'Getaran' di Stadion Akibat Kehebohan Suporter Bola Cuma Omong Kosong

FYI.

This story is over 5 years old.

Sepakbola

'Getaran' di Stadion Akibat Kehebohan Suporter Bola Cuma Omong Kosong

Saya meneliti klaim-klaim media olahraga saat menulis terjadi 'gempa lokal' gara-gara suporter Barcelona heboh ketika timnya membalik kekalahan dari PSG.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Buat para penggemar sepakbola, pasti anda sudah tahu betapa senangnya penggemar Barcelona ketika Lionel Messi dan kawan-kawan menoreh sejarah setelah mengalahkan Paris Saint-Germain di Babak 16 Besar Liga Champion (Walaupun pakai sedikit kecurangan di sana-sini sih). Setelah dihajar 0-4 di leg pertama, Barcelona berhasil membalikkan keadaan dengan menang 6-1 di kandang sendiri. Saking gembiranya, reaksi para suporter di Stadion Nou Camp yang tengah menikmati euforia menghasilkan getaran yang tercatat seismometer.

Iklan

Kok saya bisa tahu? Soalnya nyaris semua media olahraga sedunia menyinggung isu terjadinya gempa lokal setelah pertandingan. "Perayaan kemenangan penggemar Barcelona di Nou Camp setelah kemenangan bersejarah atas PSG memicu GEMPA BUMI," seperti dikutip dari the Sun. Itu baru satu contoh. Judul artikel Mirror bertuliskan, "Perayaan kemenangan Barcelona menyebabkan GEMPA BUMI berkat kemenangan drastis di Liga Champion melawan PSG," lengkap mengikuti aturan panduan gaya penulisan yang mengharuskan kata "gempa bumi" ditulis dalam huruf kapital.

Ini bukan pertama kalinya perayaan penggemar olahraga dituduh menimbulkan gempa bumi. Sorakan penggemar tim american football Seattle Seahawks dikabarkan menimbulkan gempa beberapa kali. Tahun lalu, penggemar Leicester City menimbulkan gempa bumi setelah tim mereka mengalahkan Norwich sebelum akhirnya secara ajaib memenangkan gelar Liga Premier Inggris.

Jujur, saya bukan ahli gempa bumi, tapi saya pernah melihat foto-foto akibat gempa. Buat saya sih, apapun yang dilakukan para penggemar sepakbola kegirangan di stadion lakukan gak ada mirip-miripnya dengan gempa bumi sungguhan yang bisa membelah jalanan.

Tapi untuk mendapat kepastian, saya berkomunikasi dengan Jordi Diaz, ahli penelitian senior di ICTJA, institusi penelitian yang menyatakan kemeriahan supporter Barcelona menyebabkan "gempa bumi" minggu lalu. Sebetulnya bener gak sih ini?

Intinya—dan ini menurut saya, bukan Diaz—berita-berita ini hanyalah omong kosong. Mungkin yang dimaksud adalah semacam hiperbola, "wah kalau ada seismometer di dekat stadion, mungkin akan terdaftar sebagai 'gempa bumi.'"

Iklan

Agar bisa mendeteksi pergerakan penonton dalam jumlah besar—dan menurut Diaz ini "hal yang umum"—seismometer harus diletakkan beberapa ratus meter dari penonton, atau dari titik terjauh dimana sorakan masih terdengar. "Apa yang kami rekam itu getaran tanah," tulis Diaz via email, "yaitu getaran yang dihasilkan sumber tertentu dan menjalar lewat tanah. Kalau di kasus-kasus biasa, getaran ini dihasilkan oleh gempa bumi alami. Dalam kasus 'gempa kaki,' getaran ini dihasilkan oleh banyak orang meloncat bersamaan. Jadi sebetulnya ledakan kecil atau cuman palu yang menghantam tanah bisa menghasilkan getaran juga."

Lah? Berarti 'gempa' ini gak ada bedanya dengan menghantamkan palu ke tanah?

Kurang lebih! Diaz mengatakan bahwa hal-hal ini bisa disebut "gempa bumi" dalam artian "metafora," biarpun loncatan penonton dan gempa bumi sungguhan sama-sama disebabkan oleh gelombang seismik yang sama.

Untuk bisa mendapatkan getaran sekuat gempa bumi, selain faktor jumlah massa, ada faktor-faktor lain seperti: keadaan geologis area tersebut, sumber getaran lain (lalu lintas, rel kereta api, angin), dan yang terpenting, jarak antara stadion dengan seismometer. Penggemar Leicester City bisa merekam "gempa bumi" biarpun kapasitas stadium yang kecil—hanya 33.000 orang—karena sebuah sekolah dasar berjarak 500 meter dari stadion memasang seismometer.

Penggemar Seattle Seahawks sempat dianggap menimbulkan "gempa" karena adanya stasiun Pacific Northwest Seismic Network (PNSN)yang jaraknya satu blok dari stadion. (Kemungkinan besar 'gempa' ini akan makin sering terjadi karena PNSN memasang beberapa seismometer di lokasi strategis di dalam stadion Seahawks.)

Iklan

Tentunya kebanyakan gempa berdampak lebih luas dibanding sekedar beberapa ratus meter saja. Sebagai ilustrasi, gempa bumi sungguhan getarannya jauh lebih kuat dibanding 'gempa penggemar', Diaz mencuit perbandingan antara gempa Barcelona dan sebuah gempa bumi berskala 4.2 yang terjadi di Navarra, 350 kilometer dari situ, direkam dari lokasi yang persis sama. Jangan lupa bahwa gempa Barcelona, dilambangkan dengan warna merah, jaraknya 700 kali lebih dekat ke seismometer dibanding gempa bumi di Navarra.

"Seperti yang anda bisa lihat bahkan gempa bumi yang kecil dan terjadi jauh di sana menghasilkan gelombang yang jauh lebih besar dibanding 100.000 orang meloncat bersamaan di samping seismometer," tulis Diaz. Peristiwa gempa besar biasanya menghasilkan angka 6 atau lebih di skala Richter (ini logaritma, artinya setiap ada kenaikan satu angka, berarti amplitudonya meningkat 10 kali lipat, atau 31 kali level energi). Diaz memperkirakan 'gempa penggemar' Barcelona berada di antara 0,5 hingga 1 skala Richter.

Kesimpulan ini jangan ditafsirkan 'gempa dipicu sorakan penggemar' tidak keren loh ya. Mereka bisa berfungsi sebagai alat edukasi yang baik untuk anak-anak. Fakta bahwa anak-anak SD di Leicester ingin merekam getaran Bumi yang dihasilkan tim olahraga setempat itu tentu bagus.

Apabila Diaz bisa menarik perhatian anak-anak untuk belajar sains dengan mengatakan bahwa penggemar Barcelona menghasilkan gempa bumi, ini adalah hal yang positif bagi sains, olahraga dan kita semua. Sama juga dengan PNSN yang kini bisa mempelajari gempa bumi di lingkungan yang secara relatif stabil, kemewahan yang tidak mungkin didapat oleh peneliti seismologi. Semoga ini bisa menyiapkan kita untuk gempa bumi besar yang akan datang.

"Gempa lokal akibat sorakan 'penggemar' memang seru untuk diukur dan berguna untuk mendapatkan perhatian masyarakat," kata Diaz. "Meneliti getaran di stadion, di sisi lain, juga menjelaskan betapa jauh lebih kuatnya gempa bumi sungguhan."