worldnews

Korea Utara Hukum Mati Pejabat Langgar Aturan Penanggulangan Covid-19

Pemerintahan Kim Jong-un sangat paranoid dengan pandemi, kendati tak kunjung mau terbuka pada WHO soal data pasien Covid-19 di negara mereka.
Junhyup Kwon
Seoul, KR
Korea utara kim jong-un hukum mati pejabat langgar aturan Covid-19
Diktator Korut Kim Jong-un memberi sambutan saat rapat kabinet di Pyongyang. Foto oleh String / KCNA VIA KNS / AFP 

Diktator Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan memerintahkan hukuman mati bagi seorang pejabat di bidang pertanian, karena melanggar aturan penanggulangan Covid-19. Korut adalah negara yang memberlakukan isolasi amat ketat selama pandemi, agar virus mematikan itu tidak masuk ke negara mereka yang fasilitas kesehatannya kurang memadai.

Si pejabat, yang tidak diungkap identitasnya dari laporan dinas intelijen Korea Selatan, terbukti menyetujui importasi beras dari Tiongkok, melanggar kebijakan Pyongyang. Pejabat nahas ini dieksekusi di Kota Sinuiju, wilayah barat daya Korut.

Iklan

Laporan itu disampaikan ke publik pada 27 November 2020, selepas Dinas Intelijen Korsel menggelar pertemuan dengan parlemen. Ha Tae-keung, anggota parlemen Korsel, menyatakan “tindakan terbaru [Kim Jong-un] sangat tidak masuk akal,” ujarnya. “Si pejabat dieksekusi mati hanya karena menyetujui impor 110 ribu ton beras yang dikirim Tiongkok sebagai bantuan pangan.”

Selama pandemi, muncul kabar rakyat Korut kelaparan. Penyebaran Covid-19 di seluruh dunia membuat arus logistik terhambat. Korut, yang dikenai sanksi ekonomi berulang kali gara-gara terus mengembangkan senjata nuklir, merasakan efek jauh lebih berat dibanding negara lain dalam hal ekspor-impor. Gagal panen akibat efek La Nina dan banjir bandang pertengahan tahun ini semakin memperburuk situasi di negeri paling tertutup sedunia itu.

Intelijen Korsel menilai tindakan ekstrem Kim Jong-un didasari oleh rasa “paranoid berlebihan” dan info tak akurat soal Covid-19. Selain melarang impor beras, karena takut tertular, Korut juga saat ini menghentikan semua produksi perikanan dan garam dalam negeri.

Selain si pejabat kementerian pertanian, Pyongyang pada Oktober 2020 dilaporkan mengeksekusi mati pejabat yang bertanggung jawab pada nilai tukar. Mata uang Korut anjlok parah selama pandemi dan si pejabat dinilai bertanggung jawab.

Meski sangat ‘parno’ dengan Covid-19, Korut sampai sekarang masih enggan bersikap terbuka pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pyongyang selama berbulan-bulan sempat mengklaim negara mereka aman dari virus corona.

Baru dua bulan lalu ada pasien positif, yang membuat rezim Kim Jong-un panik. Sejauh ini, kepada WHO, Korut mengaku ada 6.173 pasien terduga Covid-19, dengan nol pasien positif. Data ini belum tentu akurat, karena tak jelas apakah Korut menjalankan tes swab secara ideal pada para terduga pasien.

Korut saat ini memberlakukan lockdown total di semua kota besar. Ada kabar intelijen Korut berusaha mencuri vaksin yang dikembangkan Korsel, namun upaya itu berhasil digagalkan. Meski demikian, semua informasi berasal dari agen Dinas Intelijen Korsel yang saat ini bermukim di Pyongyang. Informasi ini tidak bisa sepenuhnya diverifikasi.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE World News