Skincare

Cara Jitu Mencegah Jerawat Akibat Keseringan Pakai Masker

Ikuti saran-saran dokter spesialis kecantikan berikut agar wajah tetap mulus meski mengenakan masker sepanjang hari.
Lauren O'Neill
London, GB
LL
ilustrasi oleh Lily Lambie-Kiernan
Ilustrasi virus corona dan perempuan dengan wajah bruntusan
Ilustrasi: Lily Lambie-Kiernan

Kita sekarang wajib pakai masker ke mana-mana, dan sepertinya akan terus berlanjut setelah pandemi benar-benar berakhir. Ini tentu bukan hal yang buruk. Selain melindungi diri dari serangan Covid-19, kita dapat mencegah risiko ketularan penyakit pernapasan lain dengan bermasker. Saluran pernapasan kita bahkan terlindungi dari polusi, debu dan asap.

Sayangnya, pemakaian masker yang terlalu lama bisa menimbulkan masalah pada kulit wajah. Dulu wajahku jarang banget bermasalah. Kadang-kadang memang berminyak, tapi tidak sesering itu. Kalaupun jerawatan, paling saat menstruasi saja.

Iklan

Belakangan ini, aku memperhatikan wajah gampang breakout setelah mengenakan masker untuk waktu yang lama. Aku sudah mencoba berbagai cara, tapi hasilnya kurang memuaskan. Bintik-bintik merah masih suka muncul. Aku pun bertanya kepada ahlinya untuk mendapatkan solusi terbaik mengatasi masalah “maskne” ini.

Dokter spesialis kulit

Aku menghubungi Dr. Kristina Semkova dari Cadogan Clinic di London untuk mencari tahu kenapa masker bikin wajah kita berjerawat.

“Hawa panas yang terperangkap di balik masker, ditambah dengan gesekan antara kulit dan kain, bisa menjadi pemicu. Kulit yang tertutup tidak dapat bernapas dengan baik,” terangnya. “Selain itu, berbicara, bernapas dan berkeringat saat pakai masker membuat bagian dalam lembap, sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. [...] Semua faktor ini menyebabkan kerusakan pada lapisan kulit, menjadikannya lebih rentan berjerawat.”

Dr. Kristina juga menekankan pentingnya memilih masker yang tepat. “Ukuran masker harus pas di wajah. Cari yang tidak terlalu ketat untuk mencegah terjadinya gesekan. Masker katun atau sutra lebih bagus daripada bahan polyester yang membuat kulit sulit bernapas,” lanjutnya.

Menurutnya, kita harus memastikan masker tidak mengandung bahan kimia tambahan. Paparan yang terlalu lama bisa memperburuk masalah kulit, terlepas dari klaim masker berbahan kimia memiliki sifat antivirus yang luar biasa.

Iklan

Menjaga kebersihan masker sangatlah penting. Dr. Kristina menyarankan untuk mencucinya dengan mesin setelah dipakai. Kalian cukup menggunakan detergen bebas pewangi, dan tidak perlu dikasih softener.

Kalau jerawatnya tak kunjung mengempes tapi kalian tidak bisa pergi ke dokter, kalian bisa menggunakan “krim dan losion yang mengandung benzoil peroksida, asam salisilat atau zinc (seng).”

Dr. Kristina mengingatkan kita untuk “mengolesnya tipis-tipis supaya kulit wajah tidak kering dan iritasi. Awalnya coba pakai dua-tiga hari sekali, baru kemudian meningkatkan frekuensinya secara bertahap.”

Pendiri merek perawatan wajah

Orang yang meracik produk skincare seharusnya paham dengan bahan-bahan yang kita butuhkan untuk mengobati jerawat. Menurutku, tak ada yang lebih tepat diajak bicara selain Roshanne Dorsett. Dia mendirikan perusahaan skincare The Glowcery yang semua produknya vegan dan organik.

Roshanne menjelaskan minyak rami ampuh mengecilkan jerawat karena memiliki sifat antiinflamasi (peradangan). Tak hanya itu saja, minyak rami dapat menutrisi, melembabkan dan menenangkan kulit tanpa menyumbat pori-pori.

Kalian harus melakukan perawatan wajah secara teratur. “Pastikan semuanya sudah bersih saat memulai rutinitas skincare,” begitu saran dari Roshanne. Pertama-tama, gunakan pembersih dengan kandungan minyak untuk menghilangkan kotoran, seperti minyak berlebih, debu dan riasan. Setelah itu, bersihkan lagi wajah kalian dengan pembersih muka berbahan dasar air untuk menghilangkan keringat dan kotoran.

Iklan

“Produk berbahan dasar air, seperti toner, essence dan serum, itu penting banget karena dapat membuat wajah tetap lembut dan kenyal. Urutannya juga jangan sampai salah,” imbuhnya. “Produk berbahan dasar air yang ringan harus dipakai terlebih dulu. Setelah itu pakai pelembap yang bahannya lebih berat, dan yang terakhir oleskan SPF bahkan saat kalian di dalam ruangan sekali pun.”

Tukang facial

Katie White, terapis kulit wajah yang mendirikan perusahaan skincare re:lax, merekomendasikan cara yang lebih sederhana.

“Wajahku mudah jerawatan tapi harus mengenakan masker dan visor selama menangani klien 12 jam penuh. Saran saya jaga kebersihan kulit dari makeup,” tuturnya. Meski Katie pakai masker sepanjang hari, wajahnya hampir tidak pernah jerawatan. Dia menganjurkan selain membersihkan wajah setiap hari, kalian bisa melakukan exfoliating dua kali seminggu dengan exfoliator BHA dan mengenakan masker detoks seminggu sekali.

“Pijat wajah dan gua sha bagus untuk menyembuhkan bruntusan — jika kulit wajah sakit dan terlalu meradang, kalian bisa mulai dengan memijat sisi leher ke bawah. Setelah itu, pijat area bruntusan dari tengah lalu bergerak ke bagian luar wajah dan turun ke leher.

“Untuk lebih jelasnya, silakan kunjungi situs re:lax Skin Society. Kami punya banyak tutorial yang bisa kalian ikuti dari rumah,” imbuhnya. “Bisa juga dengan menempelkan kantong es pada jerawat yang meradang, supaya bisa lebih cepat kempes.” 

Yang terakhir dan paling penting adalah jangan memencet jerawat pakai tangan.