Kartel Narkoba

Tuntaskan Perang Kartel Narkoba, Uskup Kolombia Berniat Siram Air Suci dari Helikopter

Gereja Katolik berpikir kejahatan yang massif itu bisa dituntaskan dalam sehari pakai air suci.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Tuntaskan Perang Kartel Narkoba, Uskup Kolombia Berniat Siram Air Suci dari Helikopter
Foto kiri dari Joaquin Sarmiento/AFP/Getty Images. Kanan: Foto oleh Guillermo Munoz/Getty Images

Minggu pekan lalu, prakiraan cuaca menyatakan Buenaventura di Kolombia berpotensi dilanda badai petir. Ramalan itu agak disayangkan, karena kita jadi sulit membedakan air yang jatuh dari langit murni berasal dari curah hujan atau air suci.

Hari itu bertepatan pada perayaan Sabat. Siangnya, Uskup Katolik Monsinyur Rubén Dario Jaramillo Montoya berencana naik helikopter untuk menyiram jalanan dengan air suci. Tujuannya untuk membersihkan kota dari segala kejahatan. Ritual ini merupakan bagian dari pesta keagamaan yang merayakan santo pelindung Buenaventura. Kepada stasiun radio lokal, Montoya mengaku ingin "mengusir semua iblis yang merusak kota pelabuhan kami."

Iklan

Selain dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan utama di Amerika Selatan, Buenaventura identik dengan kiprah gangster brutal anggota kartel narkoba. Kota ini dinyatakan sebagai kota paling mematikan di Kolombia, bahkan sekalipun tingkat pembunuhannya kini naik turun saban tahun. Untuk tahun ini saja, sudah ada 51 kasus pembunuhan yang terjadi. Namun sebagaimana dilaporkan Guardian, jumlah "korban hilang" membuat total kasus kekerasannya sulit diprediksi.

Strategi Montoya bukanlah ide baru. Vatikan mengadakan konferensi eksorsis tahunan ke-14 pada Mei lalu, dan ini pertama kalinya kaum sekularis dan non-Katolik boleh berpartisipasi mengusir setan. Ritual eksorsisme pakai helikopter juga pernah dilakukan sebelumnya. Aksi mereka menyiratkan betapa menyedihkan situasi Gereja Katolik saat ini.

Gereja semakin menjadi pusat perhatian belakangan ini, mengingat kegagalan mereka menangani krisis pelecehan seksual di kalangannya. Vatikan tampaknya juga tak mampu mengajak generasi muda bergabung dengan mereka, dan sedang mengalami kekurangan tenaga pendeta di berbagai gereja, terutama di daerah Amazon yang masih didominasi Katolik.

Lambatnya kemajuan di kalangan Gereja tentu bukan pemandangan aneh. Di zaman modern seperti sekarang ini, pendeta masih harus laki-laki dan menjalani hidup selibat. Dengan aksi baru-baru ini, mereka berusaha meyakinkan orang awam atau umatnya bahwa Gereja juga terlibat dalam menangani masalah sistemik yang sedang berlangsung secara serius.

Mereka pikir kejahatan bisa dituntaskan dalam sehari pakai air suci. Padahal sepertinya, solusi terbaik yang bisa mereka lakukan yaitu mulai berpikir menggunakan akal sehat.

Ucapan John Portmann, guru besar ilmu agama di University of Virginia, ada benarnya juga. Eksorsisme pakai helikopter, "kedengarannya lebih mendingan daripada apa yang telah dilakukan Tuhan terhadap kaum reprobat setelah Nuh dan pengikutnya menaiki bahtera."

Follow Alex Norcia di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.