FYI.

This story is over 5 years old.

Seni Jalanan

Ingatkan Publik Soal Pemanasan Global, Seniman Jalanan Bikin Mural di Bongkahan Es

Sean Yoro sengaja memilih es yang mencair. "itu simbol orang-orang yang sudah terimbas pemanasan global dan pentingnya kita segera bertindak." Siap bosqu!
Hula alias Sean Yoro dan tim memotret mural yang mereka buat di atas gletser es meleleh
Foto dari arsip pribadi seniman

Meningkatkan permukaan air laut, yang disebabkan oleh meleleh gletser secara masif, adalah salah satu dampak yang paling kentara dari meningkatnya suhu bumi. Mestinya, kenyataan ini sudah bikin kita mafhum akan betapa nyatanya pemanasan global dan lekas berbenah diri. Sepanjang sejarah manusia, segala satu yang sifatnya visual—termasuk karya seni visual—umumnya ampuh untuk mengingatkan manusia akan urgensi sesuatu. Atau dengan kata lain, manusia tak akan percaya apapun sampai dia melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri.

Iklan

Menyambangi Dapur Umum Gratis Terbesar Di Dunia

Sayangnya, bahkan dengan bukti segamblang ini, masih ada saja segelintir orang—di antaranya Donald Trump, Sarah Pallin bahkan novelis sekelas Michael Crichton—yang mengingkari pemanasan global. barangkali, manusia memang perlu disentak lagi dengan karya visual yang khusus dibuat untuk mengingatkan kita sudah separah dampak apa pemanasan global di Bumi ini.

Untungnya street artist yang gemar menggambari papan selancar Sean Yoro, atau lebih kondang dengan julukan Hula, mengumumkan seri mural baru berjudul A’o ‘Ana (Peringatan). Sebelumnya, nama Hula terlebih dahulu masyhur lantaran pernah membuat mural potrait menawan di pinggir perairan yang dikerjakan Hula sambil duduk di atas papan selancar.

Hula menggunakan teknik yang sama untuk mengerjakan mural terbarunya di atas pecahan balok es yang terpisah dari gletser yang tengah meleleh. Hula memanfaatkan area dan ruang di sekitar kanvasnya—dalam hal ini, pecahan balok es yang mengapung—sebagai properti. Dia juga menyulap permukaan air sebagai bingkai muralnya. Hasilnya, mural-mural terbaru terkesan muncul dari dalam permukaan air laut.


Tonton dokumenter VICE mengenai kerusakan lingkungan di Indonesia gara-gara kita lupa mengolah plastik:


"Aku melukis muralku di atas balok es yang tengah meleleh sebagai representasi orang-orang yang sudah terimbas pemanasan global dan pentingnya urgensi untuk segera bertindak mengatasi dampak pemanasan global," ujar Hula.

Iklan

Lantaran dikerjakan di atas balok es, mural terbaru Hula tak bertahan lama. Umurnya paling lama hanya bebarapa minggu saja. Setelah itu, mural-mural ini akan musnah selamanya. Namun, justru itu yang bikin menegaskan urgensi permasalahan pemanasan global. "Aku harap mural-mural buatanku bisa menyadarkan betapa mendesaknya isu-isu pemanasan global ini, sebab mural-mural ini mewakili orang-orang yang sudah merasakan dampaknya dan membutuhkan pertolongan kita."

Karena sejumlah alasan legal, kami tak bisa membeberkan lokasi mural-mural terbaru Hula. Namun, kami bisa memberi tahu glester mana yang paling cepat meleleh karena pemanasan global.

Pasalnya, gletser-glester yang meleleh serta naiknya pemukaan laut dibahas panjang lebar dalam episode pertama seri terbaru VICE yang tayang di HBO dan kolom terbaru VICE News" The Tipping Point" yang menyajikan berita-berita internasional terbaru tentang pemanasan global..

Silakan simak potret beberapa mural terbaru Hula di bawah ini:

Kalau tertarik ingin tahu karya Hula lainnya klik di sini.

Artikel ini pertama kali tayang di The Creators Project