media sosial

Tips Buat Atta Halilintar agar Lebih Diterima Warga Twitter

Atta adalah influencer lokal kesekian yang mencoba pindah platform. Namun dia paling bernasib sial dibanding Ria Ricis/Arief Muhammad, karena langsung kena blokir ramai-ramai.
Tips Buat Atta Halilintar agar Lebih Diterima Warga Twitter
Kolase foto oleh VICE. Screenshot via Twitter.

Vloger terkece, terkeren, termantap, tercihui, terbuset-aku-tertipu-lagi Atta Halilintar kembali ke Twitter setelah dua tahun berhenti berkicau, kemarin (31/7).

Kedatangan Atta di platform berlogo burung biru itu segera disambut warga Twitter dengan gerakan ramai-ramai blokir akun Atta.

Bahkan sampai ada yang sampai bikin petisi macam ini:

>Atta diduga kembali ke Twitter setelah terpancing twit seleb Internet lain, Ria Ricis, tentang betapa lucunya warga Twitter. Dengan diluncurkannya twit pertama itu, Atta otomatis masuk daftar seleb Internet Indonesia yang pergi lalu kembali ke Twitter, seperti Arief Muhammad (@poconggg), Karin Novilda (@awkarin), dan Ria Ricis (@riaricis).

Iklan

Respons ramai-ramai blokir akun Atta diketahui karena para pemblokir memamerkan aksi mereka. Kejadian ini bikin opini warga Twitter terbelah dua, antara yang merasa tindakan itu kelewatan dan yang merasa Atta berhak mendapatkannya.

Memilih tidak ikut arus perdebatan, VICE ngasih saran aja lah buat Atta, gimana caranya bisa diterima rakyat Twitter. Jadi, pengamat media sosial Enda Nasution pernah menjelaskan bahwa generasi Twitter mampu membuat kerajaannya jadi keren lagi setelah sempat ditinggalkan beramai-ramai pasca pilpres 2014. Konsep Make Twitter Cool Again sukses diterapkan dan orang-orang balik memakai Twitter. "Menarik sih. Artinya Twitter sudah secara resmi jadi cool lagi. Masing-masing platform ada gelombang kepopulerannya,” kata Enda, dikutip Kompas. Kata Enda, di masa suksesnya dulu, Twitter dianggap lebih cool dari Facebook karena semua orang mainan Facebook yang jadi mainstream. Sampai kemudian pemilu 2014 mengubah Twitter sebagai arena berantem politik sehingga banyak pengguna minggat. "Generasi baru [yang menghidupkan kembali Twitter] itu ngerasa Atta ke Twitter akan membuat Twitter mainstream lagi dan nggak keren, makanya muncul penolakan. Ya, walaupun ada juga yang hanya ikut-ikut [tren blokir Atta]," ujar Enda lagi. Dari analisis Enda, saya pikir Atta harus membuktikan bahwa dia layak masuk standar keren Twitter. Di sinilah tugas Atta untuk mencari tahu kerennya Twitter itu di mana. Apakah keren itu berarti nge-twit lucu tiap hari? Atau mengkritik pemerintah tiap waktu? Kedua, alasan penolakan yang kentara, warga Twitter nggak mau kebiasaan Atta pamer kekayaan dibawa-bawa ke Twitter.

Iklan

Soalnya Twitter sudahdikenal sebagai tempat keluh kesah para sobat miskin.

Ketika netizen dengan kesadaran kelas ini bersatu padu, mereka jadi solid, mungkin lebih solid daripada A-Team, seperti yang diakui psikolog asal Solo Hening Widyastuti. “Saya lihat ada seperti komunitas yang solid, senasib, sepenanggungan kekuatan massa pada pengguna Twitter,” ujar Hening, dikutip Kompas.

Kalau gitu masalahnya, artinya Atta harus membuktikan diri bisa menahan hasratnya pamer barang mahal, nggak peduli itu barang dibeli pakaiduit sendiri. Sebagai gantinya, hal paling standar yang bisa Atta lakukan ialah ganti memamerkan meme-meme lucu atau nge-share video-video The Dodo aja.

Manakala postingan Atta sudah dapat reply “anjir gini aja gue ketawa” atau “receh banget selera humor gue”, Atta sudah bisa dianggap berhasil. Gitu.