FYI.

This story is over 5 years old.

Realness

Pencarian Konten Orisinal ala Froyonion, Hasilkan Video Pendobrak Tabu

Froyonion mengajak penonton memikirkan kembali berbagai hal dari sudut pandang lain. Berkat upaya tersebut, kanal Youtube ini cepat memperoleh tempat di hati penonton Indonesia.
Screengrab via Youtube.

Memproduksi vlog dengan nuansa orisinal, misalnya mengajak penonton membincangkan hal-hal tabu, memang gampang-gampang susah. Bukannya memantik diskusi, yang terjadi malah bisa kena hujat netizen. Tapi, sebuah channel youtube dengan nama Froyonion bisa dibilang berhasil mengajak penontonnya untuk mendiskusikan kembali suatu isu dengan cara nyeleneh—orisinal sesusai gaya Froyonion. Makanya VICE dalam kolaborasi bersama JD.ID kali ini, tertarik menyoroti lebih jauh kiprah sosok di balik akun yang belakangan bertambah populer tersebut.

Iklan

Froyonion dikenal berkat mengajak cowok-cowok melakukan perawatan wajah, memberi tips menjadi hypbeast dengan biaya minim, mewawancarai youtuber yang dianggap norak, atau merekam berbagai eksperimen penting enggak penting seperti minum jamu yang punya citra negatif di masyarakat. Mereka mencoba mengangkat hal-hal yang tidak diakui, atau dipandang sebelah mata, padahal sebetulnya ramai dibahas oleh anak muda. Kunci dari semua ide mereka ada pada keberanian memilih tema dan tentu dioplos rasa humor dalam dosis yang pas.

Berdiri sejak 2017, Froyonion mulanya berada di bawah agensi iklan digital Froyo Story. Arie Je (25) selaku creative director Froyonion, mulai meramaikan jagat Youtube pada 2013. Awalnya ia belum bergabung dalam kanal ini. Ia masih sekadar mencoba membranding dirinya sendiri lewat konten-konten kreatif di Youtube, Instagram, dan sosial media lain.

Iseng-iseng berhadiah, Arie yang semula membuat untuk belajar cara memproduksi konten, mendapat sambutan dari klien Froyo Story yang ingin produknya dipromosikan lewat video via internet. Kebetulan, kala itu Froyo Story belum punya divisi video, maka jadilah Froyonion yang menjadi arena bermain Arie bersama rekan-rekannya sesama pembuat konten kreatif.

Di awal berdirinya, Froyonion digarap tiga orang, yakni Arie Je, Israel, dan Emon. Kedua nama yang disebut belakangan hengkang, menyisakan Arie sendirian. Beberapa orang keluar-masuk sampai akhirnya Froyonion sekarang stabil diperkuat enam orang: Arie, Harwin (23), Miko (24), Mario (23), Kinur (24), dan Ryan (27). Mereka berenam berasal dari latar belakang yang berbeda. Arie misalnya yang kuliah Desain Produk, Harwin dan Ryan kuliah Desain Komunikasi Visual, sementara Miko Pertanian, dan Kinur tidak melanjutkan kuliahnya. Namun latar pendidikan tak jadi soal utama. "Yang penting kreatif, mau kerja, dan tetap lucu," kata Arie.

Iklan

Froyonion kini punya agenda besar, kata Arie, yakni mengubah ekosistem industri video digital agar tidak mandek seperti TV. Arie dan kawan-kawan merasa TV sekarang terlanjur dijajah sensor. Alhasil vlog di platform Youtube jadi pilihan Froyonion untuk membahas hal yang seringnya ditutup-tutupi atau tidak dibahas blak-blakan di kalangan anak muda, yang sulit ditampung televisi.

VICE menemui Arie Je, creative director Froyonion di kantornya, Bintaro, Tangerang Selatan untuk mengetahui lebih jauh proses kreatif mereka.

VICE: Halo Arie. Apa sih arti kata Froyonion?
Arie Je: Kami kan berada di bawah Froyo Story. Froyo sendiri kependekan dari frozen yogurt. Dulu Andika Alivano, pemilik Froyo Story pernah bikin agensi juga namanya Milk. Mereka kasih nama itu karena anggapan kalau copywriter kebanyakan suka pesta, pemabuk, party goers. Nah, mereka ingin mengubah anggapan itu, jadilah pilih nama Milk. Lawannya minuman beralkohol kan susu, hahaha. Ketika Milk bubar, Andika mendirikan Froyo Story. Kan susu kalau basi bisa jadi keju dan yogurt, jadilah namanya Froyo. Nah, orang-orang yang di dalam Froyo Story sendiri dari dulu disebut froyonion, jadilah nama channelnya Froyonion.

