Ilustrasi oleh Ilham Kurniawan.
Pertama-tama, selamat ya to those who get all the "shit" together! Siapapun yang punya pekerjaan tetap, rumah, keluarga, anak-anak, asuransi kesehatan VIP, cicilan rumah, beasiswa lanjut sekolah, bisa liburan ke luar negeri, punya setidaknya 5000 followers di Instagram, berat badan sudah turun, sudah upload foto #SayaPancasila, apalagi sudah punya bahan obrolan soal update terkini Ahok dan Rizieq. Artikel ini bukan buat kalian. Seenggaknya kalian tidak perlu begitu khawatir selama menjalani libur Lebaran.Di Indonesia Idul Fitri atau Lebaran selalu identik dengan mudik dan silaturahmi, yakni kunjungan ke sanak saudara yang jauh dan dekat untuk saling memohon maaf. Tradisi macam ini tak selalu ada di setiap negara muslim, tapi kita di Indonesia wajib menjalaninya saban tahun. Jadi, tidak heran jika banyak anggota keluarga yang hanya bertemu setahun sekali atau bahkan bertahun-tahun lamanya tidak bertemu datang berkunjung dan hanya berakhir dengan tatapan beku dan basa-basi (busuk). Untung masih ada opor dan makanan kecil, serta semua becandaan klise soal Khong Guan isi Rengginang.Untuk perkara kasus-kasus basa-basi lebaran, saya sebagai perempuan sering merasa terpinggirkan. Bahkan saya merasa selalu terjebak prasangka standar ganda tentang apa yang masyarakat harapkan dari perempuan. Parahnya semua itu datang dari keluarga sendiri. Dalam imaji sebagian orang di masyarakat, tidak pas rasanya perempuan seumur saya tidak punya pasangan. Bahkan, kadang sehebat apapun prestasinya, sejauh apapun kesuksesannya, semantap apapun ibadahnya enggak akan terlihat sebagai "kesuksesab" kalau belum "sukses" punya pasangan. Gampangnya sih, mau elo bisa jadi hacker yang jago geser satelit, sukses membuktikan secara ilmiah kalau teori bumi datar benar, atau kerja di media paling keren sejagat raya (makasih ya VICE :P), semua tadi enggak akan ngaruh kalau kalian masih single di depan saudara jauh dan tetangga.Pertanyaan lebaran selalu sejalan dengan fase hidup kalian. Yang masih kuliah siap-siap ditanya "kapan lulus" padahal masuk kampus aja baru dua semester. Setelah lulus akan ditanya "kapan kerja?" Sekarang mungkin mereka yang datang ke rumah sedang mencari celah lain seperti, "pacarnya mana?". Di luar soal "pacarnya mana?" dan "kapan nikah", bersiaplah dengan segudang pertanyaan aneh, di luar nalar, spontan, dan edgy dari para saudara yang berkunjung ke rumah.
Maka, di hari nan fitri ini, saya mengumpulkan segudang pertanyaan teraneh yang pernah saya dapatkan saat kumpul keluarga Lebaran.Respons saya: Iya tante, syukur sudah masuk minggu ke-30. Doain ya.Respons saya: Ya ampun, muka sepupu yang satu ini aja saya lupa-lupa ingat, sekarang diminta sungkem. Njeh kanjeng Ratu.Respons saya: Iya, belum kerja ditanya "kapan kerja?", setelah kerja ditanya, "mana THR?", kapan siklus ini berhenti Ya Rabb?Respons saya (kali ini dalam hati): Sesungguhnya membandingkan gaji jurnalis dan insinyur perminyakan di perusahaan multinasional adalah hal teramat keji.Respons saya: Jangan tante, jangan! Takutnya malah temannya tante yang enggak sanggup menghadapi saya. Plis. Jangan.Respons saya: "Aku harus mencari satu Adit di antara ribuan Adit di kampus lama. Plis besok-besok kalau tanya yang spesifik ya."Respons saya dalam hati: Tante, sekarang ini ada teknologi kecantikan mahacanggih bernama contouring. Ya Tuhan, mau muji hidung mancung aja susah amat, malah dituduh operasi.Respons saya: "Ke Timur mencari kitab suci untuk menjawab semua pertanyaan Tante"
Iklan
Iklan