Perubahan Iklim

Studi: Paus Ternyata Dapat Selamatkan Bumi dari Kehancuran Iklim

Peneliti IMF berharap para pembuat kebijakan mulai mempertimbangkan upaya pelestarian paus demi kepentingan lingkungan.
Paus bungkuk

Siapa sangka, tubuh paus dapat menyerap karbon yang memanaskan iklim selama mereka hidup. Itulah mengapa Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan hewan mamalia tersebut masing-masing bernilai sekitar 2 juta Dolar AS (Rp28 miliar).

Mereka bernilai besar karena, menurut peneliti IMF, mampu menyingkirkan karbon dari atmosfer. Karbon bahkan dapat terserap ke dalam bangkai paus di dasar laut selama berabad-abad. Dalam majalah IMF edisi Desember, peneliti menyamakan upaya pengembalian populasi paus seperti sediakala dengan penanaman empat hutan hujan Amazon.

Iklan

“Paus adalah barang publik internasional,” penulis utama Ralph Chami memberi tahu National Geographic.

Paus membantu makhluk laut lain untuk melakukan hal serupa. Kotoran paus memelihara organisme kecil bernama fitoplankton yang menghasilkan setengah oksigen. Jadi tugas mereka tak hanya membersihkan karbon saja. Paus juga memakan krill, yang memakan fitoplankton. IMF berpendapat kita perlu melestarikan siklus tersebut.

Dengan memberikan nilai yang besar, pembuat kebijakan diharapkan mulai menghitung laba atas investasi mereka untuk membuat peraturan yang melindungi paus.

Sebelum perburuan paus marak seperti sekarang, ada sekitar 4-5 juta paus di lautan. Mereka menjadi hewan buruan karena minyaknya merupakan bahan bakar terbaik. Ilmuwan memperkirakan hanya ada 1,3 juta paus saat ini.

Banyak langkah yang diambil guna menyelamatkan Bumi dari kerusakan yang lebih parah. Para peneliti mempelajari keefektifan penyemprotan partikel kecil ke lapisan atmosfer atas dalam memantulkan kembali sinar matahari ke ruang angkasa. Ada juga yang ingin merangsang pertumbuhan fitoplankton dengan membuang besi ke lautan.

Masalahnya, langkah-langkah ini bukan tanpa risiko dan belum diketahui efek riaknya seperti apa. Paus takkan merusak lingkungan jika jumlah populasinya ditingkatkan.

“Alam memiliki teknologi penyerap karbon terbaik nan alami,” tulis peneliti. “Maka dari itu, kita perlu melestarikan paus.”

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US