Konflik Korea

Zona Demiliterisasi Korea Kini Dibuka Buat Umum dan Bisa Jadi Lokasi Hiking

Warga sipil akhirnya diizinkan memasuki wilayah perbatasan antara Korea Utara dan Selatan, yang penuh pemandangan alam indah.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Zona Demiliterisasi Korea Kini Dibuka Buat Umum dan Bisa Jadi Lokasi Hiking
Foto ilustrasi via Pexels

Zona demiliterisasi Korea (DMZ) terkenal sebagai salah satu perbatasan paling ketat di dunia. Wilayah yang memisahkan Korea Utara dan Selatan dikelilingi pagar kawat sepanjang 248 kilometer, pos jaga dan ladang ranjau, membelah semenanjung Korea dan membentuk zona penyangga selebar 4,5 kilometer. Tak sembarang orang boleh masuk kawasan tersebut sejak didirikan pada 1953. Namun, ini semua segera berubah karena DMZ telah dibuka untuk umum sebagai jalur hiking.

Iklan

Pekan lalu, Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui pembukaan jalur hiking yang dimulai dari Goseong di pantai timur, tepat di sebelah selatan perbatasan. Wilayah ini adalah salah satu dari tiga “Jalan Damai DMZ” yang diusulkan oleh pemerintah Korea Selatan.

Dua jalur wisata lainnya akan berlokasi di Cheorwon di provinsi Gangwon dan kota Paju di provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa bersikeras bahwa angkatan militer Korea telah bekerja keras “memastikan keberhasilan [fase pertama proyek ini]… Mereka berjanji akan memprioritaskan keselamatan pengunjung,” lapor The Korea Herald.

Menurut UPI, ada sekitar 20 pengunjung pertama yang dijadwalkan mencoba jalurnya akhir pekan ini. Mereka akan berjalan sejauh dua kilometer di sepanjang jalan pesisir pantai berbenteng antara Unification Observatory dan Mount Kumgang Observatory. Turnya dilakukan dua kali sehari, dan bisa diikuti sebanyak 20 orang sekali perjalanan. Jumlahnya dibatasi agar bisa menyesuaikan operasi militer dan masalah lingkungan serta ekologi. Pemerintah Seoul berharap pengunjung bisa merasakan langsung situasi keamanan di Semenanjung Korea.

Akibat tidak bisa diakses selama 60 tahun lebih, DMZ berubah menjadi taman yang kaya flora dan fauna. Banyak satwa liar yang berlindung di tanah kosong ini. CNN Travel bahkan menemukan banyak spesies langka di sana, seperti bangau mahkota merah, bebek mandarin, kijang kesturi, kambing gunung hingga macan tutul Amur yang terancam punah.

Iklan

Lembaga Ekologi Nasional Korea Selatan memperkirakan bahwa ada sekitar 6.000 spesies tanaman dan satwa liar yang hidup di DMZ. Kim Seung-ho, kepala Lembaga Penelitian Ekologi DMZ, menyebut daerah ini telah membuktikan bahwa kehidupan bisa terus muncul meski dalam situasi konflik sekalipun.

“DMZ adalah tempat terbaik untuk menguji coba cara pemulihan spesies baru ketika bumi semakin rusak,” tukasnya.

Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan bahwa jalur Goseong “akan menjadi salah satu dari 13 situs DMZ yang disetujui UNC sebagai tempat untuk mempelajari perbatasan Korea.” Pemerintah Korea Selatan berencana membuka kedua jalur lainnya di kemudian hari.

Follow Gavin di Twitter atau Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.