Jepang

Dibanding Covid, Warga Jepang Sedang Takut pada Satu Ular Sanca Lepas dari Kandang

Berita kaburnya sanca kembang tiga meter di Yokohama itu disambut keresahan warganet. Ini kejadian langka di Jepang. Meski tidak berbisa, ular sanca dapat meremas manusia hingga mati.
Ular piton
Hanya foto ilustrasi. Foto: Andrew Lichtenstein/ Corbis via Getty Images

Ular sanca kembang peliharaan sepanjang tiga meter kabur dari rumah lelaki Jepang pada Kamis, menimbulkan kekhawatiran di negara terpadat kedua negara itu. Upaya pencarian telah dilakukan di sekitar tempat tinggal pemilik.

Pemilik tinggal di apartemen lantai dua, dan mengurung hewan peliharaan seberat 12 kg di dalam sangkar. Menurut laporan kepolisian prefektur Kanagawa, Yokohama, lelaki itu menemukan sangkarnya sudah kosong dengan pintu terbuka ketika pulang ke rumah pada Kamis sore.

Iklan

“Jendela rumah agak terbuka, jadi sepertinya kabur dari sana,” katanya, dilansir Mainichi Shimbun.

Ular sanca tidak berbisa, tapi merupakan predator yang memburu mamalia. Piton biasanya menunggu mangsa hingga mendekati jangkauan mereka, baru setelah itu melilitnya sampai mati dalam hitungan menit.

Otoritas setempat telah mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati daerah berumput. Pusat riset dan pameran ular Jepang juga sudah memperingatkan warga untuk tidak membawa hewan peliharaan mereka ke luar rumah.

“Saya takut banget. Anak kecil bisa ditelan. Saya tidak bisa mengajak anak jalan-jalan ke taman,” keluh seorang pengguna Twitter.

“Piton 200 kali lipat lebih menakutkan daripada virus corona,” bunyi twit pengguna lain.

Sanca kembang adalah ular terpanjang di dunia. Makhluk yang banyak ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara ini dapat hidup hingga 40 tahun.

Walaupun secara alami tidak memburu manusia, ada beberapa kasus manusia dimangsa ular piton. Pada 2017, petani Sulawesi Akbar Salubiro ditemukan tak bernyawa dalam perut ular piton sepanjang tujuh meter. Lelaki 25 tahun tersebut dikabarkan hilang selama beberapa hari sampai akhirnya polisi menemukan piton di selokan dekat perkebunan Akbar. Mereka menemukan tubuh Akbar ketika perutnya dibelah.

Kurang dari setahun kemudian, perempuan 54 tahun Wa Tiba dimakan ular sanca ketika sedang berkebun. Sandal dan parangnya tergeletak di dekat ular yang tubuhnya membengkak.

Lelaki Yokohama tersebut telah memperoleh izin khusus memelihara ular dari pemerintah kota pada 2017. NHK melansir informasi, bila apartemennya berada di dekat daerah pemukiman sekitar 1,9 kilometer dari stasiun kereta. Ada sekolah dasar tak jauh darinya.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.