Jakarta sejak lama oleh ilmuwan diyakini akan tenggelam. Namun prosesnya ternyata lebih cepat dari perkiraan awal. Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan lebih dari Rp135 triliun untuk membangun tanggul laut raksasa di pesisir utara. Namun tanggul hanya solusi jangka pendek. Permukaan tanah megapolis dihuni 10 juta jiwa ini di beberapa wilayah sudah amblas hingga tiga meter selama satu dekade terakhir.Bahkan, di beberapa wilayah terburuk, anjloknya permukaan tanah mencapai 5 meter kurang dari lima tahun. Salah satu penyebab tenggelamnya Jakarta adalah kebiasaan warga menggali air tanah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya, simpanan aquifer bawah tanah tergerus, membuat permukaan Jakarta yang aslinya dulu rawa-rawa tambah keropos, dan terancam amblas dalam hitungan dekade.
Upaya mencari solusi jangka panjang untuk masalah Jakarta memang tidak mudah. Perencana tata kota, politikus, dan warga belum pernah mencapai kata sepakat. Satu solusi yang paling masuk akal adalah merelokasi minimal separuh jumlah penduduk saat ini ke tempat lain.
Iklan
Solusi lain adalah pemprov DKI wajib menciptakan sistem daya tampung air baru, menggantikan aquifer alami yang sudah nyaris hilang akibat terus dipompa warga. Perdebatan soal skenario menyelamatkan Jakarta tak pernah mencapai titik temu. Sementara semua pihak yang merasa berkepentingan berdebat, satu hal yang pasti: Ibu kota Indonesia ini sudah hampir pasti tenggelam. Jika tak ingin hal itu terjadi, solusi apapun harus diupayakan sekarang juga.Simak dokumenter kolaborasi VICE News dan VICE Indonesia melalui tautan di awal artikel ini. Klik tombol 'CC' untuk mengaktifkan subtitle.
