Zdeněk Zeman: Sang Pelatih Bohemian Idealis Serie A

FYI.

This story is over 5 years old.

Sepakbola

Zdeněk Zeman: Sang Pelatih Bohemian Idealis Serie A

Menurut Zeman, "Di era modern seperti sekarang, sepakbola itu semakin menyerupai industri, bukan lagi permainan menggembirakan."

Artikel ini awalnya dirilis di The Football Pink. Anda bisa membeli edisi cetak atau digital terbaru majalah itu lewat situs resminya.


Oleh: Lorenzo Malaterra

"Di era modern seperti sekarang, sepakbola itu semakin menyerupai industri, bukan lagi permainan menggembirakan."

Frasa yang tertulis di halaman utama situs pribadi Zdeněk Zeman ini merupakan penggambaran paling sempurna atas pandangan pelatih asal Ceko itu tentang sepakbola: sepakbola itu seharusnya bukan tentang uang atau marketing.

Iklan

Sebagai figur cult legendaris, Zeman adalah salah satu pelatih sepakbola Italia yang paling ikonik. Sepanjang 30 puluh tahun terakhir, dia dikenal terutama karena filsafat sepakbola menyerangnya, rezim latihan yang keras, dan kemampuannya mengenali talenta muda berbakat. Gelandang andalan Paris Saint German, Marco Verratti, adalah salah satu bukti kejelian Zeman.

Tiga minggu lalu Pescara—klub Serie A yang terseok di papan bawah—meminta bantuan Zeman. Setelah Zeman datang, Pescara berhasil mengalahkan Genoa 5-0. Ini adalah kemenangan pertama Pescara dalam 24 pertandingan terakhirnya.

Zeman melatih para pemain Pescara hanya tiga hari sebelum pertandingan yang berakhir dengan kemenangan itu. Dia ditunjuk oleh presiden klub Daniele Sebastiani setelah pemecatan Massimo Oddo, anggota skuad timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 2006—dan pelatih yang bertanggung jawab atas promosi Pescara ke Serie A musim lalu.

Rasanya kelewat optimis jika kita langsung menyatakan Pescara akan bisa menghindari zona degradasi Serie A di akhir musim. Klub itu sebelumnya cuma berhasil mendapatkan 12 poin di liga. Setidaknya Zeman terbukti sering menciptakan keajaiban di dalam dan luar lapangan. Satu lagi karakter pelatih nyentrik ini: Dia tidak pernah suka pekerjaan yang mudah.

Lahir di Praha 1947, Zeman terhindar dari kengerian Perang Dunia II. Namun Perang Dingin membuat dia kabur dari Cekoslowakia, terutama setelah sederet tank Russia menginvasi tanah airnya. Dia memilih tinggal di Italia bersama pamannya, Cestmir Vycpàlek, mantan pemain Juventus dan Palermo, yang juga pernah memenangkan dua Scudetto sebagai pelatih Juve. Zeman tinggal di Sisilia, tempat dia bertemu sang istri serta memulai awal dari karir kepelatihannya.

Iklan

Kesempatan menjadi pelatih datang ketika dia diminta menangani Parma (kala itu masih bernaung di Serie B) pada 1987. Namun para penggemar sepakbola baru menyadari kemampuan Zeman sebagai pelatih top memasuki musim 1989/1990. Dia ditunjuk sebagai pelatih Foggia, sebuah klub kecil di kota tepi Laut Adriatik.

Di negara yang terkenal menganut paham catenaccio, mendewakan serangan balik dan pertahanan ketat, Zeman justru menerapkan gaya sepakbola agresif. Dia hampir selalu menerapkan formasi 4-3-3 bertempo tinggi, memprioritaskan taktik offside, dan pergerakan pemain yang sulit ditebak. Itu adalah hal yang asing saat itu, paling tidak di divisi bawah liga sepakbola Italia.

Di Foggia, kombinasi pemain-pemain Zeman yang tidak punya nama, namun berkomitmen tinggi dan bertalenta, mengejutkan jagat sepakbola Italia. Hanya dalam kurun tiga tahun, mereka berhasil memanjat naik ke Serie A dari Serie C dan mempertahankan formasi penyerangan yang tak jauh berbeda selama tiga musim tersebut.

Zeman pada musim 1993, ketika masih menjadi pelatih Foggia. Dia melatih kembali tim itu untuk ketiga kalinya pada musim 2010/2011. Sumber gambar: PA Images

Dari Foggia muncul bintang-bintang baru Italia seperti Giuseppe Signori (menghasilkan 295 gol untuk beberapa klub dan timnas Italia) serta beberapa pemain asing yang sukses seperti duo Rusia: Igor Shalimov dan Igor Kolivanov.

