media sosial

Beginilah Analisis Kepribadian Kalian Berdasarkan Cara Selfie Favorit

Orang yang foto pakai seragam sepeda biasanya antara hobi gowes beneran atau enggak mau ketinggalan zaman.
Daisy Jones
London, GB
EB
ilustrasi oleh Esme Blegvad
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Ilustrasi orang selfie
Ilustrasi: Esme Blegvad

Om-om tante-tante dulu sering banget menyindir anak muda yang suka selfie “narsis” dan “kebelet eksis”. Tapi sejak media sosial — khususnya Instagram — dinikmati semua kalangan, selfie menjadi hal yang normal. Apalagi kualitas kamera depan HP kita semakin jernih saja sekarang. Sayang banget, dong, kalau enggak dipakai foto-foto.

Selfie bukan hanya untuk memamerkan wajah. Kita bisa melihat kepribadian seseorang, hal-hal yang mereka sukai, pendiriannya terhadap suatu isu dan sifat mereka dari gayanya saat berfoto. Selfie bagaikan cerminan diri yang lebih dari sebatas refleksi fisik.

Iklan

Jadi, bagaimana selfie menggambarkan dirimu? Berikut pendapat kami:

PEGANG KOPI ATAU FOTO DI DEPAN KACA BUAT PAMER JAM TANGAN

Kalian sepertinya cowok-cowok dandy usia 20-an ke atas yang sering pakai jas atau blazer formal. Gaya berpakaiannya oke, tapi sayang banget selfie kalian kurang bagus. Posenya terlalu kaku, pencahayaan gelap dan angle yang diambil enggak pas. Isi feed kalian kebanyakan foto buku motivasi, mobil atau secangkir americano.

SELFIE DENGAN EKSPRESI KONYOL, RAMBUT WARNA-WARNI DAN GAYA EDGY

Kalian tipe anak artsy yang referensi budaya pop-nya luas banget. Kalian terbiasa menulis caption penuh makna dan bikin orang mikir. Kalian kemungkinan kerja di media atau menyambi jadi musisi. Kalian merasa hidup itu susah, padahal kalian anak orang kaya. Kalian punya tato atau tindik, dan sering foto bareng teman sambil pegang botol amer. Foto grainy hitam-putih dan efek glitch adalah “estetik” kalian. Pakaianmu juga enggak jauh-jauh dari kaus band, celana ngatung, kaus kaki dan sepatu kets klasik. Terkadang kalian foto pakai kacamata bulat hitam.

SELFIE PAKAI FILTER WAJAH MEMERAH DAN BINTIK-BINTIK

Kalian cewek-cewek cantik yang paham banget pentingnya self-care. Wajahmu glowing, dan makeup selalu bagus. Biodata kalian biasanya bertuliskan “blessed” atau penuh emoji 💋💅🏻💓💆🏻‍♀️💃🏻🦄🌸

Kalian populer dan punya banyak teman. Kalian enggak pernah kehabisan orang untuk diajak main. Selalu ada yang menemani setiap kalian pergi ke kafe instagramable. Kalian suka selfie di depan cermin, atau di dalam mobil sambil minum green tea frappuccino. Kepala kalian pasti miring saat foto sendiri. Feed kalian penuh dengan foto OOTD.

Iklan

SELFIE ‘CANDID’ LAGI NANGIS

Kalian mungkin sedang sedih tapi enggak mau merepotkan orang. Kalian akhirnya ngode dari Instagram. Bisa jadi juga kalian butuh penyegaran karena notifikasi kering kerontang beberapa minggu terakhir. Apa yang mesti kalian lakukan biar dapat banyak like? Tonton drakor, tunggu sampai adegan sedih, dan pencet tombol foto saat kalian menitikkan air mata. Setelah itu kalian curhat panjang lebar di caption bahwa “it’s ok not to be ok”. Kalian puas fotonya disukai ribuan orang.

FOTO BARENG PACAR

Kalian tampaknya bucin abis. Enggak ada hari tanpa wefie sama pacar. Kalian akan mengunggah foto berdua ketika merayakan hari jadian. Kalian mengucapkan “happy second anniversary!” atau mengekspresikan dalam bahasa Inggris, “I don’t know what I would do without you. You’re the best partner ever.”

Akan tetapi, beberapa bulan kemudian, foto kalian berdua mendadak hilang. Kalian ternyata sudah punya pacar baru.

SELFIE PAKAI SEPATU OLAHRAGA ATAU HELM SEPEDA

Ada dua kemungkinan di sini. Pertama, kalian memang rajin olahraga dan punya jadwal bersepeda dengan kawan-kawan biker setiap minggu. Kalian jarang main Instagram. Upload foto pun seingatnya saja. Sekalinya selfie, kalian sudah berseragam lengkap. Helm sudah terpasang, buff siap untuk menutup mulut. Kalian tersenyum biasa karena enggak jago berpose. Bunyi captionnya kira-kira begini, “gowes dulu bos 👍”. Sisanya hanya foto bersama grup biker kalian.

Tipe yang kedua baru mulai sepedaan sejak pandemi. Kalian habis beli sepeda lipat jutaan rupiah, atau baru menelusuri rute yang belum pernah dilewati. Alasan kalian bersepeda macam-macam. Kalian mungkin bosan setelah lama di rumah saja, atau sebatas mengikuti tren. “Orang lain aja bisa, masa gue enggak???” mungkin begitulah yang kalian pikirkan. Apa pun itu, kami salut kalian masih niat gowes. Yang penting jangan melanggar peraturan saja, ya.

@daisythejones / @esmerelduh