The VICE Guide to Right Now

Siaran Ulang Serial TV Ramayana dan Mahabharata Bikin Mata Anak-Anak di India Terluka

Di beberapa kota, muncul laporan anak yang matanya tertusuk panah buatan gara-gara menirukan adegan Arjuna dan Sri Rama saat berperang melawan musuh.
Shamani Joshi
Mumbai, IN
Tangkapan layar serial Mahabharata dan ilustrasi anak kecil menonton TV
Foto: Tangkapan layar serial Mahabharata dari YouTube dan Vidmir Raic / Pixabay (kanan)

Satu-satunya hal menyenangkan dari kebijakan lockdown ketat di India adalah ditayangkannya kembali serial mitologi Mahabharata dan Ramayana di televisi. Dalam hitungan pekan, kedua tayangan klasik yang juga pernah diputar di Indonesia itu menjadi serial TV paling banyak ditonton sepanjang sejarah India, dengan jumlah penonton keseluruhan lebih tinggi daripada Game of Thrones. Generasi muda pun akhirnya bisa merasakan masa-masa kejayaan aktor legendaris Doordarshan yang mampu membuat penonton betah mantengin layar kaca pada era 80'an dan 90-an.

Iklan

Kedua serial ini menyampaikan nilai moral dan sosial yang tinggi, tapi beberapa adegannya ternyata berbahaya bagi anak-anak jika tidak diawasi orang tua. Mereka ingin menjadi seperti para tokoh utama yang gagah berani dan berjiwa petarung, sehingga tak sedikit dari anak-anak yang mencoba bikin busur dan anak panah sendiri untuk menirukan aksi heroik Arjuna atau Sri Rama di televisi. Masalahnya muncul ketika mereka tak sengaja menusuk mata dengan panah yang terbuat dari lidi.

Pada 20 April, bocah 10 tahun di Ranchi harus menjalani operasi mata setelah merusak kornea dan retina dengan panah buatannya. Berdasarkan laporan The Times of India, lebih dari 12 anak di Hyderabad dan daerah sekitar kehilangan penglihatan pada salah satu mata mereka 40 hari terakhir. Sementara itu, para dokter mengatakan setidaknya ada 25 kasus cedera serupa lain yang disebabkan oleh serial Mahabharata dan Ramayana.

"Dokter menangani banyak kasus cedera terkait panah ketika 'Ramayana' tayang sekitar dua dekade lalu," kata Dr Subhadra Jalali, direktur Retina Institute di Rumah Sakit Hyderabad, memberi tahu TOI. "Kasusnya tak ditemukan selama 15 tahun terakhir, tapi jumlahnya mulai meningkat lagi sekarang. Anak kecil main perang-perangan dengan panah buatan sendiri untuk menirukan karakter utama [serial ini]."

Peristiwa semacam ini sayangnya membuktikan asumsi klasik kalau anak masih belum bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan. Program televisi memberikan pengaruh besar pada pola pikir mereka. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan anak-anak mengikuti adegan yang ditonton. Banyak anak di India yang tewas secara tragis ketika drama pahlawan super Shaktimaan diputar di layar kaca. Terlepas dari pesan positif yang disampaikan, acara tersebut secara tidak langsung mendorong anak-anak untuk melakukan tindakan ceroboh.

Dokter mata senior B P Kashyap mengatakan kepada TOI, "Saya segera menulis surat permohonan kepada pejabat pemerintah senior untuk memberikan peringatan tidak mengikuti adegan berbahaya setelah mereka memutuskan ingin menyiarkan kembali serialnya."

Follow Shamani Joshi di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India