Korea Utara

Amerika Selidiki Kondisi Kesehatan Kim Jong-un Pakai Drone Mata-Mata

Pakar menduga AS sengaja membiarkan pesawat tanpa awaknya terlacak radar, agar Korea Utara mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada sang diktator.
Warga Korea Selatan menonton berita tentang pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Stasiun Kereta Api Seoul pada 21 April 2020. (AP Photo/Lee Jin-man)
Warga Korea Selatan menonton berita tentang pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Stasiun Kereta Api Seoul pada 21 April 2020. (AP Photo/Lee Jin-man)

Kabar tentang pemimpin tertinggi Korea utara Kim Jong-un masih abu-abu. Belum pasti apakah dia sungguhan "mati otak" karena "sakit parah", atau sekadar menjalani penyembuhan pasca-operasi jantung di vila milik keluarga di Wonsan.

Karena penasaran, Amerika Serikat mencari sendiri informasi dengan menerbangkan pesawat tanpa awak (drone) mata-mata ke negara paling tertutup sedunia tersebut. Angkatan Udara AS mengamati Semenanjung Korea setiap hari sejak Senin, setelah Kim pertama kali diberitakan belum pulih sesudah operasi jantung pada 12 April lalu.

Iklan

Akun Twitter Aircraft Spots melacak pesawat mata-mata AS ketika melintasi Seoul. Angkatan Udara AS sudah biasa melakukan penerbangan semacam ini, tapi anehnya baru sekarang pesawat mereka terlacak radar.

Kepada kantor berita Korea Selatan Yonhap, para pakar berujar AS mungkin “sengaja” membiarkan pesawat mereka terlacak untuk mendesak Korut mengungkapkan kebenaran terkait kondisi kesehatan sang diktator.

Intensitas pemantauan AS meningkat awal bulan ini setelah Korea Utara menguji coba rudal pada 14 April lalu. Kim Jong-un biasanya mengawasi uji coba semacam ini, tapi media nasional belum merilis foto-foto atau berita resmi terkait peluncuran rudal tersebut.

Dua hari lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya tak tahu-menahu soal kondisi kesehatan Kim Jong-un. Trump mengatakan meski ada "laporan medis yang sangat serius, belum ada yang mengonfirmasi kebenarannya" sejauh ini.

"Hasil laporannya seperti itu tapi kami sendiri tidak tahu," imbuh Trump. "Saya hanya bisa bilang semoga Kim Jong-un cepat sembuh."

Berita diktator Korut sakit parah usai operasi diumumkan oleh situs yang dikelola para pembelot Korea Utara. Mengutip sumber mata-mata AS, beberapa media Amerika mengklaim diktator berusia 36 tahun itu mengalami "mati otak" karena "sakit parah"—meski akhirnya sebagian besar laporan tersebut diralat.

Sumber intelijen Korea Selatan menyangkal berita itu, mengatakan tidak ada bukti telah terjadi aktivitas kurang lazim di pemerintahan Korea Utara. Intel Tiongkok yang diwawancarai Reuters juga menyatakan masih tak ada bukti apapun soal kondisi kesehatan Kim Jong-un.

Iklan

Mengutip agen rahasia AS, stasiun televisi Korea Selatan Channel A memberitakan Kamis, Kim Jong-un menetap di kota pesisir Wonsan sejak pekan lalu dikarenakan beberapa orang terdekatnya tertular COVID-19.

Pejabat Korea Utara pekan lalu mengklaim masih tidak ada kasus positif corona di negara mereka, tetapi para pakar sangat meragukan klaim tersebut.

Dengarkan podcast kami di Apple Podcast , Spotify , Stitcher , atau aplikasi lainnya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News