Tas VR Mahal Banget, Dua Gamer Memutuskan Menggandul Laptopnya

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard

Pada dasarnya, sebagian besar game virtual reality membutuhkan pemainnya bergerak leluasa. Misalnya, ketika misimu dalam sebuah game VR adalah mengusir setan atau alien dari luar angkasa, kamu dipastikan butuh ruang bergerak yang leluasa. Ironis, hampir semua VR headset tak memungkinkan kita melakukan itu. Perkaranya sederhana saja: nyaris semua headset VR terhubung ke komputer lewat sebuah kabel USB panjang.

Rupanya, permasalahan ini dipikirkan matang-matang oleh Erika Ishii, pembawa acara dan produser tayangan berita tentang game Geek and Sundry, dan seorang desainer game Teagan Morrison. Keduanya akhirnya menemukan solusi. Memang opsi yang ditawarkan Ishii dan Morrison agak nyeleneh sih. Jadi, karena kita tak bisa bergerak leluasa lantaran headset VR kita terhubung dengan komputer, kenapa enggak kita bawa saja komputer kita kemana-mana, begitu pikir mereka.

Sudah barang tentu, komputer yang kita bukan desktop yang berat. Ishii dan Morrison menancapkan headset HTC Vive ke sebuah laptop alienware yang dilekatkan pada semacam backpack di pundak user. Nah dengan solusi ini kamu bisa main VR di mana saja—di kantor, rumah maupun di kebun sekalipun—tanpa harus khawatir panjang kabel USB-mu kurang memadai.

Ishii mengunggah sebuah video dirinya memainkan Space Pirate Trainer, sebuah game tembak-tembakan, menggunakan backpack VR ciptaan sendiri.

Sebenarnya, adapter wireless untuk Vive sudah beredar di pasaran. Selain itu, HTC juga mengumumkan akan menyiapkan solusi wireless mereka sendiri yang bakal mulai dijual tahun ini. Lebih dari itu, sebenarnya, backpack VR buatan MSI sudah bisa dibeli para gamer, tapi harganya mahal banget, lebih dari $2.000 dan kurang kelihatan cyberpunk daripada backpack buatan Ishii.

“Saya tahu kok kalau adaptor wireless buat Vive sebentar lagi dipasarkan tapi karena kami kadung tak sabar dan punya peralatan untuk membuat sendiri backpack VR di rumah,” ujar Ishii di Twitter. “Rasanya kayak main virtual reality game di level yang lebih tinggi.”