ok boomer

Simak Kompilasi Guyonan Pejabat Indonesia Soal Virus Corona, Agar Harimu Lebih 'Cringe'

Di antara guyonan Menko, Menkes sampai Kepala BKPM ini, mana yang paling bikin malu? Sampai sekarang pemerintah mengklaim virus mematikan itu tak menular di Tanah Air, tapi publik terus curiga.
Guyonan Menteri dan Pejabat Indonesia Soal Virus Corona
Kolase oleh VICE. Screenshot lelucon Mahfud MD via Twitter; ilustrasi patung bersedih via Wikimedia Commons/lisensi CC 2.0

Komedi konon adalah sarana cerdas mengakali kepahitan hidup. Benar. Asal guyonannya lucu. Kalau hasilnya malah bikin 'cringe' berat, itu namanya mah cuma menambah beban hidup.

Setidaknya itu yang nampak dari perilaku sebagian pejabat Indonesia kala mengomentari epidemi global virus Corona. Di seluruh dunia, epidemi tersebut belum juga menunjukkan tanda-tanda melambatnya penularan. Kasus kematian pasien di luar Tiongkok meningkat selama sepekan terakhir. Hingga Senin (24/2), dilaporkan ada 7.640 kasus positif terjangkit di seluruh dunia, menewaskan 2.625 orang. Kematian beruntun selama akhir pekan lalu tercatat di Iran dan Italia. Jumlah pasien positif terjangkit di Korsel, merujuk data terakhir, mencapai 833 kasus. Intinya, banyak negara meningkatkan kewaspadaan gara-gara virus yang ditengarai bersumber dari kelelawar itu.

Iklan

Tapi, bagi sebagian pejabat Indonesia, virus mematikan hanya satu dari sekian topik yang bisa diubah jadi guyonan ala 'bapak-bapak' di grup WhatsApp. Guyon yang cringe, dan tentu sangat "boomer" sekali nuansanya. Ingat, boomer itu mentalitas, bukan sekadar penanda demografi usia tertentu. Sekalipun masih muda, kalau perilakumu khas om-om, maka siapapun sah disebut boomer.

Dan itu bisa kita simak dari lelucon Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, saat berpidato dalam Manager Forum XLIV 'Kebijakan Investasi untuk Mendorong Perekonomian Nasional dan Coorporate Busines' di Jakarta, pada 24 Februari 2020. Dia masih 43 tahun, lebih tepat disebut wakil generasi X dibanding boomer, namun lihatlah lelucon yang dilontarkannya di hadapan pengusaha dan investor dalam forum tersebut, merespons situasi Indonesia yang masih belum mencatatkan adanya penularan (dan mengaitkannya dengan rumitnya birokrasi investasi di Tanah Air).

"Katanya virus corona enggak masuk ke Indonesia karena izinnya susah," kata Bahlil, seperti dikutip Okezone (dengan cetak tebal dari kami). Hadirin tertawa dan mungkin siap-siap menyebarkan lelucon itu ke grup WhatsApp masing-masing.

Apakah guyonan Bahlil sudah cukup oke dan cukup dark untuk selera kalian? Kalau iya, redaksi VICE menyiapkan kompilasi guyonan pejabat lain soal virus corona, untuk memuaskan hasrat publik pada "humor om-om" semacam itu.

