Catatan RedaksiVICE Indonesia mencoba mengusung konsep kaleidoskop berbeda. Alih-alih anggota redaksi saja yang menentukan mana saja album menarik selama 12 bulan terakhir, dari dalam maupun luar negeri, bukankah lebih baik meminta pendapat musisi serta pengamat musik terpercaya, yang memang menggeluti genre tertentu sampai bertungkus lumus?
Maka berikut hasilnya. Sepilihan album-album yang menandai momen artistik terbaik 2017 dari berbagai genre dihadirkan oleh sahabat-sahabat VICE kepada pembaca sekalian. Tahun ini mungkin tak terlalu menyenangkan, banyak kejadian politik memecah belah, namun kepada musik kita masih bisa percaya akan ada harapan.
Iklan
ALBUM POP/ROCK TERBAIK
Kehidupan remaja usia belasan tahun memiliki soundtrack terbaru yang bermutu dengan dirilisnya album Kereta Kencan dari HIVI!. Kereta Kencan berisi ajakan menebar energi positif, cerita hangat persahabatan dan tentunya proses saling jatuh hati yang kesemuanya dibalut dengan musik rancak hasil tangan dingin trio Laleilmanino yang menjadi produser album. Karena saya bisa menikmati album ini walau bukan lagi di usia remaja, bisa jadi album Kereta Kencan merupakan guilty pleasure saya di 2017.
Sentimental Moods — Semburat
Danilla — Lintasan Waktu
MALIQ & D'Essentials – Senandung Senandika
Iklan
Barefood — Milkbox
ALBUM HIP-HOP TERBAIK
*LAZE
BAP — Belladona EP (Jakarta)
Airliftz - Bagel (Kuala Lumpur)
A. Nayaka - Colorblindflo
Jutassicpark — Satir
Sonjah — Sonjah
Roc Marciano — Rosebudd's Revenge
Your Old Droog — Packs
Rand Slam — Rimajinasi
Iklan
Various Artist - Pretext For Bumrush
Hip Hop Compilation Album terbaik hip hop lokal pilihan saya terakhir sekaligus menutup tulisan ini tanpa ragu jatuh pada Pretext For Bumrush, yang dirilis 4 Desember 2017 lalu oleh Grimloc Records dan Def Bloc, hasil kerjasama individu-individu, jejaring dan unit hip hop berbagai kota. Berisi 29 Track baru dalam dobel cakram padat, beserta booklet 100 halaman, kompilasi ini merupakan keroyokan yang ambisius. Jika 2017 adalah puncaknya, maka dekade sebelumnya telah menjadi catatan panjang perhelatan para rapper, DJ, juga beatmaker menguji daya dan upaya dalam sepak terjang musik jenis ini, dan tak ketinggalan sampai dua dekade berikutnya, saya yakin album ini akan menjadi yang terbaik mengingat beragam pengisi di dalamnya merupakan hasil saringan panjang sekian tahun, pula komunikasi intens lewat pancang kolektif, untuk merumuskan, merancang, dan menginisiasi sebuah kompilasi dengan tema dasar one shoot, yakni lagu apa yang akan dipersembahkan para kontingen di sana, jika ini merupakan album terakhir. Sebab, setelah ini tak akan ada revisi, tak ada evaluasi, Bumrush, sebuah serangan total, yang diperban oleh kata Dalih. Suatu hari Jalaluddin Rumi pernah mengatakan bahwa, semua kata-kata hanyalah dalih. Pretext mengambil tempatnya di situ, mengusung sejenis imajinasi final, tentang hidup, bagaimana menyanyikannya hanya dengan satu tembang. Begitulah para pemain di dalam album ini ditantang. Hampir setahun lebih pergumulan, dikusi, perbincangan, interaksi, sharing skill, tambal sulam beat, adu pendapat, juga proses rekam yang panjang, Desember pantas merayakan dilepasnya album ini ke khalayak. Dicetak seribu keping, dalam 3 hari saja, sudah habis hampir 600 CD, selain hal tersebut merupakan kesombongan, agaknya begitulah album ini menyerang para pendengar. Tak ada track yang sama di album ini, tiap lagu punya keberingasannya sendiri. Joe Million berakrobatik dalam 48 bar lebih, Altarlogika menghujam dengan cadence tak terprediksi dari karyanya sebelumnya, Pangalo! hadir memutilasi beat funk dengan kecepatan tak lazim, Alfabeta kian dewasa dengan multisilabel-nya, tak ketinggalan Krowbar, Cielduke, hingga Jere bersikeras dengan tema-tema luar biasa, Anonymous Alliance meracau kesolehannya ke titik fatal meminjam peristiwa Rohingya. Dangerdope, Densky, Maverick, juga Kausarima bersahut-sahutan dalam instrumentasi tak waras. Boombap di sana sini, Insthinc membantai album dengan skema rima panjangnya, menemani Catapults, JuTa, dan Superflava menghunus kekejaman di setiap lembaran liriknya. Tema politikal masih bergayungsambut di kerongkongan Maderodog, Infrastruktur Katastropi, dan Rappinflat. Para veteran seperti Blakumuh, Bars of Death, juga Eyefeelsix tak mau kalah meledakkan ketenangan album. Atmosfer dihantam rima-rima berbisa dari Rand Slam, Dzulfahmi, DPMB, juga para pendatang baru seperi Leevil, Don Wilco, dan MOTB tak mau kalah menghujam angkasa di bentangan beat dan lariknya. Album ini nyaris sempurna, dengan sampul penuh intrik bergambar trolley berisi sampler, senjata, hingga buku, seolah menggambarkan apa yang Joe Million katakan di lagunya Ultimatum, yakni Sebarkan murah vinyl sebelum kasirmu kuhabisi. Begitulah album ini menyerang 2017 tanpa ampun.
