Produktivitas

Dokumenter Baru VICE Coba Membedah Makna 'Produktivitas' di Dunia Modern

Hasil penelusuran VICE dalam seri “Complexify”menunjukkan, istilah produktivitas masa kini tak sesederhana kedengarannya. Apalagi ketika kita mengukur produktivitas saat pandemi.

Sewaktu PSBB pertama kali diberlakukan, orang berlomba untuk tetap produktif selama belajar dan bekerja di rumah. Mereka sibuk berbagi utas hal apa saja yang bisa dilakukan selama swakarantina. Artikel demi artikel diterbitkan untuk memacu pembaca “menciptakan sejarah” meski cuma di rumah, dengan menjadikan Shakespeare sebagai contoh. Jika sastrawan legendaris saja bisa menulis King Lear saat wabah Pes, masa kita tidak bisa mewujudkan apa yang selama ini diimpikan?

Iklan

Ajakan tersebut segera disambut berbagai artikel tandingan. Pandemi global sudah cukup membuat kita tertekan, sehingga tak perlu lagi ditambah dengan keharusan untuk tetap produktif. Tidak masalah jika kalian ingin bersantai dan ogah ikut kelas online seperti teman-teman. Namun, pada saat yang sama, perusahaan mulai khawatir karyawannya jadi makin malas selama WFH. Tulisan-tulisan—yang mengatakan kita tak perlu terlalu mengkhawatirkan produktivitas—sama sekali tidak membantu. Tak sedikit dari mereka akhirnya mengembangkan perangkat lunak yang bisa memantau kinerja karyawan.

Cari “productivity” di Google, dan kalian akan menemukan betapa hal-hal kecil semacam mandi, pergi kerja dan waktu tidur bisa dilakukan sedemikian rupa agar produktivitas tetap terjaga. Ada banyak podcast seputar produktivitas, dan mempelajarinya bisa menjadi pengalaman yang produktif jika kalian mempercepat rekamannya.

Yang menjadi pertanyaan, produktivitas sebenarnya kayak gimana sih? Istilah ini tampaknya memiliki makna berbeda, tergantung siapa orangnya dan bagaimana mereka mengukur produktivitas.