FYI.

This story is over 5 years old.

penerapan teknologi

Lupakan Drone, Lebah dengan Ransel Sensor di Punggungnya Jauh Lebih Canggih

Lebah yang membawa ransel bersensor elektronik berpotensi memantau panen seperti drone pertanian.
lebah dengan perangkat elektronik di punggungnya
Dicuplik via YouTube

Bahkan drone paling mahal dan bertenaga kalah dengan si lebah. Lebah bisa terbang membawa berat hampir setara dengan berat badan mereka, dan terbang sejauh 19 kilometer dalam sekali waktu, sementara drone-drone jarak jauh terbaik yang ada di pasar hanya mampu terbang sejauh enam kilometer dari operatornya.

Agar dapat bersaing dengan drone-drone komersial untuk penerapan seperti pemantauan panen, sebuah tim mahasiswa dan fakultas riset di Universitas Washington memasang sensor pada lebah demi menerapkan teknologi 'internet pada semua yang hidup'.

Iklan

Ransel-ransel kecil lebah-lebah ini menonjolkan komunikasi backscatter, perangkat keras pemantau posisi diri, sensor, dan baterai yang tahan 7 jam dan dapat di-charge ulang dan mengirim sampel lokasi setiap empat detik, menurut laporan mereka yang akan disampaikan di MobiCom 2019. Ini semua dimampatkan ke dalam perangkat seberat 102 miligram yang muat di punggung lebah.

Ketika kembali ke sarang, mereka mengunggah data yang mereka telah kumpulkan dan mengisi ulang baterai mereka sebelum kembali keluar.

Para peneliti mengatakan mereka berharap kawanan lebah mereka suatu hari akan digunakan di bidang pertanian untuk mengumpulkan data kelembaban dan suhu di sebuah ladang agar para petani dapat memahami pola panen mereka lebih baik. Drone pertanian sudah menjadi pasar untuk pengumpulan data dan optimisasi ladang pertanian; menggunakan lebah alih-alih drone berpotensi mengecilkan skala data hingga menjadi lebih spesifik, menurut para peneliti.

Ada beberapa kekurangan ketika menggunakan lebah alih-alih drone untuk mengoleksi data, menurut para peneliti. Jika ada lebah yang mati saat sedang memantau (masa hidup lebah hanya sebulan), perangkat elektronik yang dipasang di tubuh mereka akan menjadi sampah, jadi orang yang mengontrol perangkat tersebut harus mengatur waktu penerbangan di sekitar waktu kematian mereka. Membuat dan memasang perangkat ke tubuh lebah harus dilakukan secara manual—bukan cara efisien untuk memantau keseluruhan sebuah ladang pertanian dengan belasan atau ratusan lebah.

Yang tidak tertera di laporan para peneliti adalah risiko mengenai menciptakan jaringan serangga berakal yang berpotensi mengakhiri kemanusiaan.