FYI.

This story is over 5 years old.

Burger

Aku Nyoba Burger Termahal Sedunia Seharga Rp29 Juta, Njir Rasanya Biasa Aja

Bahkan chef-nya bilang burger 16 euro (Rp 239.854) masih lebih enak. Trus ngapain dijual ya?
MM
Diterjemahkan oleh Mari Meyer

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES Belanda.

Diego Buik adalah koki kepala Restoran South of Houston di Kota Den Haag, Belanda. Buik dianggap sebagai raja burger tak resmi di Belanda. Pada 2015, pria ini menggondol penghargaan lantaran berhasil memasak burger paling enak se-kota Rotterdam. Di lengannya ada sebuah tato burger. Menurut rekan-rekan di dapur, yang mengalir dalam tubuh Buik tampaknya bukan darah, melainkan saos dan mayones.

Iklan

Di tempat kerja sebelumnya, Buik bisa menjual 15.000 buah burger hanya dalam kurun enam bulan. Guna merayakan pencapaiannya yang keren itu, dia mengadakan sebuah acara menyajikan 100 jenis burger dibuat terbatas. Buik berjanji tak akan membuat burger yang sama lagi. Pada perayaan Hari Hamburger Internasional, Buik lagi-lagi berulah, dan yang ini lebih nampol lagi. Kali ini, Buik tak tertarik sama sekali untuk membuat hamburger besar untuk makan malam. Dia lebih bernafsu mencatatkan namanya di Guinness Book of World Records sebagai pembuat burger termahal yang pernah dikenal manusia. Burger buatan Buik dibandrol seharga €2,000 (setara Rp29,9 juta). Uang sebanyak itu bisa dipakai membeli 750 Big Mac.

Saya menemui Buik saat sang raja hamburger tengah menyiapkan mahakarya burger termahal sedunia. Tujuan saya cuma satu: membuktikan apakah harga semahal itu cuma gimmick atau memang bikin burgernya menjadi santapan paling maknyus sedunia.

Ketika saya datang di restoran, saya mendapati Buik sedang menghias sebuah brioche bun dengan emas cair. Ada meja di sebelah Buik berdiri. Di atasnya ada sebuah truffle seukuran genggaman tangan saya.

MUNCHIES: Bisa sebutkan bahan-bahan apa saja yang kamu pakai untuk membuat seharga 2.000 euro?
Diego Buik: Sebenarnya, yang saya masak ini lebih tepat disebut saffron brioche bun yang ditaburi lapisan emas tipis. Rotinya saja sudah seharga 120 euro (Rp1,7 juta), sausnya berharga 90 euro (Rp1,3 juta) per botol, selada Perancis seharga 15 euro (Rp224 ribu) per ikat, dan itu selada paling mahal yang bisa aku dapatkan. Burger ini juga dibuat menggunakan tomat jepang dibandrol 80 euro (Rp1,1 juta) per kilogram ditambah campuran daging—terdiri dari Wagyu yang dikeringkan dan Daging Sapi Angus hitam—yang dihargai 645 euro (Rp9 juta) per kilogram. Kue pastel yang saya gunakan seberat 200 gram. Lalu, ada foie gras sehara alias hati angsa 90 euro (Rp1,3 juta) per kilogram, lobster dari sungai Oosterschelde seharga 40 euro (Rp600 ribu) per kilogram, serta Iberian Ham yang dijual dengan harga 160 euro (Rp2,3 juta) per kilogram.

Iklan

Burger ini akan diberi topping truffle seharga 695 euro (Rp10 juta) per kilogram dan 30 gram caviar. Total jendral semua bahan-bahan menghabiskan 1.000 euro (Rp15 juta) dan itu belum aku apa-apain ya. Jadi, wajar kalau harga akhirnya mencapai 2.000 euro (setara Rp29,9 juta).

Sejumput caviar, sebelum ikut ditaburkan ke atas burger termahal sedunia.

Luar biasa! Terus kamu pakai saus apa?
Aku minta perusahaan pembuat bumbu masak Saus Guru untuk membuat saus yang spesial dan ekslusif. Jujur saja, aku enggak tahu resepnya, tapi yang jelas sebagaian bahan-bahannya adalah sari 35 ekor lobster, kopi Jamaican Blue Mountain, vanilla dari Madagascar, kunyit, dan saus kedelai Jepang.

