Suasana sekolah calon pegulat profesional di New York, Amerika Serikat
Suasana di sekolah calon pegulat pro. Semua foto oleh José Alvarado Jr.

FYI.

This story is over 5 years old.

Gulat Profesional

Foto-Foto Sekolah Calon Pegulat Pro, Banting Tulang dan Bermimpi Bisa Tembus WWE

Seri foto terbaru José Alvarado Jr. mengabadikan keseharian para pegulat muda dari sekolah gulat independen yang punya pentas rutin di kawasan Queens, New York.

Apa sih hebatnya gulat pro? Olahraga ini—atau tontonan lebih tepatnya—sebetulnya cuma gabungan kemampuan atletis yang luar biasa dan akting yang semenjana demi menghibur penonton. Jika itu asumsi kalian, keliru sih. Gulat profesional tuh lebih ribet. Wrestling bukan cuma aksi gulat jotos-jotosan sampai berdarah-darah, karena memang rasa sakit ditunjukkan di ring itu tipu-tipu belaka. Begitu juga dengan kekerasan di dalamnya. Siapa pun—orang dewasa atau bahkan anak-anak kecil—tahu kok semua itu cuma rekaan belaka.

Iklan

Menonton wrestling setara dengan nonton film di bioskop. Kita tahu yang kita tonton tuh cuma akting yang kadang dicampur special effect. Bedanya, dalam wrestling dramanya terjadi di depan mata (dan tanpa special effect). Tiap tendangan, jotosan, jatuhan, rasa sakit bohongan bahkan konflik berjalan mengikuti skenario yang sudah ditulis terlebih dahulu.

Jika buat penonto, wrestling menyediakan eskapisme, maka bagi para pegulat gulat pro adalah sebuah proses untuk menikmati hidup. Ambil contoh Matthew Travis, pegulat yang giat berlatih di The House of Glory, sekolah wrestling di Queens yang punya pertunjukan reguler. Pada pukul 9 pagi di hari ketika dia terakhir bertanding, Matt duduk di apartemennya yang sempit. Sang Ibu—yang tinggal bersamanya—mengepang rambut Travis yang jatuh sampai ke pinggang.

1546549240545-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_017

Matthew Travis di rumahnya, kawasan Bronx, New York, sembari rambutnya dikepang ibu sebelum bertanding.

"Gulat pro adalah jalan hidupku,” kata Travis (24) kepada VICE. "Tiap kali aku pulang dan mendengar berita seseorang tewas karena ditembak di New York… aku kerap berpikir, jangan-jangan berikutnya giliranku? Lewat gulat pro aku punya kesempatan menghindari nasib jelek itu."

Di sisi lain Kota New York, 12 jam kemudian, Travis naik ring. Dia meloncat melewati tali pembatasnya selagi 2.000 penonton menarik nafas dalam-dalam. Hari itu, Travis mengenakan celana pendek berbahan spandex dan sepatu bot setinggi paha. Kepangan rambutnya kadung kuyup oleh keringat. Matt berusaha menunjukkan tajinya pada sang lawan. Di sekitar ring, penonton riuh melolong—mereka tahu sedang menanti aksi seorang bintang pro wrestling.

Iklan

House of Glory adalah satu dari sekian perusahaan wrestling “indie” di kawasan New York. Sasana-sasana independen ini umumnya beroperasi dengan anggaran cekak, serta mengelola sirkuit wrestling yang memadukan petarung debutan dan pegulat yang sudah punya nama. Hal yang sedikit beda dengan sirkuit gulat kecil lainnya, House of Glory juga mendirikan sebuah “sekolah” yang diperuntukkan bagi anak muda yang berniat mempelajari seni gulat pro.

Sekolah House of Glory memberi kesempatan Matt dan remaja seusianya menjalani kehidupan ganda: pegulat-pegulat muda ini sekolah biasa pada pagi hari, lalu sore harinya dari seluruh penjuru kota dan bersesakkan dalam satu ruang gym, belajar menguasai trik-trik gulat yang memadukan gerakan olahraga murni dan tontonan.

1546549131499-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_044

Matthew Travis dan siswa House of Glory lainnya nongkrong di Gym lebih lama bersama Amazing Red untuk berlatih dan nonton pertandingan wrestling lawas.

