FYI.

This story is over 5 years old.

Remaja

Alasan Ilmiah Remaja Selalu Ingin Dianggap Keren di Lingkaran Pergaulan

Orang tua dari generasi manapun selalu menanyakan hal ini: "Anak gue kenapa begini amat ya?" Jawabannya rupanya terkait cara kerja otak remaja.
Foto oleh Alexy Kusma via Stocksy

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly.

Pengalaman sosial para remaja cenderung lebih rumit dibandingkan orang dewasa yang telah berkembang seluruhnya. Pandangan tersebut didukung oleh penelitian ilmiah dan observasi santai menyoal insyarat-isyarat dalam pergaulan, seperti potongan rambut saya yang juelek banget tahun 2007. Di samping itu, remaja juga berusaha sangat keras untuk dapat diterima oleh pergaulannya, memerangi tekanan sejawat, keresahan sosial dan perasaan umum seperti dipermalukan terus-menerus dalam upaya mereka bergaul. Penyebab utama hal tersebut adalah otak remaja—terutama struktur yang mengatur "otak sosial"—terlihat berbeda dari otak orang dewasa. Sebagaimana yang dikatakan guru Penjaskes kelas 6 manapun, saat remaja kita akan mengalami perubahan fisik; meski begitu, perubahan ini sebetulnya tak sekadar bulu jembut yang tumbuh, atau tulang panggul yang mendadak berbentuk. Masa remaja sebetulnya juga mengubah struktur otak. Sampai kira-kira 15 tahun lalu, ada kesepatakan umum dalam bidang neurosains bahwa sebagian besar perkembangan otak kita terjadi pada beberapa tahun pertama hidup kita. Namun akhir-akhir ini, penelitian magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan hal tersebut tidak tepat. Pada korteks prefrontal—area otak yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengambilan keputusan, ekspresi kepribadian, dan pengaturan perilaku sosial— grey matter atau otak kecerdasan menurun. Penyebabnya adalah proses yang disebut "pemangkasan sinaptik." Sementara itu, jalur-jalur syaraf terdorong oleh lapisan lemak dalam proses yang disebut "myelination." Dengan kata lain, jalur-jalur otak yang jarang digunakan akan menghilang, dan sambungan yang lebih berguna mengalami percepatan dalam persiapan menuju pendewasaan. Ini adalah pembangunan ulang yang masif, yang menjelaskan bagaimana persepsi sosial dan kecenderungan perilaku seperti berubah begitu cepat selama periode remaja.
Pendewasaan dari korteks prefrontal mengizinkan remaja berpikir lebih abstrak di luar diri mereka sendiri, dan memandang diri dengan cara mereka dipandang orang lain. Isabelle Rosso dari Harvard Medical School mengamati kemampuan yang baru ditemukan ini berarti empati yang meningkat dan juga pengendalian diri, namun hal ini juga "mungkin membuatmu menjadi lebih was-was secara sosial, dan lebih sering khawatir soal apa yang dipikirkan orang lain tentangmu. Boleh jadi hal ini membuat beberapa remaja lebih rentan."

Pada umumnya, otak remaja terobsesi dengan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka.

Sejumlah penelitian menemukan bahwa remaja sebetulnya menggunakan area otak sosial berbeda dari orang dewasa ketika berhadapan dengan stimulan emosional mendasar. Remaja lebih mengandalkan korteks prefrontal medial, bagian otak yang memproses keadaan mental orang lain dan juga mimikri (penyebab mereka suka meniru). Pada umumnya, otak remaja terobsesi dengan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Ada beberapa teori seputar perbedaan ini: bisa jadi penyebabnya adalah otak remaja dirancang untuk menghimpun pengalaman baru dan mengembangkan keterampilan sosial. Teori alternatifnya adalah, fungsi-fungsi otak yang mereka gunakan membutuhkan oksigen lebih sedikit, dan cara "mengada" seperti ini merupakan rute syaraf yang lebih efektif dan tidak terlalu menuntut. Di sisi lain, identitas dan kepribadian remaja juga berubah secara signifikan. Tim Smith, kepala psikologis remaja di Sydney's Psychology and Counseling Group, berkata hal tersebut menyebabkan masalah sosial bagi remaja yang memprioritaskan diterima dalam pergaulan.
"Masa remaja adalah masa yang amat menantang dalam hal ini," ujarnya. "Anak muda sedang mengembangkan identitas diri yang lebih ajeg dan mereka sedang belajar menerima orang lain." Namun Smith juga mencatat bahwa perubahan syaraf hanyalah satu bagian dari perubahan yang lebih besar. "Perubahan yang kompleks dan mengagumkan mulai muncul dalam otak remaja yang mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku, menyebabkan tantangan psikologis bagi anak muda," namun pertimbangan biologis ini juga "diuji dengan kondisi sosial yang menantang."

Artinya, tekanan dan tuntutan yang dialami remaja terus meningkat, dan begitu pula dengan kesadaran seksual mereka, yang mempengaruhi kebutuhan remaja untuk diterima di pergaulan. Ya, mungkin dengan potongan rambut ajaib dan perilaku aneh-aneh lainnya.