FYI.

This story is over 5 years old.

Hari Akhir

Tips Untuk Menjalani Hidup Sebelum dan Sesudah Terjadinya Kiamat Kecil

Kalian khawatir tiba-tiba terjadi ledakan nuklir skala raksasa yang meluluhlantakkan peradaban? Kami menghubungi desainer rumah tahan nuklir supaya kalian bisa bersiap-siap.
Foto ilustrasi oleh Bruce Francisco.

Warga Amerika Serikat sekarang sedang ketar-ketir melihat potensi serangan nuklir Korea Utara yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Tiap kali ancaman serius muncul, dapat dipastikan inbox email Bruce Fransisco akan dipenuhi surel dari orang-orang meminta saran. Padahal lelaki 59 tahun asal Connecticut itu bukanlah pejabat pemerintah, pakar nuklir, apalagi analis soal dampak serangan nuklir terhadap planet ini. Dia hanyalah komedian, praktisi ilmu hipnotis, pengajar meditasi, motivator, serta mendalami perawatan kulit secara otodidak. Apa hubungan pengetahuan Bruce sama serangan nuklir?

Iklan

Nah, ada satu skill Bruce yang belum kami sebut sebelumnya. Dia juga secara otodidak belajar membuat desain rumah. Sudah banyak rancangan rumah yang dia buat dan sebar lewat Internet. Beberapa di antaranya adalah konstruksi rumah dengan basement bawah tanah yang diyakini dapat membantu penghuninya melewati ledakan nuklir selama beberapa tahun. Tak hanya itu, ditambah pengetahuannya soal meditasi dan hipnotis dapat membantu klien untuk menenangkan pikiran saat bencana setara kiamat kecil tadi terjadi betulan.

Plus, kalau mengikuti sarannya soal perawatan kulit, maka kalian bakal tetap kinclong di era post-apocalyptic. Jadi begitulah kenapa Bruce dicari banyak orang ketika ancaman perang nuklir makin mendekati kenyataan. Dia bisa memandumu menjadi manusia waras berkulit sehat, saat manusia lainnya musnah, bertahan hidup sebagai kanibal, atau terdorong menuju kegilaan akibat kerusakan lingkungan yang parah. Tidak sedikit lho warga biasa yang sekarang makin panik sama skenario perang nuklir. Apalagi setelah Hawaii tempo hari mengalami insiden alarm keliru soal ancaman rudal.

"Selamat pagi, berapakah kira-kira biaya pembangunan ruang bawah tanah anti nuklir? Berapa juga biaya yang saya butuhkan untuk hidup di bawah tanah selama kurun enam bulan sampai tiga tahun?" kata Bruce, saat membacakan salah satu email yang dia terima. Surel macam itu bejibun datang saban kali Kim Jong-un menggelar uji coba rudal balistik di Semenanjung Korea. "Surat kayak gitu masih biasa. Ada lho yang bunyinya kayak gini: 'Halo namaku Dona. Bisa enggak aku beli rumah antinuklir yang kuat menampung 100 orang selama setahun penuh?' Berapapun harganya aku beli deh. Aku butuhnya buat minggu depan.'"

Iklan

Bruce ketawa getir saat membacakan surat-surat tadi kepadaku. Tapi, mengingat permintaan mereka tulus, dia merasa sedih juga membayangkan kekalutan yang dirasakan orang-orang di luar sana soal potensi pecah perang nuklir antara AS dan Korea Utara. Satu surat membuatnya tertegun. Pedih terasa di hatinya.

"Jujur, saya enggak tahu harus ngapain kalau sampai terjadi perang nuklir," kata Bruce yang terbata-bata membacakan surat tersebut. "Saya punya anak istri, kami enggak punya banyak uang untuk membayar jasamu. Tapi kami mau melakukan apa saja kalau kamu bersedia membantu."

Bagaimana sebenarnya Bruce dikenal sebagai pembuat rumah tahan nuklir? Semua gara-gara situs yang memamerkan denah diberi tajuk 'Silohome'. Bruce terinspirasi desainnya dari reruntuhan markas Angkatan Udara AS pada era Perang Dingin, yang terletak di Pegunungan Adidrondack, sekitar satu jam dari New York. Situs soal Silohome itu sampai sekarang masih bertengger di halaman pertama pencarian Google kalau ada yang browsing soal rumah tahan nuklir.

Markas AU dengan kode Atlas-F yang jadi inspirasi Silohome dibangun pada era Presiden Dwight Eisenhower, pada masanya menelan dana hingga US$16 juta. Total ada 72 bangunan antinuklir dibangun pemerintah di seluruh wilayah Negeri Paman Sam, yang mengalami ancaman perang dengan Uni Soviet. Beberapa di antaranya berlokasi di Texas, Kansas, Nebraska, Oklahoma, dan New Mexico. Padahal, kalau disambangi lagi, bangunan-bangunan itu sekarang tak terawat karena dibiarkan begitu saja setelah selesai dibangun pada akhir dekade 60'an.