Iklan

  • Lelucon Bahlil itu ternyata kurang orisinal. Sebelumnya, yang lebih dulu melontarkannya adalah Menkopolhukam Mahfud MD lewat Twitter pada 15 Februari, menyitir materi kelakar yang konon didapat dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. "Alhamdulillah 243 WNI yang pulang dari Wuhan dan diobservasi 14 hari di Natuna dinyatakan bersih dari corona. Dalam kelakarnya, Menko Perekonomian Airlangga bilang: Karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus corona tak bisa masuk. Tapi omnibus law tentang perizinan lapangan kerja jalan terus," tulis Mahfud. Tidak diragukan lagi. Lelucon yang ini pasti sudah disebar ke banyak grup WA om-om kita.
  • Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan: "Corona [Masuk Batam]? Corona kan sudah pergi…. Corona mobil?" ujarnya sambil tersenyum, saat ditanya wartawan soal info ada pasien positif Corona di Batam, pada 10 Februari lalu. Tentu saja, referensi yang dipakai Om Luhut agak jadul, yakni mengaitkan nama Corona pada merek mobil sedan Toyota yang populer di Indonesia selama dekade 70-80'an. Udah oke, atau masih kurang nih buat disebar jadi broadcast WA?
  • Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi: "[Ini] guyonan sama Pak Presiden ya. Insya Allah [virus] Covid-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," ujarnya saat menghadiri peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-74 di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, pada 17 Februari. Kami juga sulit menebak apa hubungan nasi kucing dan corona. Apakah artinya nasi kucing identik dengan makanan mahasiswa Yogya yang menjalani laku prihatin (baca: kere), dan corona tak suka masuk tubuh orang semacam itu? Entahlah. Tapi buat kami sih "kurang" ya. Masih agak mending meme corona diusir sama TBC, malaria, DBD, dan masuk angin dari Bumi Indonesia.
  • Anggota Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning: "Itu tadi dijabarkan sama ahli paru di Metro TV kalau enggak salah saya lihat. Ini lebih bahaya MERS dan SARS dibanding itu daripada si corona, kecuali [maksudnya] 'komunitas rondo mempesona'…Bapak-bapak kalau kena korona yang itu ngeri kita. Itu korona beneran itu, korona yang membahayakan itu, komunitas rondo mempesona," ujarnya di tengah rapat kerja dengan Kemenkes pada 3 Februari lalu. Detik melaporkan bila peserta rapat terkekeh mendengar lelucon Ribka. Oke. Ini mashok sih. Kepanjangan 'komunitas rondo mempesona' itu sangat layak disebar jadi guyonan WA om dan tante kita.
  • Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto: "Secara medis doa, semua karena doa, saya yakin doalah yang membuat kita semua [bebas virus corona]," kata Menkes saat menemui awak media di Bandara Halim pada 15 Februari, merespons keheranan WHO melihat belum ada satupun kasus penularan Covid-19 di negara berpenduduk 270 juta jiwa ini. Ketika ucapannya yang dia sebut kelakar itu menuai kritik di medsos, Terawan mengubahnya jadi sikap yang serius, sampai bawa-bawa Pancasila. "Ngapain malu kita andalkan Yang Maha Kuasa? Masa berdoa aja malu. Salahnya sendiri. Orang boleh beragama tapi belum tentu mau berdoa…Apapun agamanya, selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama maka namanya ora et labora [berdoa dan bekerja]. Saya kira itu tetap ada bekerja sambil berdoa dan itu sebuah hal yang sangat mulia," ujarnya, dalam kesempatan terpisah di Kantor Staf Presiden pada 17 Februari 2020. Kali ini, kelakar Pak Terawan kurang dapet. Komentarnya soal harga masker naik dan komersialisasi mak erot masih jauh lebih menggugah syaraf tawa (dan tangis) dalam diri kita. Oh iya sampai lupa, pada 27 Januari lalu Terawan membuktikan diri sebagai kandidat menkes yang paling humoris sepanjang sejarah republik ini. Ketika panik corona mulai meluas, dan dia berkelakar dengan mengingatkan kita yang penting makan cukup dan menikmati keadaan. "Dari 1,4 miliar penduduk [Tiongkok] paling dua ribuan [tertular]. Dua ribu dari 1,4 miliar itu kan kayak apa. Karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah. Enjoy saja, makan yang cukup."

Iklan

Demikianlah. Kalian yang lebih layak jadi juri, menentukan lucu tidaknya lelucon para pejabat tersebut.

Persoalannya, di media sosial, kepercayaan publik pada kemampuan pemerintah mendeteksi persebaran virus ini masih belum membaik. Ditambah lagi ada kabar seorang warga negara Jepang yang ditengarai mengidap Corona jenis Covid-19 sesudah pelesir ke Indonesia, seperti dilaporkan NHK.

Lelaki 60 tahun itu mengalami gejala flu berat dan akhirnya memeriksakan diri ke rumah sakit pada 12 Februari lalu.

Kementerian Kesehatan menampik bila kesimpulan langsung diarahkan pada potensi sudah ada yang tertular virus Corona di Tanah Air sebelum kurun tersebut. Sang turis Jepang itu, dilaporkan pelesir ke Bali. "[Turis itu] belum jelas riwayat perjalanannya ke mana saja. Jadi itu masih belum bisa dikonfirmasi. Karena kita mengonfirmasi terkait dengan suatu kasus itu harus jeli betul, karena itu dipertimbangkan oleh negara tersebut dan juga WHO," kata Busroni selaku Kepala Humas Kemenkes.

Kemenkes sebelumnya mengkritik laporan beberapa pakar kesehatan dari AS, yang menduga seharusnya sudah ada kasus penularan Covid-19 di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia lantas meminta Balitbang Kemenkes merilis hasil pemeriksaan sampel yang dinyatakan negatif Corona pada publik. Tujuannya agar masyarakat tenang. Tapi, saran itu sampai sekarang belum direspons oleh otoritas kesehatan.