FYI.

This story is over 5 years old.

Dating

Ini Tanda-tanda Kamu Berpacaran dengan Orang Narsis

Ciri-cirinya tidak begitu kentara seperti yang orang-orang pikir.
Westend61/Getty Images

Kalau iseng google istilah “narsis,” kamu akan melihat beragam artikel yang menjelaskan gejala gangguan kepribadian narsistik. Gejalanya agak membingungkan karena menyebutkan sifat-sifat seperti arogan atau sombong, kurang rasa empati, dan merasa paling benar. Kita semua pasti pernah melakukan atau punya salah satu sifat di atas. Lalu, apakah kita termasuk orang narsis?

Meskipun penelitian tahun 2017 menyebutkan bahwa narsistik menempati posisi kedua gangguan yang paling umum terjadi setelah OCD, tetapi gangguan ini tidak mudah dipahami.

Iklan

Zlatan Krizan, dosen psikologi di Iowa State University, mengatakan bahwa tidak ada definisi yang bisa menjelaskan narsistik secara tepat karena gejala ini berkesinambungan. Pada 2017, dia dan rekan menerbitkan jurnal tentang model spektrum narsistik, yang menjelaskan ciri-ciri utama narsisisme. Model ini lalu mendefinisikan satu set ciri-ciri kepribadian yang menurut Krizan menggambarkan sifat narsisisme. Ciri-cirinya berbeda pada setiap orang.

“Hampir semua orang punya sifat narsis dalam dirinya,” ujar Krizan. “Kebanyakan orang memiliki spektrum yang sangat rendah, dan beberapa spektrumnya tinggi. Ada juga yang memiliki gabungan dari kecenderungan kepribadian yang berbeda. Sifatnya sangat berkesinambungan.”

Krizan menjelaskan bahwa ada dua dimensi narsisisme yang berbeda: terang-terangan dan tidak. Ciri-ciri yang pertama sesuai namanya. Mereka sangat berani, terlalu percaya diri, dan arogan. Sedangkan yang kedua cenderung lebih pasif agresif, mudah tersinggung, dan reaktif secara emosional. Setiap tipenya sama-sama punya sifat merasa paling benar dan penting.

Gangguan mental bisa didiagnosis apabila menghambat orang dalam melakukan sesuatu. Namun, menurut Krizan, gangguan ini tidak akan menimbulkan masalah asalkan kebutuhan narsistiknya terpenuhi. Itu artinya gejala narsistik sulit dideteksi. Ada banyak orang narsis di sekitar kita, hanya saja kita tidak menyadarinya. Apalagi kalau kita berada di lingkungan tertentu, seperti di bidang pekerjaan, akademis, dan seni. Di lingkungan seperti ini, orang-orang unik dan berbeda lebih sering dipuji-puji.

Iklan

“Apa saja yang bermasalah memang harus dievaluasi dalam konteks budayanya,” kata Krizan. “Sisi narsistikmu tidak akan menimbulkan masalah kalau kamu punya kekuatan yang besar dan tidak berada dalam lingkungan yang mengancam.” Orang miskin yang narsis secara terang-terangan akan menunjukkan sifat-sifat bermasalah kalau berada di lingkungan yang tidak mementingkan diri sendiri.

Memiliki sifat narsistik memang ada untungnya. Orang yang narsis secara terang-terangan biasanya ambisius, menarik, dan sukses. Akan tetapi, ciri-ciri ini tidak akan cocok dalam hubungan percintaan. Pasangan yang narsis tidak akan mengakui kesalahannya sendiri.

“Bakalan susah membuat mereka mengakui kesalahannya,” kata Wendy Behary, psikoterapis dan direktur Cognitive Therapy Center di New Jersey. Behary biasa menangani orang dan pasangan yang narsis. “Orang narsis akan membela diri sendiri, membenarkan sikapnya dan menyalahkan orang lain.” Menurut Behary, pasangan yang narsis biasanya suka meremehkan, mengkritik, mengatur, menghina, dan menjatuhkan harga diri pasangannya. Akibatnya, pasangan merasa ragu terhadap dirinya sendiri.

“Orang narsis susah mengakui kesalahannya. Alasannya karena mereka yang paling benar dan orang lain harus malu karena kesalahannya. Mereka tidak akan mau bertanggung jawab,” kata Behary.

Berhubung sifat narsistik terjadi pada spektrum, jadi kita sulit menentukan apakah pasangan termasuk orang narsis atau bukan.

Iklan

“Pasanganmu bisa jadi orang narsis kalau dia meremehkan atau mengabaikan semua ucapanmu, sehingga kamu ragu untuk mengutarakan pendapat lagi. Selain itu, mereka juga tidak pernah puas dengan jawabanmu. Atau kamu malah jadi rugi sendiri waktu kesal dengan kelakuan pasangan,” katanya.

Punya pasangan yang narsis dan suka menyalah-nyalahkan orang membuat hubungan tidak berjalan mulus. Bagi Behary, putus adalah cara terbaik menghindari orang semacam ini. Akan lebih baik lagi kalau pasangan narsis yang memutuskan hubungannya.

“Orang narsis tidak bisa menerima kegagalan atau penolakan. Mereka akan sakit hati kalau diputuskan pasangan. Kalau mau putus, ya harus mereka yang melakukannya,” kata Behary.

Walaupun sulit menjalankan hubungan yang sehat dengan orang narsis, Behary mengatakan kalau masih sangat mungkin berpacaran dengan orang yang narsisnya tidak berlebihan. Kamu tidak perlu lagi meragukan diri sendiri setelah mengetahui kecenderungan orang-orang narsis.