Konten Viral

Monyet di Indonesia Emang Jago Selfie, Kali ini Monyet Ubud Bisa Ajak Turis Swafoto

Dulu di Sulawesi pernah muncul kehebohan, sampai sengketa hukum, gara-gara foto monyet selfie pakai kamera fotografer AS. Sekarang monyet di Ubud viral, tapi ada rahasia di balik swafoto imut mereka....
Monyet di Indonesia Emang Jago Selfie, Kali ini Monyet Ubud Bisa Ajak Turis Swafoto Foto Monyet Selfie
Foto selfie monyet dengan turis dari akun Twitter Gie Wahyudi.

Selain pantainya yang indah dan budayanya yang eksotis, Bali punya satu lagi syarat yang menjadikannya terdepan dalam dunia pariwisata dunia: berbagai trik manipulasi foto. Kebutuhan foto-foto menarik sebagai output utama dari perjalanan wisata dilayani dengan sangat baik oleh tempat-tempat wisata Pulau Dewata.

Selain cara memunculkan genangan air pakai cermin di Gates of Heaven yang sempat VICE bahas beberapa bulan lalu, ternyata Bali punya trik foto lain yang enggak kalah mind-blowing: di Monkey Forest Ubud, turis bisa diajak selfie sama monyet.

Iklan

Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, foto-foto tersebut hanyalah trik kamera dan bukannya hasil dari inisiatif para monyet yang pengin foto bareng bule. Adalah @GieWahyudi, akun Twitter yang emang doyan bagi-bagi konten kelucuan duniawi, yang beberapa waktu lalu mengungkap cara pengunjung Monkey Forest Ubud agar bisa diajak selfie sama monyet.

“Dari WAG (WhatsApp Group), enggak jelas sumbernya,” ujar pemilik akun @GieWahyudi saat dikonfirmasi Kompas terkait sumber video. Kejadian ini memberikan saya harapan bahwa selain menjadi sumber berita bohong, WhatsApp Group punya potensi jadi ajang bagi-bagi video lucu kayak Twitter. Per 9 September, video tersebut sudah dibagikan lebih dari 33 ribu kali dan disukai lebih dari 35 ribu akun.

Deny Wiratna, seorang pemandu wisata di Monkey Forest Ubud, mengatakan laki-laki berpakaian Bali dalam video viral tersebut adalah pawang monyet di sana. "Pawangnya yang jaga, kasih makan, dan lain-lain. Hanya tidak disentuh saja. Mereka seperti sahabat, seperti anjing dan tuannya," ujar Deny kepada Kompas.

Ternyata, trik selfie bareng monyet ini sudah ada sejak delapan tahun yang lalu di Ubud. Katanya sih trik ini tidak sengaja ditemukan oleh I Nyoman Surata, salah seorang pawang monyet. Suatu ketika Surata sedang memotret turis sembari membawa pisang. Melihat ada makanan, tiba-tiba ada monyet mendekat dan mengangkat tangannya di depan kamera dengan maksud mengambil pisang yang dipegang Surata. Alhasil, di foto seolah-olah monyetnya yang sedang swafoto.

Monkey Forest Ubud yang berlokasi di Desa Adat Padangtegal, Kecamatan Ubud, Kabuapetan Gianyar, Bali adalah implementasi filosofi umat Hindu "Tri Hita Karana", yakni hidup serasi antara manusia, alam, dan Tuhan. Di hutan seluas 12,5 hektare tersebut diperkirakan hidup 900 ekor monyet. Untuk bisa masuk ke kawasan wisata, pengunjung harus membayar biaya karcis sebesar Rp80 ribu untuk dewasa dan Rp60 ribu untuk anak-anak. Kata pawang monyetnya, apabila mau memberi makan monyet, dilarang keras mempermainkan monyet dengan menarik-ulur makanan layaknya penjual es krim Turki ini, kecuali kalau emang pengin kena gigit.

Ngomong-ngomong soal selfie monyet, saya jadi kepikiran beberapa kasus kocak. Pertama, VICE pernah ngebahas soal monyet lain di Indonesia yang “menuntut” seorang fotografer bernama David Slater dan perusahaan penerbitannya karena menggunakan selfie-nya sebagai sampul buku terbaru sang fotografer, Wildlife Personalities. Berbeda dengan selfie monyet di Bali yang dibuat-buat, selfie monyet di buku Slater ini beneran si monyet yang megang kamera dan berfoto ria. Sayang, dibanding membicarakan bagaimana monyet kok bisa-bisanya menggunakan kamera canggih untuk kepentingan narsistiknya, manusia malah sibuk ngeributin siapa pemilik hak cipta foto tersebut.

Kedua, saya risau melihat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, yang mengunggah foto di Instagram sembari mengaku kesulitan ngajakin monyet foto bareng di Curug Cimahi. Curug Cimahi adalah destinasi wisata air terjun di Bandung Barat, Jawa Barat, yang emang ada habitat monyet liar di dalamnya. Tapi berbeda dengan Ubud, monyet liat di Curug Cimahi tidak terawat dengan baik. Seorang warga pernah melapor bahwa monyet-monyet ini terlihat mencari makan di tumpukan sampah.

Melihat ini, saya yakin Ridwan Kamil harus segera mengirim pawang monyet Curug Cimahi ke Monkey Forest Ubud untuk melakukan studi banding. Dengan begini, selain belajar bagaimana caranya merawat dan hidup berdampingan dengan monyet liar, siapa tahu pertukaran ilmu selfie monyet bisa terjadi sehingga Pak Ridwan nggak perlu kesusahan lagi kalau mau foto bareng.