Suhu udara di kota Pushkar saat itu mencapai 33 derajat Celcius, tetapi lima laki-laki yang duduk di hadapanku berpakaian lengkap dengan tampang yang amat serius. Bagaimana tidak, mereka merupakan juri dalam kontes kecantikan unta terbesar di India.Sesuai acaranya, para kontestan unta menjadi yang paling menonjol di gurun. Mereka didandani dengan pernak-pernik warna-warni, seperti karpet berornamen, pom-pom bulu, kerang laut mengilap, perhiasan berkilauan, dan payung kecil. Penontonnya datang dari berbagai kalangan, mulai dari blogger gaya hidup, selebgram, pemuka agama sampai pedagang unta. Sedangkan jurinya sendiri duduk tenang sambil memasang ekspresi bosan, menunjukkan sudah terlalu sering menyaksikan pertunjukan seperti ini.
Iklan
Para juri tampak tidak terkesan sama sekali ketika unta pertama muncul. Mereka hanya mengunyah kukis dan menyeruput masala chai yang sudah disediakan. Ekspresi wajah mereka tetap saja datar.Pada akhirnya, unta paling elok yang akan dijual dengan harga tinggi. Apa yang mereka cari di kontes kecantikan unta? Kompetisinya begitu menegangkan, dan aku… sangat bingung dengan semua ini. Apa syarat yang perlu dipenuhi supaya unta-unta itu bisa mengikuti lomba? Bagaimana kriteria penilaiannya? Semua terasa tidak jelas, tetapi sepertinya bukan hanya penampilannya saja yang dipentingkan.Dandanan salah satu unta jelas-jelas hanya taktik pemasaran belaka. Hiasannya cuma bulu berukiran pesan iklan di tubuhnya. Ada juga yang sudah dilatih menari. Penonton bersorak sorai dan bertepuk tangan dengan riuh saat unta tersebut bergerak ke sana-kemari seraya menyunggingkan senyum. Dalam kontes kecantikan unta, kerapian gigi bukanlah faktor utama memenangkan lomba.
Ashok Tak, pemilik unta paling terkenal di India yang menghabiskan waktunya berkeliling ke segala penjuru negeri untuk mempromosikan seni dekorasi unta, mendapat giliran tampil. Untanya yang bernama Raja selalu memenangi kontes kecantikan selama 11 tahun terakhir.Setelah semua kontestan selesai berjalan di runway, Tak menyerahkan takhta Raja kepada juniornya. Badannya bergerak meliuk dan tangannya bergerak heboh di depan juri. Mereka tampak dongkol dengan pertunjukan tersebut, tapi tampaknya ini bukan pertama kalinya mereka berurusan dengan pemilik unta itu. Rasanya setiap industri punya keunikannya sendiri, kan?
Iklan
Hasilnya keluar 15 menit kemudian. Raja tidak menang kali ini. Unta pemula berhasil merebut payung mewah yang dijahit di pelananya. Tak segera muncul dengan pengeras suara. Dia duduk di atas Raja dan berbicara kepada para hadirin."Saya menyerahkan hadiahku supaya yang lain bisa mendapatkan kesempatan menang," katanya. "Tolong berikan aku kehormatan lain. Sebarkanlah informasi betapa pentingnya unta kepada masyarakat kita! Bantulah aku melestarikan tradisi dekorasi unta ini! Bagikan foto-fotonya ke Facebook!"Dia lalu menuruti semua permintaan selfie dari para turis yang memakai bindi, sementara juniornya sibuk menawarkan penonton untuk menunggangi sang juara baru. Tak ada yang bisa memastikan apakah Raja benar-benar akan menang untuk kedua belas kalinya, tapi kayaknya Raja sendiri enggak peduli dengan semua ini.
Lauren Razavi adalah penulis lepas dari Inggris. Follow dia di Twitter (@LaurenRazavi).Matt Allen adalah fotografer lepas di India. Follow dia di Instagram (@instamattical).Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.