FYI.

This story is over 5 years old.

Kesehatan Kulit

Alasan Perempuan Lebih Gampang Dapat Memar Misterius Daripada Lelaki

Kami ngobrol bareng beberapa ahli dermatologi dan pakar kesehatan untuk memecahkan misteri kenapa cewek suka tiba-tiba punya memar di tubuhnya.
Image by Nadya Peek via Flickr

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly

Kamu cewek? Pernahkah tangan atau kakimu memar-memar padahal tidak habis membentur sesuatu? Awalnya saya mengira cuma saya yang mengalami ini. Rupanya setelah ngobrol dengan beberapa teman perempuan, mereka juga mengalami hal yang sama.

“Tubuh saya sering memar. Bos saya sampai tanya apakah rumah tangga saya baik-baik saja,” ujar Melinda Kashner, komedian asal Los Angeles.

Iklan

Kashner mengungkapkan kalau dia sering melihat memar di tubuhnya pada waktu tertentu. “Munculnya di kaki dan lengan. Seringnya sih di anggota badan,” katanya. Bukan hanya Kashner yang mengalami itu.

Di tumblr, postingan “tim memar misterius di kaki” mendapatkan 35.000 notes. Kebanyakan pengguna yang mereblog postingan ini diidentifikasikan sebagai perempuan. Saya pun ikut memposting ini di Facebook karena ingin tahu seberapa banyak orang yang mengalami kejadian misterius ini.

Hasilnya, banyak sekali perempuan yang memberi tahu kalau mereka juga sering memar. Bahkan ada seorang perempuan yang mengirimkan saya foto memar di kakinya. Ada juga pria yang komentar di postingan saya untuk menandai teman perempuannya yang mengalami hal serupa.

“Waktu kelas empat dulu, saya sampai pakai hoodie untuk menutupi memar. Teman-teman saya tanya kenapa bisa memar-memar begitu. Saya saja tidak tahu muncul dari mana,” kata Jackie, yang mengirimkan foto tadi.

Sampai sekarang Jackie masih belum tahu alasannya. “Mungkin karena saya ceroboh ya orangnya. Tapi seingat saya tidak sering membentur sesuatu kok pas jalan.”

Ini bekas memar di betis Jackie. Penyebabnya tidak diketahui.

Kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis (lapisan kulit terluar), dermis (lapisan kulit yang terdiri dari pembuluh darah kapiler, jaringan keringat, dan folikel rambut), dan hipodermis (terdiri dari sel lemak, pembuluh darah dan jaringan ikat). Memar bisa muncul saat pembuluh darah di dermis atau hipodermis pecah, yang menyebabkan darah mengaliri jaringan di sekitarnya. Memar tidak langsung muncul. Biasanya butuh waktu satu sampai dua hari setelah cedera. Warna memarnya pun tergantung pada seberapa dalam cederanya.

Iklan

“Ada efek Tindell di mana warna memar bisa berbeda tergantung pada lapisan kulitnya. Semakin gelap warnanya maka semakin dalam letaknya. Kalau warnanya kecokelatan atau kemerahan letaknya di dekat permukaan kulit. Sedangkan warna keunguan atau kehitaman muncul di lapisan hipodermis,” kata Dawn Davis, ahli dermatologi dari Mayo Clinic.

"Untuk memahami memar misterius ini, coba bayangkan kulit ibarat truk pengangkut buah."

Lantas faktor apa yang membuat kulit perempuan lebih mudah memar? Ahli dermatologi Jeffrey Benabio menulis di blognya kalau alasan perempuan mudah memiliki memar dipicu sel lemak di kulitnya lebih banyak sedangkan kolagennya lebih sedikit—dibandingkan kulit lelaki. “Lapisan kolagen lebih banyak pada kulit pria, jadi pembuluh darah lebih terlindungi,” tulisnya. “Begitu juga dengan perbedaan struktur kulit pria dan perempuan yang ada di selulit misalnya.”

Menurut Dr. Joel Cohen dari AboutSkin Dermatology, kolagen adalah “struktur utama pembangun kulit.” Dalam dermis, kolagen terbentuk dari jaringan serat yang menyatukan kulit. Ia menyokong pembuluh darah sehingga lebih terlindungi dari benturan benda tumpul. Sedangkan jaringan lemak subkutan tidak menyokong pembuluh darah secara struktur. Jaringan ini bertindak sebagai bantalan. “[Jaringan] termasuk bagian penyokong sebelum tulang. Fungsinya untuk melindungi tulang dan otot dari kontak luar,” kata Cohen.

Kita ibaratkan saja kulit sebagai truk pengangkut buah. Dalam kulit yang lebih banyak kolagen, buah ditaruh di dalam peti secara padat agar tidak terbentur atau rusak. Dalam kulit yang lebih banyak lemak, buahnya akan berdesakkan dan terguncang. Apabila dua truk tersebut melewati jalan yang sama, maka buah-buahan di truk kedua lebih banyak terbentur dan rusak daripada truk pertama.

Iklan

Sayangnya, teori di atas masih ada kekurangannya: Tidak semua perempuan memiliki jaringan lemak subkutan yang lebih banyak daripada pria. Konon katanya, perempuan punya lapisan lemak yang lebih banyak—seperti yang dijelaskan pada blog berisi tips menurunkan berat badan dan membentuk badan. Beberapa episode Cheers juga menyimpulkan asumsi serupa.

Kenyataannya, perbedaan gender belum tentu berpengaruh terhadap karakter kulit. “Kita tidak bisa asal menggeneralisasi,” imbuh Cohen. “Semuanya tergantung pada Indeks Massa Tubuh (IMT).” IMT digunakan untuk menghitung berat badan ideal berdasarkan tinggi dan berat badan seseorang. Sama seperti gender, manusia memiliki rentang IMT yang beragam.

“Lelaki dan perempuan memiliki rentang IMT yang berbeda. Tempat penyimpanan lemaknya pun tergantung pada estrogen dan testoteron. Letak memarnya pun bisa berbeda,” ujar Davis. Pada pria, lemak cenderung tertimbun “di atas perut” sedangkan pada wanita tertimbun di “paha, pinggul dan pantat.”


Tonton dokumenter VICE menelisik faktor pendorong tren bisnis kecantikan di Korea Selatan bisa bernilai miliaran dollar:


Davis mengemukakan alasan lain kenapa perempuan lebih mudah memar. “Estrogen melemahkan dinding pembuluh darah,” katanya. Para ilmuwan masih belum tahu pasti bagaimana estrogen bisa melakukannya, tapi mereka meyakini kalau estrogen menghambat pembentukan pembuluh darah. Estrogen juga menjadi vasodilator, yang membuat pembuluh darah tetap terbuka dan meningkatkan kemungkinan memar. Pembuluh darah bisa bengkak karena banyak darah yang keluar sebelum akhirnya membeku.

“Ini juga jadi alasan kenapa perempuan cenderung mengalami varises, dan pembuluh darahnya berubah setelah menopause,” imbuh Davis.