profil ​Fotografer Tseng Kwong Chi membuat proyek seni legendaris dikira dubes tiongkok
Fotografer Tseng Kwong Chi dalam proyek foto esainya yang membuat orang mengira dia Dubes Tiongkok. Semua foto 

dari arsip Yancey Richardson

Fotografi

Modal Selfie dan Baju Bekas, Fotografer Ini Bikin Orang Mengira Dia Dubes Tiongkok

Tseng Kwong Chi adalah fotografer legendaris yang keliling dunia akhir dekade 1970-an, membuat banyak orang mengira dia diplomat penting asal Tiongkok.

Pada 1978, fotografer kelahiran Tiongkok Tseng Kwong Chi (1950–1990) membeli sebuah kemeja gaya Zhongsan yang populer karena sering digunakan Mao Zhedong, arsitek rezim komunis Republik Rakyat Tiongkok. Kemeja itu tidak punya hiasan mewah, dan penggunanya terkesan sosok bersahaja atau malah “merakyat”.

Kwong Chi sekadar iseng saja saat membeli satu setel kemeja dan celana gaya zhongsan itu saat berkunjung ke sebuah toko baju bekas di Kota Montreal, Kanada. Dia mengenakan busana tersebut beberapa hari kemudian saat menghadiri acara makan malam bersama orang tuanya di restoran Windows on the World, yang dulu berada di puncak Menara World Trade Center, New York, Amerika Serikat. Seingat Muna Tseng, adik perempuannya, berkat bajunya pembawaan Kwong Chi malam itu bagaikan sosok pejabat penting asal Tiongkok.

Iklan

Ucapan adiknya menginspirasi Kwong Chi untuk menggunakan pakaian itu menjadi eksperimen sosial unik. Dia membuat proyek foto esai, memotret dirinya sendiri di berbagai lokasi sembari mengenakan baju tersebut, dan mencoba mencari tahu persepsi publik tentang dirinya.

Orang tua Kwong Chi adalah pengusaha Tiongkok yang kabur ke Hong Kong pada 1966, karena sudah tidak tahan hidup di rezim komunis. Dari Hong Kong, keluarga tersebut kemudian bermigrasi ke Kanada.

Pengalaman migrasi tersebut membuat Kwong Chi sejak muda sering memikirkan tanah kelahirannya, ideologi, cara pandang penduduk Amerika pada orang Asia, dan juga isu pertentangan kelas. Kulminasi berbagai pengalaman itu akhirnya dia jadikan tema utama proyek seri fotonya, yang diberi nama “East Meets West(a.k.a. Expeditionary Self-Portrait Series), yang mana dia akan cosplay seakan dia pejabat penting asal Tiongkok.

a man in a Zhongshan suit stands in front of the twin towers

Tseng Kwong Chi di New York pada 1979. © Muna Tseng Dance Projects, Inc. Courtesy of the Estate of Tseng Kwong Chi and Yancey Richardson, New York

Seri foto itu ternyata menjadi proyek panjang yang baru berakhir di tahun 1990, ketika Kwong Chi meninggal akibat AIDS. Dia rutin jalan-jalan pakai kemeja zongshan ke berbagai kota di seantero AS, bahkan negara-negara lain, sejak 1979. Selain kemeja, Kwong Chi mengenakan kaca mata hitam, serta badge bertuliskan “visitor”, mempertegas kesan kalau dia “orang penting”.

Iklan

Kemeja sederhana macam ini pertama kali diperkenalkan oleh Sun Yat-sen, Presiden pertama Tiongkok pada awal Abad 20, setelah kekaisaran dihapus dari negara tersebut. Namun warga dunia senantiasa mengaitkan kemeja zhongsan pada sosok Mao Zhedong, karena sang petinggi Partai Komunis Cina itu mengenakannya saat bertemu Presiden AS Richard Nixon pada 1972.

a man in a Zhongshan suit jumps in the air, taking a self portrait in front of a bridge in new york

Tseng Kwong Chi di New York, pada 1979. Courtesy of Yancey Richardson and the Tseng Kwong Chi Estate. © Muna Tseng Dance Projects Inc.