Serie A musim 1991-92, di bawah arahan Zeman, Foggia terus menerapkan gaya sepakbola ultraofensif. Timnya menghasilkan 58 gol sepanjang musim itu, kedua yang terbaik di liga setelah AC Milan asuhan Fabio Capello. Namun, taktik menyerang ini menjadi pedang bermata dua: Foggia memiliki pertahanan terburuk ketiga di Serie A kala itu.

Iklan

Setelah itu musim itu, Zeman ditunjuk sebagai pelatih Lazio. Tak butuh waktu lama, dia membawa Biancocelesti (julukan Lazio) bertengger di posisi kedua dan ketiga di dua musim pertamanya. Di Lazio, Zeman berjasa meluncurkan karir Alessandro Nesta, salah satu bek terbaik Italia sepanjang era modern.

Memasuki musim 1997, Zeman pindah ke klub lainnya di kota Roma, melatih AS Roma hingga 1999. Saat itu adalah puncak dari karir Francesco Totti, pentolan Roma. Di bawah sistem 4-3-3 a la Zeman, kejeniusan Totti terlihat jelas. Roma bertengger di posisi empat dan lima dalam dua musim, memainkan sepakbola yang indah.

Filosofi Zeman adalah menyerang dari segala lini, baik di dalam maupun luar lapangan. Juli 1998, setelah Roma duduk di posisi keempat liga, Zeman secara terang-terangan menuduh adanya penggunaan doping di Serie A, sembari menyebut nama beberapa pemain Juventus seperti Alessandro Del Piero, Gianluca Vialli, dan Ciro Ferrara yang kemungkinan besar menenggak obat khusus. Dia menuduh Federasi Sepakbola Nasional Italia (FIGC) kurang menaruh perhatian dan mengabaikan isu doping pemain.

Juventus membantah tuduhan itu, serta hendak memperkarakan Zeman. Faktanya, setelah beberapa kali sidang di pengadilan, dokter olahraga Juventus Riccardo Agricola dijatuhi hukuman 22 bulan di penjara (sebelum akhirnya dibebaskan dalam sidang naik banding) karena resmi ditanyakan bersalah atas tuduhan doping. Adapun Direktur Teknik Juventus, Antonio Giraudo, berhasil lolos dari hukuman.

Iklan

Dengan usianya kini yang sudah 70 tahun, Zeman tetap menjadi pelatih pemberontak. PA Images.

Setelah insiden doping, Zeman dianggap sebagai tukang onar di jagat calcio. Klub-klub Italia enggan memperkerjakan pelatih yang kontroversial sepertinya. Awal abad 21, dia pindah ke Turki melatih Fenerbahce. Zeman tidak sukses di Istambul.

Zeman punya agenda "pemberontakan" lain terhadap elit sepakbola Italia. Zeman selama nyaris satu dekde belakangan hanya mau menangani berbagai klub divisi bawah. Barulah Juni 2012, dia bersedia kembali menjadi pelatih AS Roma di Serie A.

Hanya dua bulan sebelumnya, April tahun yang sama, Pengadilan Tinggi CONI (Komite Olimpiade Nasional Italia, bertanggung jawab atas aktivitas semua cabang olahraga di Italia) mengkonfirmasi larangan beraktivitas seumur hidup kepada Antonio Giraudo dan Luciano Moggi, dua petinggi Juventus. Dua orang yang sejak lama dituduh Zeman mengendalikan Seri A dengan cara-cara kotor. Keduanya bertahun-tahun mendatangi berbagai sesi pengadilan atas tuduhan skandal pengaturan pertandingan—skandal besar yang dijuluki calciopoli. Pada 2015, Giraudo dan Moggi tidak dipenjara, tapi dinyatakan tetap bersalah atas kasus yang mencoreng citra Seri A selama-lamanya itu.

Zeman mungkin saja gembira karena tuduhannya dulu ternyata terbukti. Mungkin juga dia tidak peduli. Zeman hanya ingin memainkan sepakbola menyerang bersama anak asuhnya, di manapun dia berada.

Menjelang ulang tahunnya yang ke-70, Zdeněk Zeman masih berpegang teguh dengan prinsip sepakbolanya. Dia terus melawan tradisi catenaccio Italia. Kini, dia kembali ke serie A untuk melakoni pekerjaan yang sangat sulit: menyelamatkan Pescara dari zona degradasi musim ini.