FYI.

This story is over 5 years old.

Filipina

Pernikahan Massal Polisi di Filipina Mengundang Banyak Pertanyaan Kritis

Siapa yang mengongkosi? Kenapa acara ini jadi kegiatan tahunan rutin? Perlukah ditiru negara lain? Pertanyaan terakhir sih jawabannya jelas: enggak!
Pernikahan massal polisi di Filipina mengundang pertanyaan kritis dari publik
Pernikahan massal polisi di Filipina. Arsip foto dari Philippine National Police

Kami sebenarnya belum tahu banyak detail acara ini. Setidaknya ini fakta yang sudah tersedia: pada 20 Februari 2019, Kepala Kepolisian Negara Filipina, Jenderal Oscar Albayalde dan istrinya, jadi sponsor pernikahan massal melibatkan 19 pasangan polisi. Tak tanggung-tanggung, pernikahan massal tersebut digelar di Camp Crame, markas besar kepolisian di Manila. Hebatnya lagi, pernikahan massal ini disebut akan jadi kegiatan rutin tahunan.

Iklan

Albayalde menjelaskan program nikah massal kepada personel kepolisian Filipina merupakan perwujudan nyata komitmen lembaganya menghasilkan korps polisi yang tidak sekadar kredibel, efektif dan efisien. "Tapi juga satuan penegak hukum yang bertanggung jawab, beriman kepada tuhan dan berasal dari keluarga yang penuh cinta."

Eh tapi pak, bagaimana caranya pernikahan massal ini menghasilkan penegak hukum yang kredibel dan efisien? Lagipula, kalau disponsori negara, berarti pernikahan ini diongkosi uang dari pajak penduduk Filipina dong?

Terus, klaim Pak Albayalde kalau pernikahan massal ini bikin anak buahnya lebih bertanggung jawab, jelas sulit diterima. Faktanya, polisi selama tiga tahun terakhir pion utama Perang Narkoba ala Presiden Roderigo Duterte yang merenggut banyak korban tak bersalah. Lebih dari 12 ribu orang, mayoritas dituduh pengedar narkoba, ditembak mati polisi dan milisi sipil tanpa peradilan layak. Enggak bisa dong dibilang polisi macam itu bertanggung jawab. Bingung deh.

Terlepas dari kaitannya dengan peta perpolitikan dan agama di Filipina, kami merasa tergelitik menyoroti nilai kepraktisan praktik nikah dan resepsi massal polisi ini. Kepala redaksi VICE penuh dengan pertanyaan-pertanyaan liar seperti: bagaimana proses seleksi pasangan mempelai bisa ikut resepsi massal ini?

1550829710781-AQ2R9980

19 pasangan dan 10 pagar ayu dalam resepsi di mabes kepolisian Filipina. Foto dari Philippine National Police

Terus, siapa yang jadi pagar ayunya? Jumlah mereka lebih sedikit dari para mempelainya, apa ini maksudnya mereka harus bagi-bagi pagar ayu?

Iklan

Kami dengar pesta resepsinya juga disponsori swasta. Ini juga mengundang pertanyaan lagi: jangan-jangan ada 19 kue pernikahan? Atau 19 kali dansa antar mempelai? Nah, pertanyaan yang paling penting, mungkin enggak redaksi VICE bisa diundang tahun depan? Kami pengin bikin liputan atau sekalian dokumenter pesta yang ironis ini euy.

Resepsi pernikahan 19 pasangan ini berlangsung ramai. Mengingat rendahnya kepercayaan masyarakat Filipina terhadap polisi, menyenangkan sekali melihat para pemimpinnya masih bisa menemukan cara untuk menghambur-hamburkan duit rakyat.

Yah, pokoknya selamat ya pada polisi-polisi Filipina yang baru menikah minggu lalu. Kami tidak ada masalah sama polisinya secara individu. Pertanyaan kritis di atas cuma bisa dijawab oleh petinggi kepolisian Filipina.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.