Iklan

Sekarang, Bruce menggantikan imajinasi publik soal kekuatan desain bangunan antinuklir pemerintah AS lewat Silohome. Sekilas, kita bisa menduga dia masih sepupunya David Copperfield. Lelaki multitalenta ini lahir di Armonk, New York, tumbuh besar dalam didikan sang ayah yang suka mengajarinya bermacam skill pertukangan. Ayah Bruce mengelola bisnis penyewaan pesawat bekas.

Pada 1992, Bruce jadi tertarik pada desain bangunan antinuklir. Seorang rekan bisnisnya membeli Markas Atlas-F di Adirondack dengan biaya US$55 ribu. Bersama temannya itu, dia melihat sendiri seperti apa sih bentuk bangunan yang diharapkan dapat melewati kiamat kecil. Kesan pertamanya tidak terlalu positif. Yang dia saksikan cuma gundukan semen dengan tangga bawah tanah berisi kehampaan.

"Saya turun beberapa langkah, lalu yang kami temukan adalah ruang bawah tanah penuh air. Kayaknya markas itu pernah kebanjiran, jadi kami berdua membeli pompa, mengosongkan air, lalu yang tersisa cuma ruangan kosong penuh kotoran."

Sesudah rekan lainnya mendatangkan insinyur yang memastikan tidak ada limbah berbahaya di bangunan itu, Bruce segera mencoba merenovasi markas Atlas-F tersebut ke kondisinya di awal pembangunan.

Dia merenovasi ruang pengendali, membangun sudut untuk hiburan penghuni, dapur, serta ruang makan di bagian paling dekat permukaan tanah. Bruce menambahkan tangga spiral yang eksentrik untuk memandu penghuni ke ruang tidur mewah dilengkapi jacuzzi. Ventilasi dan septic tank-nya dibikin lebih canggih. Untuk bagian luar, tidak perlu banyak perubahan. Bruce yakin lapisan baja dan beton Atlas-F sudah tangguh menghadapi ledakan dalam skala kiloton.

Iklan

"Aku tidur di ruang bawah tanah itu beberapa kali saat masih proses renovasi," kata Bruce. "Rasanya sunyi yang gimana gitu, susah menjelaskannya."

Tanpa terasa, Bruce dan kawannya menghabiskan nyaris US$1 juta untuk merenovasi bunker tahan nuklir tersebut. Selain ruang bawah tanah, mereka juga membangun rumah yang nampak biasa di permukaan, untuk menutupi kesan "bunker banget". Bruce dan kawannya merancang kode khusus, sehingga cuma penghuni yang bisa membuka ruang bawah tanah rahasia untuk berlindung. Bruce, yang punya lisensi sebagai pilot, sekalian membangun landasan pacu di dekat silo.

Desain rancangan Bruce itu terasa berbeda dibanding rumah tahan nuklir lainnya yang terasa kayak pangkalan militer. Bruce memastikan penghuni harus merasa itu rumah untuk tinggal, bukan tempat yang kaku. Dia ingin penghuni merasa nyaman, dan andai benar-benar terjadi perang nuklir, desain ruang bawah tanahnya dapat diandalkan.

Pembeda lain desain rancangan Bruce dari arsitek lain adalah tips-tipsnya untuk menjaga kewarasan selama perang nuklir terjadi. Sebagai praktisi hipnotis, Bruce ternyata sudah punya situs lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dia mengklaim bisa membantu klien berhenti merokok, diet, atau tidur lebih nyenyak. "Tips dari saya pasti akan membantu kalian membuang semua perasaan dan kebiasaan negatif," ujarnya. Pola pikir positif kayak gitu kayaknya emang dibutuhkan ya saat terjadi perang nuklir.

Iklan

"Orang-orang pasti stres dong kalau baca berita sekarang. Makanya saya ingin membantu mereka secara menyeluruh, tak hanya soal rumah, tapi bagaimana kita mengembangkan pikiran yang tetap tenang dan bahagia di masa sulit," ujarnya.

Ide Bruce ternyata sudah disambut baik. Salah satu rancangan Silohome-nya dibeli oleh investor yang tak disebut namanya. Bruce bilang dia membuatkan investor itu semacam "pencakar langit dalam botol". Si investor itu bahkan sekarang sudah tinggal permanen di sana.

Bruce sudah membeli markas Atlas F lainnya di Roswell, New Mexico. Dia hanya perlu mengeluarkan biaya US$95 ribu untuk mengambil alih bangunan bekas dari militer AS. Melihat idenya disambut pasar, Bruce berencana membeli lebih banyak markas militer bekas Perang Dingin yang dirancang tahan bom nuklir. "Saya sudah dapat lokasi potensial untuk rumah tahan nuklir lainnya. Tempat yang baru ini dekat sama peradaban kok, enggak terpencil banget. Bahkan ke supermarket cukup jalan kaki."

Hmm, lokasi baru yang dia omongin itu kayaknya menarik buat ditinggali pas benar-benar terjadi perang nuklir. Kalau kalian masih panik dan enggak punya duit untuk membangun silohome, tenang, Bruce punya skill lain yang kalian butuhkan: ambil napas, buang, tenangkan pikiran. Kalian butuh berkonsultasi sama Bruce sang ahli hipnotis, bukan si pakar rumah tahan nuklir.

Follow Michael Goldberg di Twitter.