Twitter

Cuitannya Dilabeli Klaim Palsu, Trump Ancam Blokir Twitter Lewat Twitter

"Twitter telah membungkam KEBEBASAN BERPENDAPAT," begitu kata presiden AS yang sedang ngambek. Sumpah, yang bukan orang Amerika aja ikutan malu nih....
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Presiden Donald Trump menjawab pertanyaan jurnalis dalam acara melindungi pasien diabetes manula di Rose Garden White House pada 26 Mei 2020. (AP Photo/Evan Vucci)

Pada Selasa malam dan Rabu pagi waktu setempat, presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluh di Twitter bahwa platform media sosial ini menzalimi kelompok konservatif. Serangkaian twitnya diposting setelah jejaring sosial melabeli kicauan Trump tentang “mail-in voting” sebagai klaim palsu.

Pada Selasa, pihak Twitter mengatakan tengah “meningkatkan fitur dan kebijakan yang sudah ada” setelah suami mantan ajudan kongres Lori Klausutis menulis surat permohonan agar Twitter menghapus cuitan Trump dan putranya, Donald Trump Jr., yang mengimplikasikan host MSNBC (dan mantan bos Klausutis) Joe Scarborough membunuh istrinya.

Iklan

Twitter belum mengurus kicauan tersebut, tetapi mereka menambahkan penyangkalan terhadap twit “mail-in voting” Trump pada Selasa. Pengguna yang mengklik penyangkalan tersebut akan dibawa ke laman pemeriksa fakta Trump.

Pada Selasa malam waktu setempat, Trump menuduh Twitter ikut campur dalam pemilihan presiden karena tidak membiarkannya berbohong.

“Twitter telah menodai KEBEBASAN BERPENDAPAT. Sebagai Presiden, saya takkan membiarkan itu terjadi!” bunyi twitnya.

Pada Rabu pagi, dia mengancam akan memblokir Twitter karena “membungkam suara golongan konservatif.”

“Kami akan mengatur dengan ketat, atau memblokir , supaya ini tidak menjadi kenyataan,” bunyi twit lainnya.

Terlepas dari ancamannya, Trump sudah lima kali berkicau di Twitter ketika artikel ini diterbitkan.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US