Sekolah House of Glory didirikan dua mantan pegulat profesional, Jonathan "Amazing Red" Figueroa dan Brian XL. Keduanya sama-sama tumbuh dewasa di Brooklyn dan pernah bergulat di ruangan gereja yang kosong. Karier gulat Brian mentok sebelum berkembang sedangkan Figueroa pernah mengecap berlaga selama bertahun-tahun di TNA Impact, yang selama sekian dekade menjadi jaringan paling wrestling paling banyak ditonton setelah WWE.

Setelah cedera kaki memaksanya pergi meninggalkan ring wrestling, Figueroa kembali bertemu Brian, yang sudah sekian lama memendam hasrat membuka jalan bagi calon-calon pegulat muda di Brooklyn.

Sekolah yang mereka dirikan—kini genap berusia sepuluh tahun—jadi tumpuan remaja penggila wrestling. Bangunannya berada di blok sepi kawasan Ridgewood, Queens. Bau karet dan keringat kerap menguar dari bangunan sekolah gulat indie itu.

Iklan

Begitu dianggap cukup mampu beraksi di atas ring, seorang siswa diizinkan terjun dalam kompetisi yang digelar House of Glory. Mereka juga boleh beraksi bersama pegulat lainnya yang umumnya sudah lebih berpengalaman. Bagi siswa yang cukup moncer di ring, momen-momen mereka berlaga di ring dapat jadi portofolio mengembangkan karir.

Selama kurang lebih delapan menit, mereka bisa memilih satu dari opsi ini: menjadi diri sendiri atau sekalian menjelma menjadi orang lain sama sekali. Setelah satu laga rampung, siswa-siswa ini akan memberi tanda tangan pada penggemarnya, menjual merchandisem atau merekam video aksi “bengis” mereka yang akan ditonton ratusan follower.

1546549331621-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_004

Jonathan "Amazing Red" Figueroa, seorang mantan pegulat profesional dan salah satu pendiri House of Glory Wrestling School. Usai latihan, Figueroa mengajak siswa-siswanya menonton rekaman wrestling lawas dari New Japan Pro-Wrestling, sebuah sirkuit wrestling di Jepang.

Semua siswa sangat berpeluang tampil di ring. Janji itu yang membuat para murid terus kembali ke sekolah gulat pro indie ini, walaupun lama-lama tiap siswa butuh pekerjaan betulan seiring mereka dewasa. Satu pegulat, Evander James yang baru menginjak usia awal 20-an, juga tinggal bersama ibunya di Bronx. Tiap ada pertandingan di House of Glory, dia bangun subuh, cuti sakit dari pekerjaannya di sebuah SMP, mengisi empat toples berisi nasi dan kacang, dan menghabiskan hari latihan di gym lokal.

Manuel, murid yang bergulat dengan julukan 'Mantequilla' (bahasa Spanyol dari ‘stik mentega’), adalah sosok yang berprestasi di House of Glory. Selagi bergulat, dia mengenakan jubah dan topeng luchador dan melakukan salto dari tali pembatas, sembari penggemarnya melempar pita untuk menyambutnya. Dia mencapai sukses dalam sirkuit independen. Tapi Manuel sudah berumur 25 dan mulai merasakan efek penuaan. Kini dia tinggal di Astoria dan bekerja di sebuah sekolah. Dia sering pergi ke luar kota pada akhir pekan demi pertunjukan setelah bekerja seminggu.

Iklan

Tonton dokumenter VICE soal acara gulat untuk meredam konflik dan potensi perang saudara di Sudan Selatan:


Bahkan bagi bintang terbesar di gym, jadwal penuh pertandingan kadang susah dipertahankan. Sonya Strong, salah satu pegulat perempuan ternama di House of Glory, telah bergulat serius selama lima tahun. Dia menonton WWE ketika masih kecil tetapi tak pernah kepikiran untuk melakukannya sendiri, hingga suatu hari dia bermimpi dia melangkah ke ring gulat dengan sambutan tepuk tangan penonton. Kini dia tinggal sendiri di Bronx dan membesarkan anaknya yang berumur lima tahun. Tiap pagi dia bekerja sebagai karyawan kantoran, tetapi rekan kerjanya tidak tahu dia bergulat di malam hari.