Bagaimana awalnya bikin Froyonion?
Teman gue, pemilik Froyo Story namanya Andika, bilang ‘Bikin apa yuk, Ri.’ Bikin Froyonion saja, biar gue enggak usah kerja [kantoran] terus, hahaha.

Serius, cuma karena itu?
Ya, ada banyak hal. Pertama, gue ingin mengubah ekosistem industri video biar enggak kayak TV. Gue benci banget sama TV. Kalaupun gue enggak bisa mengubah industri video digital, minimal gue membentuk ekosistem yang lebih kreatif bersama kreator lain. Ya, di antara semua kreator, minimal yang bagus-bagus ditemani lah.

Iklan

Kedua, kami suka memantik orang buat melihat sesuatu dari sisi lain. Misalnya, kami pernah mengundang Riza Alvavan, kreator yang sangat memeble. Dia bikin tutorial bernapas dan cara minum air putih. Sangat tidak penting, hahaha. Banyak yang suka meremehkan dia tapi menurut gue dia enggak segoblok itu. Gue bikin meet and greet dan yang datang kebanyakan kreator.

Ini satu kesempatan untuk mengubah cara pikir orang tentang Riza Alvavan. Kami suruh dia menjawab pertanyaan. Waktu gue dengar jawabannya, merinding sih. Buset, dia bisa mikir dengan cara yang enggak orang lain pikirkan. Wow. Orang-orang yang tadinya meremehkan Riza Alvavan kemudian jadi lebih respect. Itu satu contoh yang bikin kami optimis untuk mengubah cara pikir orang lewat hal-hal yang kelihatan tidak serius. Soalnya, tidak semua hal yang remeh tidak bisa diseriusi. Semua hal punya cerita tersendiri.

Kalian pernah kena hujat netizen ketika bikin video original yang nyeleneh selama ini?
Wah, gue enggak terlalu memperhatikan itu. Tapi kalau pun ada yang nyinyir, gue malah suka, hahaha. Itu berarti vlog kami berhasil menimbulkan diskusi. Tujuan utama kami mengangkat suatu topik memang untuk mengusik pikiran penonton. Misalnya saja sewaktu kami membahas tentang hypebeast. Banyak orang-orang yang mengaku hypebeast di sosial media lantas kena nyinyiran netizen. Kami berusaha menggugat pandangan orang tentang hypebeast. Waktu itu tanggapannya cukup ramai, berarti topik yang kami angkat dekat dengan orang-orang.

Iklan

Tonton juga video sketsa komedi kolaborasi antara VICE, Ramengvrl, dan Froyonion:


Apa kalian punya aturan sendiri untuk tidak membahas satu topik tertentu?
Ada, politik. Hahaha. Kami ingin sekali sebetulnya, tapi di antara kami tidak ada yang paham politik. Karena kami tidak paham, jadi kami memilih tidak menyentuh politik.

Vlog-vlog kanal Youtube lain kebanyakan berusaha menampilkan sosok terkenal atau menghasilkan influencer, tapi Froyonion sepertinya tidak begitu ya?
Ada beberapa vlog yang mengedepankan seorang tokoh sampai dibuatkan acara sendiri dan disukai penonton. Tapi begitu si ikon keluar dari tim, penonton langsung hilang, mengikuti si ikon. Sementara kami tidak menginginkan hal itu. Kami ingin Froyonion dikenal bukan karena gue atau tokoh lain. Jadi jangan sampai ada karakter yang lebih menonjol dari Froyonion-nya.

Misal, setelah membuat vlog tentang anggur merah orang-orang ramai membicarakan Mbak Berkacamata. Kami undang dia sekali lagi untuk dibuatkan vlog. Dalam dua jam, komentarnya banyak banget, hahaha. Tapi kalau ini diteruskan, semua orang akan menanyakan Mbak Berkacamata di setiap video Froyonion. Nanti malah hilang fokus, enggak jadi mengajak orang buat memikirkan ulang satu topik, hahaha.

Kenapa sih kalian suka mengangkat hal yang dihindari masyarakat Indonesia?
Masyarakat Indonesia suka menutup mata soal hal-hal yang mereka anggap buruk. Mereka tidak membahas tapi membiarkannya tumbuh diam-diam. Jadi kurang sehat menurut gue. Padahal, lebih baik dibicarakan sekalian, kalau memang salah ya dibereskan. Kesannya Froyonion serius banget ya, padahal enggak ada serius-seriusnya [tertawa].


*Wawancara ini telah disunting agar lebih ringkas

Realness adalah seri video dan wawancara, kolaborasi VICE X JD.ID, untuk mencari sosok-sosok asal Indonesia yang berani mengedepankan nilai orisinalitas di bidang profesionalnya masing-masing.