Resolusi Tahun Baru

Aku Sengaja Melanggar Semua Resolusi Tahun Baru Selama Seminggu Penuh

Tak sedikit orang kecewa ketika resolusi tahun baru gagal terlaksana. Bagaimana kalau kita sengaja melanggar semuanya? Seperti inilah pengalamanku.
Daisy Jones
London, GB
Perempuan tidur di sofa
Semua foto oleh Daisy Jones

2022 sudah tiba, yang artinya New Year, new me! Sekarang waktu yang tepat memperbaiki diri. Tak ada lagi alasan untuk bermalas-malasan dan mempertahankan kebiasaan buruk. Bangkitlah dari kasur, dan raih semua mimpimu di tahun yang baru ini.

Setidaknya begitulah sikap orang-orang saat menyambut Januari. Tapi kenyataannya, resolusi yang kita buat justru bisa membebani hidup dan ujung-ujungnya gagal terwujud. Memantapkan niat untuk rajin berolahraga atau mencoba aktivitas baru bisa memompa semangat, tapi kenapa harus “nge-gym” saat ini juga? Memangnya apa yang akan terjadi kalau tidak langsung melakukannya? Apa yang ingin kalian persiapkan? Belanda masih jauh.

Iklan

Aku mulai berteori: Kalau mempertahankan resolusi bisa bikin stres, bagaimana jadinya jika aku sengaja melanggar semuanya (anggap saja itu sebagai “anti-resolusi”)? Bisakah itu membuat hidupku menjadi lebih baik atau malah lebih buruk? Apakah membuat resolusi sepenting itu, atau kita melakukan hal yang sia-sia?

Aku pun memutuskan untuk mencari jawabannya sendiri. Dalam kurun seminggu, aku menggagalkan semua resolusi yang sering orang buat.

Resolusi Tahun Baru #1: Menjaga pola makan sehat

Biskuit Lunchables dan saus keju Dairylea

Kenapa makanan tidak sehat terasa lebih lezat? Aku cuma ingin makan pizza setiap hari, tapi katanya itu tidak bagus bagi kesehatan. Bisa menyebabkan obesitas, kolesterol tinggi dan diabetes. Gimana orang bisa rajin makan sayur kalau rasanya tidak enak?

Sementara orang lain bertekad menghindari junk food di tahun baru, aku memilih makan sembarangan. Alih-alih menikmati irisan apel di siang hari, aku melahap sekotak biskuit yang dilengkapi saus keju. Selesai ngemil, aku menenggak sekaleng Sprite (tidak ada di foto). Ini tidak bisa disebut makan siang ideal, tapi aku suka makan seperti bocil.

Aku makan malam dengan potato wedges dan saus sambal. Sejujurnya aku amat menikmati setiap momennya, tapi aku ogah menjalani gaya hidup ini karena tidak mau kena kudis.

Resolusi Tahun Baru #2: Rajin olahraga

Penulis tidur di sofa

Sudah tidak diragukan lagi berolahraga merupakan cara terbaik membakar lemak. Sayangnya, itu tidak berlaku untukku! Lebih baik rebahan daripada meningkatkan intensitas latihan fisik. Ini tidaklah sulit. Kalian bisa mencobanya sendiri di rumah masing-masing.

Iklan

Namun, aku mulai merasa gelisah dan lesu setelah terlalu lama rebahan. Hal sepele macam belanja ke supermarket dan mencari udara segar bisa memberi sedikit energi, tapi aku tidak merasakan itu sama sekali.

Bersantai memang menyenangkan, tapi sengaja tidak melakukan apa-apa untuk waktu yang lama bisa bikin depresi.

Resolusi Tahun Baru #3: Mempelajari keterampilan baru

Layar laptop menampilkan The Real Housewives of Beverly Hills

Banyak di antara kalian mungkin sudah mulai belajar bahasa asing atau menyulam. Aku salut dengan semangat kalian. Siapa tahu saja dari mencoba hal baru, kalian bisa menemukan bakat terpendam.

Bagaimana denganku? Tentu saja melanjutkan kebiasaan lama. Aku menonton ulang The Real Housewives of Beverly Hills hingga 7-8 jam.

Untuk apa mencari hobi baru jika sudah ada yang lama?

Resolusi Tahun Baru #4: Berkenalan dengan orang baru

Tangan menempel di jendela

Hmmm, aku bisa memilih antara mencari teman baru, atau merenung memandang hujan lewat jendela. Pilihanku jatuh pada yang terakhir. Lagipula temanku sudah cukup banyak (kira-kira ada enam atau tujuh orang), jadi sepertinya tak perlulah aku berkenalan lagi dengan orang lain. Kan, kasihan kalau ada teman lama yang merasa tersisihkan. Anti-resolusi satu ini gampang banget terwujud karena aku pribadi senang menghabiskan waktu sendirian.

Iklan

Kalau dipikir-pikir lagi, tak ada satu pun anti-resolusi yang sulit dilakukan. Aku merasakan sensasi yang berbeda setelah sepekan tidak mencapai apa-apa. Aku kira akan merasa lebih bahagia dengan tidak memedulikan resolusi tahun baru. Yang kurasakan justru lelah, bosan dan kurang bersemangat.

Ini bukan berarti membuat resolusi adalah hal yang bagus dan kita semua kudu menjadi pribadi yang lebih baik. Persetan dengan itu semua! Namun, tidak dapat dipungkiri perasaan kita jauh lebih menyenangkan jika melihat ke depan dan mengharapkan perubahan positif.

Meskipun demikian, sepekan terakhir bukanlah momen terburuk dalam hidupku. Aku selalu ingin ngemil di siang hari, dan bersantai adalah kegiatan favoritku. Tapi, aku punya pesan untuk kalian semua: jalani resolusi dengan lebih santai. Kalian tidak perlu terburu-buru mendaftar gym dan olahraga berlebihan seperti Hulk. Tak ada salahnya jika sesekali ingin begadang nonton drakor atau makan burger. Nikmati saja tahun ini.

@daisythejones