Kamu butuh waktu berapa untuk menciptakan resep ini?
Cepet kok. Pacarku bilang harusnya resep ini aku rahasiaakan. Aku harus membuat cerita besar di balik resep itu. Tapi biasanya sih, aku membuat resep sambil duduk-duduk santai di hari Minggu yang tenang.

Guinness Book of World Records meminta agar burgernya diharga 2.000 euros. Dari situ, aku mulai mencari bahan-bahan. Lobster dari sungai Oosterschelde River, misalnya, tergolong bahan ekslusif karena tak bisa didapatkan di luar Belanda. Waqyu juga spesial karena dikeringkan dalam durasi yang lama.

Lapisan emas tipisnya bikin burgernya lebih sedap gitu?
Engga lah, wong engga ada rasanya. Lapisan ini dipake biar burgernya kelihatan cantik dan biar harganya mahal aja sih.

Apakah burger yang lebih mahal menjamin harganya jadi lebih sedap?
Enggak juga kalau kamu cuma menumpuk bahan paling mahal sedunia. Kamu harus memastikan bahwa burgernya seimbang dengan memadukan bahan-bahan yang tepat. Kalau begini caranya, burger yang lebih mahal otomatis akan lebih lezat. Semua bahan saling melengkapi.

Iklan

Lobster dan daging sapi sering diasosiasikan dengan sajian surf & turf (sejenis masakan seafood); rasa asin dari Iberian Ham melengkapi rasa asin caviar. Caviarnya sendiri cocok dengan Lobster. Pedasnya Iberian Ham serasi disandingkan dengan truffle. Terakhir, karena Lobsternya sudah disuntik gin, burger ini bakal makin segar saja.

Burger ini bakal masuk menu atau kamu cuma bakal bikin sekali saja?
Aku senang-senang saja membuatnya kembali. Kalau ada yang mau makan, aku sih bakal gembira sekali memasakanya. Tapi, kalau mau pesan, tolong beritahu aku jauh-jauh hari. Butuh waktu untuk menyiapkan burger ini.

Jadi ini burger paling lezat yang pernah kamu makan?
Bukan, meski burger ini tergolong lezat. Burger terlezat yang pernah aku cicipi disajikan di restoran Byron London. Isinya roti brioche, bacon kering, saus Byron, tomat, bawang merah dan Cheddar tua. Harganya 'cuma' 14 Poundsterling (Rp224 ribu) saja.

Inilah burger termahal yang pernah saya makan seumur hidup

Jujur nih, kamu sendiri rela bayar 2.000 euro untuk sebuah burger?
Engga. Tidak akan pernah. Jujur saja, semakin sederhana burgernya, makin bagus—selama rotinya okay, kualitas dagingnya bagus dan sausnya sedap. Aku membuat burger ini cuma biar bisa tercatat di buku rekor dunia. Dan aku bisa melakukannya. Itu saja.

Burger yang dibuat Buik memang besar—baik dalam ukuran maupun harga. Jadi, dengan sangat berat hati, saya tak bisa makan burger 2.000 euro. Untung, sang raja hamburger dari Belanda membuat versi tesnya, semacam miniatur burger emas buatannya yang tentu saja tak sama dengan aslinya. Bahannya hampir sama tapi harganya terjangkau kantong saya.

Saya menutup mata ketika menggigit roti briochenya, yang dilaburi oleh debu-debu emas. Foi gras lembut dan lobster manis pas banget disajikan dengan Iberian Ham dan Caviar. Daging yang digunakan punya kualitas jauh di atas rata-rata, tentu saja wong harganya saja 645 euro per kilogram. Segera setelah gigitan terakhir saya, aku masih berhadap ada bagian yang tersisa, yang bisa saya gigit lagi. Untuk rasa selezat itu, orang bisa membakar banyak uang dalam waktu 10 menit. kalau dipikir-pikir lagi, aku mending beli 750 Big Mac. Setidaknya, saya bakal terhindar dari kelaparan selama beberapa bulan.