Dua tahun lalu, aku berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama ibuku ke Makkah dan Madinah. Itu kesempatan langka, sekali seumur hidup. Ibadah haji adalah ziarah keagamaan terbesar sejagat, lebih dari dua juta manusia dari seluruh dunia tumpah ruah di dua kota suci Arab Saudi demi melaksanakan satu dari lima rukun Islam. Tentu faktor yang paling berpengaruh adalah tenaga dan materi untuk berangkat ke Saudi. Karena itulah dibanding empat rukun lainnya, ibadah haji hanya diwajibkan kepada perempuan atau lelaki yang mampu memenuhinya. Aku membawa kamera ke kota suci ini hanya untuk jaga-jaga saja. Aku tidak berniat merusak kekhusyukan ibadah gara-gara sibuk mencari obyek buat difoto. Untunglah, setiap selesai salat di Masjidil Haram dan melakukan ritual-ritual wajib macam sai, tahalul, hingga wukuf, aku masih punya kesempatan merekam situasi di sekitarku. Bagaimanapun, aku adalah fotografer. Jiwaku selalu terpanggil untuk merekam semua obyek yang menarik mata. Memotret adalah caraku memandang dunia.
Iklan
Karenanya, tak kusesali keputusan membawa kamera. Aku jadi bisa mengabadikan keindahan ziarah massal yang tiada bandingannya ini. Sesama jamaah haji saling mengasihi satu sama lain, tak peduli warna kulit atau dari mana mereka berasal. Aku bertemu umat muslim dari Burkina Faso, Filipina, Cina, Italia, hingga Spanyol. Setiap jamaah selalu punya cerita menarik masing-masing. Satu yang akan selalu kuingat adalah pasangan suami istri asal India. Usia mereka sudah lebih dari 70 tahun. Nama keduanya Ahmed dan Fatima. Mereka mengaku menabung lebih dari 40 tahun supaya bisa berangkat haji. Ketakutan gagal naik haji sempat menghantui hidup Ahmed selama ini. Setelah berhasil menunaikan rukun Islam itu, Ahmed mengaku bisa meninggal dengan tenang.Sejak bisa mengingat segala sesuatu, keluarga selalu mengajakku menunaikan salat. Kabah adalah arah sujudku. Dan selama ini pula, bangunan hitam besar yang magis itu hanya bisa kusaksikan dari foto atau video. Sulit menjelaskan bagaimana rasanya ketika aku berkesempatan menyaksikan Kabah dari dekat. Aku menitikkan air mata. Aku lupa kapan terakhir kali menangis. Tapi yang akan selalu kuingat, ketika mataku menatap Kabah untuk pertama kalinya, aku tidak bisa berhenti menangis.Singkat cerita, inilah rekaman foto yang bisa kubagikan kepada pembaca semua, dari keindahan ibadah haji di Tanah Suci Makkah dan Madinah.Follow Yasin di Instagram.