Dunia Intelijen

Seekor Paus Sering Mengganggu Nelayan Norwegia Diduga Adalah Mata-Mata Rusia

Pakar kelautan menduga paus itu dipasangi kamera untuk mengintai perairan negara lain.
Seekor Paus Sering Mengganggu Nelayan Norwegia Diduga Adalah Mata-Mata Rusia
Paus beluga (paus putih) sedang berenang di kandang Teluk Srednyaya, Rusia. Foto oleh Vitaliy Ankov / Sputnik via AP.

Paus Beluga yang terus mengganggu nelayan asal Norwegia sepertinya bukan paus biasa. Rumornya, paus putih tersebut adalah agen terlatih Rusia karena mengenakan tali pengikat yang mencurigakan.

Paus itu langsung mendorong perahu dan menarik tali kapal begitu nelayan berhasil melepas sabuknya. Guardian melaporkan bahwa para nelayan menemukan tulisan “equipment of St. Petersburg” (“perangkat milik St. Petersburg”) pada benda tersebut. Pakar kelautan berujar kalau talinya mungkin akan digunakan untuk memasang kamera atau senjata, dan nelayan menyebut pausnya jinak dan terbiasa dengan kehadiran manusia.

Iklan

"Jika pausnya benar dari Rusia, maka hewan ini bisa dipastikan milik angkatan laut Rusia bukan ilmuwan," kata Martin Biuw, ilmuwan Institute of Marine Research di Norwegia, kepada Guardian. Menurut CBS News, tulisannya berbahasa Inggris dan tidak bisa dibuktikan hubungannya dengan Angkatan Laut Rusia.

Apabila terbukti kebenarannya, Rusia mungkin mengerahkan paus beluga sebagai mata-mata mereka untuk tujuan pertahanan. Dilansir dari Guardian, saluran televisi milik pemerintah, Zvezda, menyiarkan berita pada 2017 tentang angkatan laut Rusia yang melatih paus, anjing laut, dan lumba-lumba untuk kepentingan militer.

Aktivis perlindungan paus khawatir pemerintah Rusia menangkap hewan-hewan itu dari polongnya dan kemudian mengurung mereka. Selama Perang Dingin, Rusia memanfaatkan lumba-lumba buat menyerang perenang dan mendeteksi kapal selam musuh. Praktik itu terus berlanjut hingga bubarnya Uni Soviet.

Rusia bukan satu-satunya negara yang menggunakan program “mamalia laut” di angkatan lautnya. Angkatan laut AS, misalnya, menggunakan bantuan lumba-lumba hidung botol dan singa laut. Kemampuan sonar lumba-lumba sangat luar biasa dan tidak bisa dikalahkan oleh teknologi modern.

Hewan terlatih itu ditugaskan melacak ranjau dan benda berbahaya lain yang dapat menghambat kegiatan militer di berbagai pelabuhan. Sementara itu, singa laut yang mampu menyelam dengan cepat tanpa hambatan akan menempelkan tanda garis ke peralatan angkatan laut.

Belum diketahui seberapa membantu paus beluga bagi angkatan laut, berhubung hewan ini keburu ditangkap nelayan Norwegia. PBS melansir data jika militer AS pernah menggunakan paus beluga saat eksplorasi karena bisa berenang di suhu yang sangat dingin dan menyelam ke bawah permukaan laut yang dalam. Sementara, menurut the Guardian, Lembaga Penelitian Biologi Laut Murmansk di Rusia utara belum lama ini menemukan bahwa paus kurang “profesional” dan tidak separuh singa laut dan lumba-lumba.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News