kematian misterius

Puluhan Anjing Laut di Kutub Utara Mati Misterius

Puluhan anjing laut, beberapa di antaranya mengalami kerontokan bulu, dilaporkan mati di bagian utara Alaska, AS.
Puluhan Anjing Laut di Kutub Utara Mati Misterius
Bangkai anjing laut ditemukan di kawasan Kotlik, Alaska. Foto: Harold Okitkun

Setidaknya ada 60 bangkai anjing laut yang ditemukan di laut Bering dan Chukchi di pantai barat Alaska, seperti yang diumumkan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dalam jumpa pers pada Rabu pekan lalu. Investigasi federal pun telah dibuka demi menemukan jawaban kematian misterius anjing laut tersebut.

NOAA menerima sejumlah laporan penemuan bangkai pada Senin, di Norton Sound, sebuah kawasan di Laut Bering di daerah perburuan penduduk asli. Laporan NOAA menyebut seorang pemburu dari Kotlik menemukan 18 bangkai di sepanjang 18 kilometer garis pantai, dan puluhan bangkai lainnya di teluk Pulau Stuart.

Iklan

Lebih jauh ke bagian utara, seorang biologis dari Layanan Taman Nasional AS menemukan enam anjing laut mati di garis pantai Chukchi yang ada di antara bandara Kotzebue dan Sungai Sadie, lanjut NOAA. Masyarakat juga melaporkan 30 bangkai di sekitar pantai Kivalina dan Point Hope.

A dead seal found on a beach near Kotzebue, Alaska.

Kematian massal ini menyusul penemuan delapan bangkai anjing laut di Pulau St. Lawrence di Laut Bering pada awal Mei.

“Sebagian besar laporan ini diterima pada Senin, dan semuanya terjadi di pelosokan Alaska. Meskipun begitu, pakar mamalia kami belum mendatangi tempat bangkai-bangkainya ditemukan,” tulis seorang juru bicara NOAA Alaska kepada Motherboard dalam sebuah email.

NOAA menegaskan beberapa anjing laut mengalami kerontokan bulu, tetapi belum jelas apakah fenomena ini hanya sekadar efek pembusukan atau penggantian bulu abnormal.

“Kami tidak tahu apa penyebabnya, dan belum bisa memastikan alasan anjing laut ini mati. Kami masih dalam tahap awal penyelidikan,” kata juru bicara NOAA.

NOAA menyamakan fenomena aneh ini dengan peristiwa yang membunuh 233 anjing laut sepanjang 2011 hingga 2016 di bagian utara Alaska. Setidaknya 657 ekor anjing laut yang hidup dan mati mengalami kerontokan dan lesi yang diduga disebabkan oleh “musim pergantian kulit abnormal”. Mereka menyebutnya sebagai “Peristiwa Kematian Tidak Biasa”, yang mana “kejadiannya tidak terduga; menyebabkan kematian signifikan pada populasi mamalia laut; dan perlu untuk segera ditindak.”

Pada saat itu, masyarakat pesisir khawatir penyakitnya akan menular ke manusia. Namun, NOAA tak menemukan tanda-tanda infeksi atau menerima laporan dari orang-orang yang tertular.

Anjing laut adalah “sumber daya penting bagi para penduduk asli di Alaska”. NOAA menjelaskan pada Rabu fenomena ini dianggap “mengancam keamanan pangan” di sana. Mereka mengatakan sedang bekerja sama dengan komunitas dan pemburu lokal untuk mengatasi kekhawatiran terhadap pencemaran, dan laporan tentang “betapa kurusnya anjing laut tahun ini.”

NOAA meminta masyarakat agar segera melapor jika melihat anjing laut yang mati di sekitar mereka ke nomor yang telah diberikan.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.