Selama menjalankan proyek East Meets West, Kwong Chi keliling ke berbagai tetenger penting Amerika, seperti Menara Kembar WTC, patung Liberty, Disneyland, hingga Lincoln Memorial di Washington D.C. Semua lokasi itu identik dengan simbol-simbol arsitektural khas Amerika Serikat.

Untuk melakukan foto yang bisa dibilang proto-selfie, Kwong Chi mengandalkan kamera Rolleiflex bekas produksi 1940-an, serta sebuah tripod yang dibeli ayahnya di Manchuria pada Perang Dunia II. Melalui seri foto ini, Kwong Chi ingin tahu apakah orang-orang yang dia temui menganggapnya sekadar turis asal Asia yang nyeleneh, atau malah dianggap penting.

Hasilnya, tentu saja opsi kedua. Lebih banyak orang yang mengira dia pejabat asal Tiongkok sedang melakukan lawatan ke negara-negara Barat. Dalam acara Met Gala pada 1980, Kwong Chi sempat ngobrol dengan Yves Saint Laurent yang memuji kemampuan bahasa Prancisnya. “Bahasa prancismu bagus sekali, kamu pasti dubes asal China,” demikian kata Yves, seperti ditirukan Muna. “Orang-orang yang hadir di acara busana Met Gala malam itu memberi kakakku berbagai privilese. Semuanya cuma gara-gara kemeja yang dia pakai.”

Iklan
a man in a Zhongshan suit stood looking at a buddha sculpture

Tseng Kwong Chi, saat berkunjung ke kuil di Kamakura, Jepang, pada 1988. © Muna Tseng Dance Projects, Inc. Courtesy of the Estate of Tseng Kwong Chi and Yancey Richardson, New York.

Potret-potret Kwong Chi selama cosplay jadi dubes itu menggambarkan upaya artistik yang iseng namun menarik. Di masa sekarang, eksperimennya akan masuk kategori satir kebudayaan, karena menyorot bias tiap orang pada suatu busana.

 a man in a Zhongshan suit stood in front of the statue of liberty

Tseng Kwong Chi selfie di bawah patung Liberty, New York 1979. Courtesy of Yancey Richardson and the Tseng Kwong Chi Estate

Siapa sangka, proyek foto yang awalnya iseng itu ternyata berdampak besar bagi kancah seni rupa di Tiongkok, negara kelahirannya. Foto-foto Kwong Chi, yang beberapa kali masuk majalah seni Amerika Serikat, ternyata diselundupkan ke Tiongkok pada dekade 1980-an.

Foto dan perjalanan Kwong Chi menginspirasi para seniman Tiongkok pada masa itu. Muna sempat ke Shanghai pada 2004, bertemu perupa kenamaan Song Dong yang mengaku familiar dengan foto-foto kakaknya.

“Saya dan teman-teman seniman Tiongkok yang besar di era 80’an heran melihat foto-foto kakakmu,” kata Song Dong, seperti ditirukan Muna. “Kami semua bertanya-tanya, siapa orang Cina satu ini? Kenapa dia bisa keliling dunia sementara kami di sini tidak bisa ke luar negeri karena Tiongkok di zaman itu masih miskin sekali.”

Beberapa tahun sebelum Kwong Chi meninggal, baru Tiongkok membuka diri dan bersedia terlibat sistem perdagangan bebas. Negara itu kemudian mengalami pertumbuhan ekonomi gila-gilaan, menjadi bangsa makmur seperti sekarang. Seniman kontemporer Ai Weiwei, termasuk yang sering melihat foto-foto selundupan Kwong Chi semasa muda. Dia menganggap Kwong Chi sebagai inspirasinya untuk terus berkarya.

