatang, untuk meningkatkan protokol kesehatan di tempat mereka.

Iklan

Andrew Curran, pemimpin perusahaan yang mendesain rumah hantu, memberi tahu IAAPA, ini waktu yang tepat untuk mengubah cara menakut-nakuti pengunjung rumah hantu. Kalau dulu dengan hantu bohongan, sekarang mungkin bisa menggunakan cermin, efek khusus atau apapun itu yang mampu menciptakan adegan menakutkan. (Andrew juga meminta agar penyelenggara rumah hantu untuk mempertimbangkan kembali jika terpikir melakukan atraksi bertema COVID-19, pandemik atau medis.)

Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pada restoran, ritel dan ruang publik lainnya, para hantu jadi-jadian harus menjaga jarak dari pengunjung. “Aktor tidak perlu berteriak di hadapan pengunjung,” ujar Andrew.

Asosiasi Taman Hiburan Jepang Timur dan Barat juga melarang hal serupa. Dilansir SoraNews24, organisasi tersebut menerbitkan “Pedoman Mencegah Penularan Infeksi Virus Corona” yang dapat dijadikan acuan anggota organisasi ketika membuka kembali bisnis mereka. (Oriental Land Japan dan USJ, selaku pengelola Tokyo Disneyland/Disney Sea dan Universal Studios Japan, telah menyetujui pedomen ini.)

Asosiasi mewajibkan anggota untuk membatasi jumlah pengunjung harian, mengecek suhu tubuh pengunjung dan staf sebelum masuk, dan menggunakan masker atau penutup wajah. Mereka lebih lanjut melarang pengunjung “berteriak atau menjerit” ketika naik roller coaster, serta saat menyaksikan atraksi dan pertunjukan di dalam ruangan.

Oke, cukup masuk akal. Aku yakin tidak ada satupun orang yang mau kecipratan ludah orang. Tapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya manajemen mengendalikan reaksi seseorang?

Iklan

Pada Rabu, Walt Disney World mengumumkan telah mengajukan rencana pembukaan kembali taman hiburan di Florida kepada Gugus Tugas Pemulihan Ekonomi Orange County. Dokumen itu hanya menjelaskan ingin membuka Magic Kingdom dan Animal Kingdom pada 11 Juli, diikuti dengan EPCOT dan Hollywood Studios empat hari kemudian. Tidak ada membahas larangan berteriak sama sekali. “Guna mempersiapkan pembukaan di masa-masa yang tidak biasa seperti ini, taman hiburan kami akan menerapkan peraturan berbeda dari biasanya,” bunyi postingan blog Disney Parks.

“Kami akan mengarahkan staf dan aktor untuk memberikan pengalaman ajaib Disney kepada semua pengunjung sambil tetap memastikan keamanan.”

Walt Disney World memberlakukan sejumlah perubahan pada taman hiburannya. Perusahaan mewajibkan pengunjung melakukan reservasi, melarang “perkumpulan besar” seperti pawai, pertunjukan kembang api dan jumpa temu karakter Disney, serta mewajibkan pengecekan suhu tubuh sebelum masuk dan penggunaan masker untuk semua staf dan pengunjung di atas tiga tahun.

Pengunjung harus mengenakan masker atau penutup wajah selama di dalam taman, atau di area umum hotel resor. Juru bicara Walt Disney World hanya mengucapkan “semoga harimu indah” ketika ditanyakan soal ini. Mereka menolak berkomentar melebihi apa yang telah tercantum dalam siaran pers.

IAAPA telah merilis pedoman yang harus diikuti ketika taman hiburan beroperasi kembali. Persyaratan utamanya adalah “semua pengunjung dan staf wajib memakai masker/penutup wajah”. Dokumen juga merekomendasikan masker “untuk mengurangi risiko perpindahan droplet virus dari satu orang ke orang lain” selama naik wahana atau atraksi.

Kami sadar kalian takkan bisa menahan keinginan untuk berteriak, jadi setidaknya tutup mulut supaya bisa berteriak dengan aman, bunyi pedomannya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US