Iklan
ALBUM PUNK / HARDCORE/ EKSPERIMENTAL TERBAIK
Turia — Dede Kondre
Anatomia — Cranial Obsession
Bell Witch — Mirror Reaper
Blut Aus Nord — Deus Solutis Maæ
Terapi Urine — Petenteng
Iklan
*FARID AMRIANSYAH A.K.A RIAN PELOR
LIMP WRIST — Facades
jelas album ini sangat saya antisipasi di tahun 2017, terutama karena Limp Wrist
adalah band favorit saya – tanpa mengatakan bahwa saya juga fans Martin
Sorrondeguy. Pernyataan tegas akan orientasi seksual Limp Wrist ditampilkan
dengan tegas dan cantik dengan foto grup yang jadi sampul albumnya. Album
yang eksplosif, kombinasi maut delapan nomer hardcore punk intensitas tinggi,
dan ditutup dengan kejutan tiga nomer elektronik/industrial, party on boys!
AT THE DRIVE-IN — in •ter a•li•a
dengan apa yang dilakukan oleh At Drive-In dengan album barunya yang dirilis
17 tahun sejak mereka merilis album monumental ‘Relationship of Command’.
Bagi saya ‘in•ter a•li•a’ adalah romantisme dan nostalgia yang seolah
meneruskan apa yang tertinggal sebelumnya dengan eksekusi yang cukup segar
dan matang. Walau daya letupnya tak sampai seperti ‘Relationship of Command’ yang muncul pada momen yang tepat, ‘in•ter a•li•a’ tidak membuat saya terasing. Rasanya seperti kembali bersua dengan sahabat yang lama hilang.
INTEGRITY — Howling, for the Nightmare Shall Consume
maka salah satunya adalah Integrity. Dan mereka menunjukkan kelasnya dengan
peleburan thrash metal, black metal dan hardcore dalam gelap nuansa
apokaliptik yang brilian dan brutal di albumnya yang ke-12 ini, ‘Howling, for the
Nightmare Shall Consume’. Bagi saya jelas ini adalah persembahan terbaik dari Integrity, tetap dalam semangat dan aura kelam yang melibas batasan genre.
MIDNIGHT — Sweet Death And Ecstasy
kembali menunjukkan kejahatannya dengan album ‘Sweet Death And Ecstasy’.
Album yang cukup fokus daripada rilisan-rilisan sebelumnya dari revivalis
NWOBHM yang seperti anak haram dari Venom, suguhan musikal yang mungkin
bisa dirumuskan dengan frasa blackened thrashin’ sleazy punkish rock’n’roll.
Midnight is here to make you headbangin’ with the devil! *horn sign
WOLFBRIGADE — Run with the Hunted
Iklan
ALBUM METAL TERBAIK
Pure Wrath — Ascetic Eventide
HURT ‘EM — Condolence
HURT’EM seperti sekumpulan anak muda yang simpel dan efisien. Tidak mau bertele-tele dan tidak rela buang-buang waktu. Terbukti, musiknya langsung digeber kencang sejak detik pertama. Ngebut. Semua judul lagu-lagunya pun cukup singkat, hanya perlu satu kata saja. Referensi musikal paling populer sepertinya bakal merujuk pada Nasum, Nails, Trap Them, Converge, hingga Crass. Juga terlintas warisan (old) Napalm Death dan Terrorizer. Ke-16 track album ini akan lebih terasa vibe-nya jika didengarkan sendirian di tengah taman yang gelap. Atau dalam sebuah perjalanan singkat dengan memakai earphone yang layak. Condolence ibarat album cadas yang memang diciptakan khusus bagi anda yang soliter, gelisah, dan lebih suka melibas kerumunan.
Iklan
Gaung — Opus Contra Naturam
Kelakar — The Colonel
Forgotten — Kaliyuga
Grace — No Heaven No Hell
Kelelawar Malam — Jalan Gelap
Children of Terror — Kaliyuga
Morganostic — Paradox
Take This Life — Numbers Part