Iklan
 a man in a Zhongshan suit stood in front of a space age structure holding hands with an astronaut

Tseng Kwong Chi, mampir ke pusat peluncuran wahana antariksa Cape Canaveral, Florida, pada 1985. © Muna Tseng Dance Projects, Inc. Courtesy of the Estate of Tseng Kwong Chi and Yancey Richardson, New York.

Cara pandang Kwong yang nyeleneh, menurut Muna, terpengaruh kedua orang tua mereka yang cukup liberal. Sang ibu, sekalipun besar dari keluarga tradisional di Tiongkok, mengenyam pendidikan hingga titel S2 untuk kajian Sastra Inggris di London. Tapi, sembari mendidik kedua anaknya, sang ibu mengenalkan pula berbagai kesenian khas Tiongkok seperti lukisan cat dan kaligrafi.

“Saya dan Kwong Chi jadi terbiasa untuk berkesenian, menggabungkan gaya seni barat dan Tiongkok, berkat ibu,” kata Muna.

a man in a Zhongshan suit stood in front of the castle in disneyland paris

Tseng Kwong Chi di Disneyland, California, pada 1979. © Muna Tseng Dance Projects, Inc. Courtesy of the Estate of Tseng Kwong Chi and Yancey Richardson, New York.

Beberapa tahun setelah bermukim di Kanada, Kwong Chi bercerita ke keluarga kalau dia gay. Sang ayah sempat tidak bisa menerima pengakuan anaknya itu. Kwong Chi tidak ingin bertengkar, kemudian meninggalkan rumah, menggeluti bisnis fashion.

Selang sekian tahun, Kwong Chi dan sang ayah akhirnya berdamai. Ayahnya bersedia membiayai Kwong Chi kuliah di jurusan seni Académie Julian, Paris. Di kampus Prancis itulah, dia berkenalan dengan fotografi dan segera jatuh cinta pada seni memotret. Kwong Chi lantas menyusul adiknya pindah ke New York, setelah Muna diterima menjadi penari profesional di Negeri Paman Sam pada 1978.

Selama tinggal di kawasan East Village, New York, Kwong Chi mengenal Keith Haring, seorang pelukis. Mereka berdua menjadi kawan karib, sekaligus kolaborator kesenian. Keduanya menghasilkan lebih dari 20 ribu karya foto dan seni kontemporer. Haring juga meninggal pada 1990, berselang satu bulan saja dari Kwong Chi.

Iklan
the artist keith haring and a model covered in body paint

Tseng Kwong Chi Bill T Jones dengan ilustrasi oleh Keith Haring, London, 1983 Courtesy of Yancey Richardson and the Tseng Kwong Chi Estate

Selama dekade 80’an, Kwong Chi dan Haring menjadi bagian dari gerakan seni Club 57, yang cukup berpengaruh di kancah New York.

Muna mengenang saudaranya itu selalu bahagia semasa hidupnya di Amerika Serikat. Dia menemukan kumpulan sahabat yang kreatif dan tertarik untuk mengeksplorasi berbagai kebaruan dalam seni.

“Sepanjang era 80’an, komunitas seni New York sangat penuh gairah dan persahabatan yang tulus. Mereka semua berkarya seakan tidak ada hari esok,” kata Muna. “Sayang, semua itu berubah akibat epidemi AIDS.”

Setidaknya, dalam waktu nisbi singkat, Kwong Chi dan kawan-kawannya di dunia seni merasakan masa depan yang cerah dan membahagiakan. Dan Kwong Chi sendiri akan selalu dikenal sebagai sosok yang menginspirasi seniman-seniman Tiongkok agar berani menjelajahi dunia.

a man in a Zhongshan suit stood in front of the hollywood sign

Tseng Kwong Chi di Hollywood Hills, California, pada 1979. © Muna Tseng Dance Projects, Inc. Courtesy of the Estate of Tseng Kwong Chi and Yancey Richardson, New York.


Semua foto dari arsip Yancey Richardson

Artikel ini pertama kali tayang di i-D, situs fashion dan budaya pop bagian dari VICE