The VICE Guide to Right Now

Tak Boleh Masuk Karena Bawa Makanan dari Luar, Perempuan Ini Gugat Disneyland Shanghai

Larangan “membawa makanan dari luar” dianggap “standar ganda” dan melanggar hak asasinya.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
disneyland shanghai
Gambar oleh Jeremy Thompson via Flickr.

Seorang mahasiswi hukum di Tiongkok menggugat Disneyland Shanghai yang telah melarangnya masuk karena membawa camilan dari luar.

Perempuan itu mengunjungi taman rekreasi Disney pada Januari, tetapi petugas keamanan baru memperbolehkannya masuk ke “tempat paling bahagia di dunia” jika dia membuang makanannya.

Disneyland Tokyo, Hong Kong, dan Shanghai memang tidak mengizinkan pengunjung membawa makanan dari luar, padahal harga makanan di dalam taman sama mahalnya seperti di Anaheim, Orlando, dan Paris.

Iklan

Larangan membawa makanan mulai diberlakukan di Disneyland Shanghai pada November 2017, kira-kira setahun setelah tamannya dibuka.

Wang sempat beradu pendapat dengan petugas dan terpaksa menelepon polisi dan nomor pengaduan pejabat kota untuk melaporkan mereka, sayangnya usaha dia sia-sia.

Dia harus membuang makanannya sebelum masuk.

Wang melihat peraturan ini sebagai “standar ganda” dan melanggar haknya sebagai pengunjung.

“Banyak yang merasa haknya dilanggar, tapi tidak berani menuntut, kata Wang kepada media Tiongkok, The Paper. “Sebagai mahasiswi hukum, sudah menjadi kewajibanku menghentikan ini.”

Dia mengajukan kasusnya ke Pengadilan Rakyat Pudong, yang dekat dari Disneyland Shanghai, pada 23 April. Wang meminta agar larangan membawa makanan dan minuman dari luar dicabut. Dia juga menuntut Disney mengganti rugi biaya beli camilan seharga $6,60 (Rp93 ribu). Pengadilan belum memberikan putusan.

Kenyataannya, banyak yang sependapat dengan Wang.

Sejumlah pengguna platform medsos Tiongkok, termasuk Weibo, telah menyuarakan keberatannya dengan larangan tersebut dan memuji langkah berani Wang. Dilansir AFP, kasus ini telah mengumpulkan 600 juta ‘hits’ dan ribuan komentar.

“[Peraturan] Disney adalah contoh standar ganda dan diskriminasi terhadap Asia,” bunyi komentar di Weibo.

Sementara itu, pengguna lainnya mengeluhkan harga makanan dan minuman yang terlampau mahal di dalam taman rekreasi. Menurut Global Times China, harga satu kaleng Pepsi tujuh kali lipat lebih mahal dari harga aslinya.

Iklan

CGTN mengabarkan Asosiasi Konsumen Tiongkok merilis pernyataan yang mendukung tuntutan Wang.

Disney mempertahankan peraturannya meski telah mendapat banyak kecaman. Kepada saluran televisi berita Tiongkok CCTV, pihak pengelola mengatakan peraturan Disneyland Shanghai “tak berbeda jauh dari taman-taman rekreasi di Tiongkok dan Disneyland Asia lainnya.”

Disneyland Shanghai dibuka pada Juni 2016, dan meraup keuntungan sekitar $5,5 miliar (Rp78 triliun). Taman rekreasi ini adalah destinasi wisata Disney keenam terbesar di dunia dan ketiga di Asia.

Follow Meera di Twitter dan Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.