Pandemi Corona

Uzbekistan Siap Bayar Rp44 Juta Buat Turis yang Kena Covid-19 Saat Berkunjung ke Sana

Negara pecahan Soviet itu ingin pariwisata bangkit lagi. "Jika anda sampai kena Covid saat liburan di negara kami, pemerintah siap memberi kompensasi," merujuk keterangan resmi.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Uzbekistan Siap Bayar Rp44 Juta Buat Turis yang Kena Covid-19 Saat Berkunjung ke Samarkand
Makam klasik di Samarkand, salah satu tempat wisata favorit Uzbekistan. Foto via akun Flickr Pransat Ram/lisensi CC 2.0

Pemerintah Uzbekistan berjanji akan membayar kompensasi senilai US$3.000 (setara Rp44,5 juta) bila ada turis yang berkunjung ke negara mereka dan tertular Covid-19. Uang sebesar itu adalah ongkos standar yang dibutuhkan untuk perawatan pasien virus corona di Uzbekistan, jadi jangan berharap dapat rezeki nomplok (lagian, siapa yang ingin kena penyakit saat pelesir).

Setidaknya, pemerintah setempat amat yakin bahwa semua ruang publik sudah diawasi seksama, sehingga tidak akan ada penularan Covid-19 di tempat-tempat wisata.

Iklan

"Kami ingin meyakinkan turis bahwa Uzbekistan aman didatangi," kata Sophie Ibbotson, duta promosi wisata Uzbekistan lewat keterangan tertulis. "Pemerintah meyakini standar pengamanan dan kebersihan di tempat-tempat wisata sudah terjamin, sehingga presiden memerintahkan adanya dana kompensasi buat turis yang sampai terkena Covid-19 saat berlibur ke Uzbekistan."

Presiden Shavkat Mirziyoyev pekan lalu meneken keppres yang isinya memerintahkan seluruh jajarannya fokus memulihkan serta mengamankan industri pariwisata. Negara pecahan Uni Soviet itu selama 10 tahun terakhir semakin mengandalkan turisme untuk pemasukan devisa. Menurut laporan Insider pada 2019, Uzbekistan merupakan negara nomor empat dengan pertumbuhan pariwisata tercepat sedunia.

Sekali lagi, jangan berniat nakal dengan pura-pura tertular Covid-19 lalu pergi ke Uzbekistan demi mendapat Rp44,5 juta. Kompensasi itu diberikan dengan syarat-syarat tertentu. Kalian harus terbukti memperkejakan pemandu lokal saat berkunjung, serta hanya bisa mendatangi tempat wisata yang sudah mendapat sertifikat kebersihan dan keamanan Covid-19 dari pemerintah.

Uzbekistan sejauh ini masih membatasi penerbangan internasional ke negaranya. Turis yang mendapat prioritas masuk adalah yang dari negara dengan tingkat risiko penularan rendah, misalnya Jepang, Korea Selatan, atau Israel. Sementara negara dengan angka Covid-19 tinggi, seperti UK, Indonesia, atau Amerika Serikat, diminta melakukan isolasi mandiri terlebih dulu selama 14 hari. Pemerintah setempat berecana menghapus kebijakan isolasi mandiri, demi menggenjot pariwsiata, setelah angka penularan di negara mereka menurun.

Iklan

Meski kini terkesan ingin mendapat sebanyak mungkin turis mancanegara, Uzbekistan harus diakui sebagai negara yang amat responsif menghadapi pandemi Corona. Sejak pertengahan Maret 2020, semua penerbangan internasional disetop. Imigrasi tidak mengizinkan WNA masuk.

Padahal, saat itu angka penularan Covid-19 di Uzbekistan baru belasan. Kebijakan imigrasi dan penerbangan mulai dilonggarkan Juni lalu. Hasilnya, dengan total populasi 33 juta, Uzbekistan mencatatkan "hanya" 84 orang yang meninggal karena virus corona selama empat bulan terakhir.

Follow Gavin di Twitter dan Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News