The VICE Guide to Right Now

Ada Peneliti Mengklaim Peradaban Barat dan Bahasa Inggris Berasal dari Tiongkok

Bahkan bahasa Inggris disebut sebagai sekadar variasi dialek bahasa Mandarin. Ini mah sebelas-dua belas sama orang bilang Indonesia adalah Atlantis yang hilang....
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Peneliti Tiongkok Mengklaim peradaban Barat termasuk bahasa Inggris berasal dari Tiongkok
Foto ilustrasi peradaban Tiongkok oleh chuttersnap via Unsplash.  

Rupanya semua bahasa Eropa berasal dari bahasa Mandarin. Setidaknya itu klaim Asosiasi Penelitian Sipil Dunia, sebuah lembaga yang digawangi beberapa sarjana dan "guru besar" di Tiongkok. Mereka mengatakan klaim ini "tidak ngasal", karena berdasarkan 20 tahun penelitian. Kesimpulan mengejutkan itu dipresentasikan pertama kalinya dalam Konferensi Pendidikan Internasional Tiongkok di Ibu Kota Beijing, pekan lalu.

Iklan

Dalam wawancara dengan Sina News, Sekjen Asosiasi Penelitian Sipil Dunia, Zhai Guiyun, mengatakan bahasa Inggris dan Mandarin masih satu rumpun. "Tentu saja ejaannya akan sedikit berbeda, yang disebabkan variasi ejaan seiring ratusan atau bahkan ribuan tahun di berbagai kawasan. Bayangkan perbedaan signifikan antara dialek daerah kami… oleh karena itu bisa dikatakan bahwa Bahasa Inggris itu seperti ‘dialek‘ di negara kami."

Zhai memberi beberapa contoh, misalnya pada musim gugur, sebutan untuk daun berubah menjadi kuning adalah “yellow”. Sementara pada bahasa mandarin, sebutannya “yeluo” yang berarti “jatuh daun”. Contoh lain adalah kata jantung (“heart”) yang terdengar seperti kata Mandarin “hede,” yang artinya “inti.” Zhai menjelaskan ada ratusan kata dengan persamaan serupa. Ia bahkan mengklaim bahasa Prancis, Jerman, dan Rusia juga berasal dari Mandarin.

Selain bahasa, organisasi tersebut mengklaim peradaban Barat sebetulnya berasal dari Tiongkok. Klaim itu dilontarkan Zhai Du Gangjian yang melakukan penelitian selama 20 tahun. Dia menunjukkan bahwa peradaban berbahasa Inggris pertama berasal dari Lembah Sungai Indus saat dikuasai Kaisar Huang Di.

Tapi itu belum seberapa. Ini klaim mereka paling ganjil: semua catatan peradaban Yunani, Roma, dan Mesir kuno dipalsukan.

"Sebelum abad ke-15 dan 16, Eropa tidak memiliki sejarah, hanya mitos dan legenda," ujar Zhai. "Eropa merupakan peradaban primitif sebelum abad pertengahan,” yang mereka klaim diatasi dengan memperkenalkan kaum Eropa pada Dinasti Zhou."

Iklan

Beberapa kesimpulan dari Asosiasi Penelitian Sipil Dunia ini membuat netizen Tiongkok kebingungan. Banyak pengguna platform medsos terbesar di Tiongkok, Weibo, menyebut asosiasi ini sebagai “sarjana abal-abal” karena kesimpulannya ngawur.

"Sekarang, kita udah enggak bisa ketawain orang Korea yang bilang Konfusius dan Genghis Khan itu orang Korea," tulis salah seorang pengguna Weibo.

Orang Cina baru sekarang mengalami sih, makanya kaget. Di Indonesia, kita sudah biasa mendengar kalau nusantara sebetulnya adalah Atlantis, atau Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.