Kejahatan Terorganisir

'El Chapo' Tak Lagi Kartel Paling Sadis di Meksiko, Gantian 'El Mencho' Meneror Polisi

Pembantaian polisi terjadi setelah Presiden Meksiko menyatakan siap menuntaskan kekerasan geng yang terlibat peredaran narkoba. El Mencho ingin menggantikan dominasi Kartel Sinaloa pimpinan El Chapo.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Mobil pikap milik kepolisian michoacan di Meksiko hangus dibakar anggota Kartel Jalisco atau biasa dijuluki El Mencho. Foto via Getty Images
Mobil pikap milik kepolisian michoacan di Meksiko hangus dibakar anggota Kartel Jalisco atau biasa dijuluki El Mencho. Foto via Getty Images

Kementerian Keamanan Publik Meksiko melaporkan serangan yang dilakukan anggota kartel sadis awal pekan ini—meliputi penyerangan terhadap konvoi kendaraan lapis baja dan melepaskan tembakan dengan senapan daya tinggi. Rangkaian insiden itu menewaskan sedikitnya 14 polisi dan melukai sembilan orang lainnya.

Pembantaian tersebut dilancarkan hanya beberapa menit setelah Presiden Andrés Manuel López Obrador mendeklarasikan upayanya mengakhiri kekerasan geng di Meksiko dalam konferensi pers. "Jangan melawan api dengan api," tuturnya. "Kita tidak bisa melawan kekerasan dengan kekerasan juga… Kejahatan harus dilawan dengan kebaikan."

Iklan

Serangan milisi kartel narkoba dimulai ketika polisi sedang melaksanakan perintah pengadilan di El Aguaje, negara bagian Michoacán. Kasus kekerasan geng di kota kecil itu meningkat secara signifikan sejak Obrador menjabat sebagai presiden Desember 2018.

Para penyerang meninggalkan surat tulisan tangan yang bertanda "CJNG", kependekan dari Kartel Generasi Baru Jalisco, di lokasi pembunuhan. CJNG adalah geng kriminal yang kini menggantikan posisi kartel Sinaloa, pimpinan Joaquín 'El Chapo' Guzmán sebagai peneror masyarakat Meksiko.

Obrador berharap dapat mengurangi tingkat pembunuhan di Meksiko dengan mengatasi akar penyebab kekerasan, terutama korupsi dan kemiskinan. Akan tetapi, selama satu tahun menjabat, kepemimpinannya malah diwarnai berbagai kasus pembunuhan yang hampir memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Pembunuhan polisi hanyalah serangan terbaru dari serangkaian kekerasan yang dilakukan kartel CJNG dan dipimpin oleh Nemesio Oseguera Cervantes (53). Dikenal sebagai “El Mencho”, dia tinggal di AS secara ilegal pada 1980-an dan menjalani tiga tahun penjara karena menjual obat-obatan terlarang. Dia dideportasi ke Meksiko pada 1997.

Dia kini menjadi buronan "paling dicari" oleh Badan Anti-Narkoba AS (DEA), dengan iming-iming hadiah $10 juta (setara Rp141 miliar) bagi siapa saja yang berhasil menangkapnya.

"El Mencho sangat sadis," kata Kyle Mori, agen DEA yang memimpin penangkapan anggota El Mencho, kepada Univision pekan ini. "Beberapa kekejaman mereka yaitu memenggal kepala, melarutkan jasad dalam cairan asam, mengeksekusi, mencabut hati, membunuh perempuan dan anak-anak, dan meledakkan bom. Hampir setiap hari terjadi. El Chapo, yang sekarang dipenjara di Amerika Serikat, memang jahat, tapi tidak segila El Mencho."

Pada Agustus, misalnya, anggota kartel CJNG menggantung sembilan jasad di jembatan Michoacán, lantas membuang 10 mayat lainnya di sekitar jembatan. Komplotan tersebut menggantungkan spanduk di dekatnya. Spanduknya berbunyi, "Lanjutkan saja rutinitasmu, tidak usah ikut campur."

Mobil pikap milik Kepolisian Michoacán hangus terbakar dalam serangan kartel di El Aguaje, Meksiko, pada 14 Oktober lalu. Pelakunya diduga kuat juga masih jaringan El Mencho.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News