Setiap murid yang prestasinya membaik, dapat dipantau dari ranking, akan diberi peran atau karakter baru dalam pertunjukan. Ranking itu tidak hanya berdasarkan bakat mereka sebagai pegulat, tapi juga posisi karakter mereka dalam naratif House of Glory. Brian merancang skenario untuk setiap pertandingan dan menentukan pemenangnya, memajukan pegulat yang dia percaya akan menjual tiket paling banyak. Proses pembuatan keputusannya dirahasiakan dari siswa.

"Gulat pro tuh kayak sinetron," kata Brian. "Kayak telenovela. Orang pengin diceritain sesuatu. Mereka menginginkan sesuatu yang bisa diikuti, yang berbobot bagi mereka."

1546549412284-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_010

Para penonton takjub melihat pegulat duo pegulat Latin American Xchange dan "Hollywood's Top Models" terbang dari tali pembatas untuk menghunjam musuh yang terkapar di ring.

Tidak semua siswa beruntung. Apabila Brian merasa karakter siswa belum pas, mereka diminta latihan dua hari seminggu. Mereka akan berlatih selama berjam-jam, bahkan jadwal latihannya bisa bertambah jadi tiga atau empat hari seminggu, dan tetap tak dapat kesempatan tampil. Bagi banyak siswa di sekolah ini, kerja kerasnya belum tentu berbuah ketenaran. Gumaman "saya pengin banget wrestling malam ini,” sering terdengar di belakang panggung, dari mereka yang kecewa karena mentornya tak kunjung memberi kesempatan.

Iklan

Tak ada yang tahu kapan para murid akan menyerah dan kembali menjalani kehidupan dunia nyata. Kegembiraan yang mereka rasakan di atas ring memang transformatif, dan bahkan mengubah hidup. Namun, duit mereka yang pas-pasan mengingatkan kita bahwa siswa-siswa ini kecil kemungkinannya bisa menjadi pegulat pro terkenal.

"Jotosan" andalan Travis hanya bersifat sementara. Nasibnya mirip seperti pentas pro wrestling itu sendiri: Travis dan pukulan bohongan itu akan terus nampak bertenaga dan memukau, asal penontonnya juga berpura-pura tidak mengetahui rekayasa di tiap pertandingannya.

1546549533393-Photo-Dec-13-21-09-47

Dua siswa: Evander dan Matthew sedang mengangkat beban setelah melatih kelas pemula di House of Glory Wrestling School.

1546549922512-Photo-Dec-13-21-36-08

Celana Jonathan “Amazing Red” Figueroa tergantung di ruang belakang House of Glory Wrestling School.

1546550204929-Photo-Dec-15-21-52-39

Manuel “Mantequilla” duduk di tengah ring setelah berhasil mengalahkan Evander James. Dia memenangkan kejuaraan promosi Crown Jewel di acara House of Glory “8” di Queens.

1546553339679-Photo-Dec-15-22-24-06

Murid House of Glory Leroy Green berdiri di ruang belakang setelah diserang dan disemprot “darah” selama pertandingannya dengan pegulat Smiley.

1546553355977-Photo-Dec-15-22-45-16

Pemandangan acara gulat rutin House of Glory

1546553402773-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_001

Poster pegulat profesional Jeff Jarrett yang ditempel di atas tembok berlubang di House of Glory Wrestling School.

1546553423638-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_002

Murid House of Glory Sasha Jenkins sedang naik ke atas ring saat latihan di sekolah gulat beberapa hari sebelum pertunjukan live-action.

1546553444640-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_003

Acara DIY di sekolah memainkan musik pembuka dan pertunjukan cahaya. Selama pertandingan, beberapa lampu warna-warni di jalan masuk menyoroti bayangan tubuh seorang siswa ke dinding gym.

1546553467811-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_023

“Sonya Strong”, salah satu pegulat perempuan terkemuka di gym. Dia baru saja memenangkan Kejuaraan Perempuan House of Glory.

1546553483370-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_012

Sasha Jenkins memamerkan uang-uangan 100 dolar di belakang panggung saat acara “Fair Warning”.

1546553494042-wrestling_houseofglory_josealvaradojr_040

Seorang wasit terkapar di atas potongan kayu karena tubuhnya dilempar oleh “Anthony Gangone” di show utama sekolah “High Intensity 7”.

Klik tautan ini untuk melihat foto-foto lain dari Jose. Follow Jake di sini.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US