Foto-Foto Penuh Warna dari Kancah Balap Merpati Havana

FYI.

This story is over 5 years old.

Esai Foto

Foto-Foto Penuh Warna dari Kancah Balap Merpati Havana

Carlos Jaramillo memotret pelaku balap merpati dan burung-burung merpati yang dicat warna-warni di Havana.

Dua tahun lalu, saya bertemu pria bernama Erislandy, pembalap merpati asal Kuba. Di kawasan Old Havana, Erislandy dikenal sebagai pembalap merpati yang dicat warna-warni. Seperti di Indonesia, yang akrab dengan hobi balap merpati, mengembangbiakkan dan ikut balapan merpati adalah sebuah profesi yang cukup menghasilkan. (contoh, kalau merpati milikmu menang kompetisi balap, banyak yang rela menggelontorkan uang untuk membeli keturunannya). Erislandy sering kali mencat merpatinya dengan warna hijau dan kuning, dua warna yang mewakili provinsi tempatnya tinggal. Plus, menurut Erislany, dua warna ini membuat merpatinya terkesan mewah dan mudah dikenali. Erislandy mengikuti kompetisi burung merpati selama setahun penuh. Dia juga ikut serta dalam picadero. Dalam jenis lomba ini, 20-30 ekor merpati jantan berusaha memikat seekor merpati betina. Merpati jantan yang dipilih dikawini merpati betina akan keluar jadi pemenang. Erislandy juga tak pernah absen dari 25 kompetisi balap buatan Federación Colombófila de Cuba, sebuah organisasi yang menyatukan 3000 pembalap merpati dari Havana dan daerah sekitarnya.

Iklan

Potret Erislandy beserta dua buah helai bulu burung merpati yang sudah dicat.

Saya lumayan beruntung bisa menyaksikan salah satu kompetisi balapan ini. Para peserta menempatkan merpati mereka di seantero Kuba, dengan titik tujuan akhir yang berbeda-beda. Merpati-merpati ini kemudian dilepaskan secara bersamaan. Burung yang kembali ke kandangnya dengan jarak tempuh terpanjang dan waktu tempuh terpendek keluar sebagai pemenang. Saya akui balapan ini merupakan tontonan yang mengasyikkan. Terdapat semacam ketidakpastian merpati-merpati ini bisa kembali ke kandangnya. Banyak yang percaya merpati-merpati ini dilahirkan dengan kompas khusus di otak mereka. Namun, dengan atau tanpa kompas ini, tak semua merpati pulang ke kandang. Ada yang tersesat. Ada yang mati ditembak. Pun ada pula yang mati karena kelelahan.

Selain menonton balapan merpati ini, saya menghabiskan satu minggu bersama Erislandy, belajar cara membiakkan merpati balap dan mendengar ceritanya hidupnya sebagai pembalap merpati.

Di bawah ini, sejumlah foto yang saya jepret selama seminggu bersama Erislandy.

Erislandy menunjukkan cara mencat burung merpati. Jangan khawatir, burungnya enggak kesakitan kok selama prosesnya.

Erislandy duduk di kandang tempat banyak burung merpatinya tinggal.

Pembalap merpati tengah menyingkronkan sebuah jam vintage dan mempersiapkan diri ikut dalam lomba balap merpati.

Erislandy membuat cincin menggunakan foto saya dan memasangnya di tiga merpati miliknya.

Semua merpati yang ikut dalam balapan di kandang logam, dinaikkan ke dalam truk, dibawa ke beberapa kota dan dilepaskan bersamaan di awal balapan.

Erislandy membersihkan makanan merpati dengan air dan menjemurkannya di atap rumahnya.

Merpati pengantar surat umumnya ditempatkan di kandang yang besar agar tetap bisa terbang di dalamnya.

Untuk menghindari kecurangan, sebuah jam kecil ditempelkan di kaki merpati. Setelah sampai di kandang, jam itu dicopot dan catatan waktu tempuh merpati dicatat.

Erislandy memamerkan merpati yang telah dicat. beberapa ekor, dicat sesuai warna yang dianggap sebagai wakil sebuah provinsi dalam kontes balapan. Namun, Erislandy mengaku kadang mencat merpati cuma untuk membuatnya kelihatan lebih cantik dan harganya naik.

Terdapat sekitar lima pembalap merpati betina yang ikut balapan di Havana. Ines adalah salah satunya. Ines bersama suaminya mengelola Federación Colombófila de Cuba, penyelenggara kompetisi balap di Kuba. Di foto ini, Ines memamerkan telur di salah satu merpatinya.

“El maestro” adalah guru yang mengajarkan Erislandy segala sesuatu tentang balapan dan pengembangbiakkan merpati. Dua tahun lalu, saya memotret salah satu merpatinya dan mencetak fotonya. Di foto ini, “El Maestro” memamerkan foto merpatinya sudah dibingkai.

Sisa cangkang telur yang sudah menetas di salah satu kandang merpati Erislandy.

Erislandy mengajar sekitar tujuh orang murid tentang seluk-beluk merpati. Kadang, dia menghadiahi muridnya merpati kecil biar mereka bisa belajar cara membesarkan burung itu.

Erislandy memamerkan merpati yang sudah dicat dengan latar belakang matahari tenggelam.