Anies Menang Pilkada, Korban Penggusuran kembali Bermukim di Pasar Ikan
Semua foto oleh Renaldo Gabriel.

FYI.

This story is over 5 years old.

Jakarta

Anies Menang Pilkada, Korban Penggusuran kembali Bermukim di Pasar Ikan

Ratusan warga yang selama ini bertahan di tenda berharap gubernur DKI baru akan mengizinkan mereka tinggal secara permanen di sana.

Warga Pasar Ikan mulai membangun kembali rumah-rumahnya, setelah selama ini tinggal di puing-puing rumah yang hancur akibat penggusuran. Ratusan orang kembali bermukim di sana setelah pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dinyatakan sebagai pemenang hitung cepat dalam palagan pemilihan gubernur Jakarta 2017. Berdasarkan data yang dihimpun VICE Indonesia, ada 169 orang selama enam bulan terakhir nekat tinggal di tenda-tenda sekitar puing. Kini mayoritas korban gusuran bergegas membangun rumah semi permanen.

Iklan

Pasar Ikan, bagian dari kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, menjadi wilayah paling parah mengalami penggusuran yang diperintahkan Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama, atas nama normalisasi sungai dan "penertiban" daerah kumuh. Akibatnya, wilayah ini menjadi pemantik gerakan untuk menyingkirkan Ahok dari Balai Kota. Gubernur Jakarta tersebut memerintahkan penggusuran Pasar Ikan dan Kampung—keduanya dicap sebagai kampung tanpa izin resmi, kendati tak sedikit warga memperoleh IMB dan membayar pajak setiap tahun. Ketakutan akan digusur pun meluas ke wilayah-wilayah lain. Pesan solidaritas didengungkan lewat forum pengajian, rapat RT, sampai pembentukan forum komunikasi antar korban penggusuran selama era kepemimpinan Ahok.

Ketakutan warga sekitar Luar Batang berubah menjadi gerakan Anti-Ahok yang paling awal, sekaligus militan, sebelum nantinya ada kasus penistaan agama muncul membelit sang gubernur petahana. Kini, penduduk Pasar Ikan menaruh harapan besar pada pemerintahan Anies-Sandi yang berjanji membangun kembali semua kawasan yang luluh lantak di Jakarta akibat penggusuran.

"Kalau Anies–Sandi bisa membangun ulang daerah sini, itu akan menjadi bukti langsung [keberhasilan Anies] yang tersebar kemana-mana," kata Teguh, salah satu pemukim di Pasar Ikan, pada VICE Indonesia.

Simak video dokumenter VICE yang merekam ketegangan sektarian sepanjang proses pilkada Jakarta berikut ini:

Iklan

Pernyataan Teguh menunjukkan betapa kawasan sekitar Luar Batang masih medan pertempuran politik selepas Pilgub Jakarta berakhir. Saat ini, penduduk Pasar Ikan dan Kampung Akuarium—yang sama-sama digusur—hidup dalam tenda besar. Tenda khas militer itu disediakan oleh Partai Gerindra yang diketuai Prabowo Subianto, mantan Komandan Kopassus yang dikalahkan Joko Widodo dalam pemilihan Presiden 2014.

Kawasan ini masih dipenuhi grafiti anti-Ahok ketika saya menjejakkan kaki di sana. Salah satu graffti yang dibuat dari coretan pilox seadanya bertuliskan "Ahok, rasa kemanusian lo di mana?" Di puing rumah lainnya, poster pudar bergambar Anies-Sandi mengumbar senyum terlihat menempel di dinding tripleks.

Kemiskinan sejak puluhan tahun terakhir menghantui kawasan Pasar Ikan dan Kampung Akuarium. Keputusan warga kembali menghuni puing-puing tanpa prasarana memadai berdampak buruk. Banyak dari keluarga di tenda-tenda kesulitan memperoleh pasokan air bersih dan listrik. Ahok pernah menjanjikan korban gusuran apartemen berstatus sewa, disubsidi oleh pemerintah. Kebanyakan warga menampik tawaran itu dan memutuskan bertahan di tanah mereka.

"Namanya rumah sendiri," ujar Teguh sambil menujukkan gubug dua kamar beratap seng. Itulah alasannya nekat bertahan di puing-puing. Sebelum penggusuran, rumah Teguh termasuk salah satu yang paling besar di kawasan Pasar Ikan. "Kalau tinggal di rumah orang, mau mewah tetap enggak enak."

Iklan

Masyarakat Pasar Ikan berharap pelaksaan jargon "Jakarta Baru" dari Anies Baswedan tak cuma pengulangan janji-janji pemerintahan Jokowi dan Ahok, yang dalam persepsi mereka berusaha memaksakan keteraturan di megapolitan yang padat dan kacau balau seperti Jakarta.

Walaupun ketidaksukaan warga terhadap sosok Ahok dilatari motif sosial dan ekonomi, kerasnya sentimen rasial serta agama selama pilkada turut mempengaruhi mereka. Sentimen rasis beberapa kali saya dengar dari warga Pasar Ikan, walaupun pelaksaan pilgub Jakarta sudah sesuai keinginan mereka: menyingkirkan Ahok dari posisi DKI-1. Status Ahok, politikus asal Belitung Timur yang beretnis Tionghoa dan beragama Kristen, dieksploitasi lawan-lawan politiknya. Di Pasar Ikan dan Kampung Akuarium, sentimen rasial itu—bahwa Ahok yang Tionghoa tak peduli pada nasib orang kecil dari etnis lain—dioplos dengan isu penggusuran. Dampaknya, kebencian masih awet sampai sekarang.

"Saya sejak digusur begini, jadi engga suka sama Cina," ujar Etty penduduk Pasar Ikan yang kini mulai membangun rumah semi permanen bersama suaminya. "Mereka songong banget, liat aja Ahok itu contohnya."

Beberapa saat setelah dinyatakan menang pilgub, Anies and Sandi menyerukan pesan persatuan bagi semua warga Jakarta. Namun, dari obrolan yang saya bersama warga di kawasan kumuh Jakarta Utara ini, butuh waktu lama sampai luka-luka akibat gesekan pilgub Jakarta bisa benar-benar sembuh.