VICE News Tonight on HBO

Nasib Sukarelawan Penyelamat Rakyat Sipil Suriah, White Helmets Berada di Ujung Tanduk

Awalnya, ada ribuan sukarelawan dan petugas pertolongan pertama yang berdiri di garda terdepan saat pemerintah gagal menolong.

IIDLIB, Suriah — hanya beberapa ratus sukarelawan White Helmets tersisa di satu-satunya kota Suriah yang belum dikuasai Bashar Assad ini. Nampaknya, waktu mereka di sana juga terbatas mengingat Angkatan Bersenjata Suriah dan sekutu mereka dari Rusia sudah mulai melakukan pengeboman. Dua puluh lima orang sudah terbunuh di kota yang berpopulasi 3 juta orang tersebut.

Dulu, ribuan sukarelawan White Helmets memenuhi Suriah. Banyak dari mereka adalah tukang kayu, tukang roti dan mahasiswa kedokteran yang bersedia membantu ketika pemerintah gagal melindungi dan menyelamatkan masyarakat sipil yang terjebak di wilayah kekuasaan pemberontak. Mereka telah menghadapi serangan bom paling brutal di abad 21. Namun rezim tidak kehilangan akal dan seringkali sengaja menarget sukarelawan White Helmets dengan menggunakan taktik “double tap”: mereka akan mengebom sebuah area, dan ketika paramedis tiba di lapangan, mereka menjatuhkan bom sekali lagi.

Iklan

Moaaed Hafi, 27 tahun, harus menghadapi berbagai situasi berbahaya semenjak dia bergabung dengan White Helmets di Timur Ghouta lima tahun yang lalu. Lewat berbagai aksi penyelamatannya, dia telah menarik keluar puluhan anak kecil dari balik reruntuhan.

“Rasa takut pastinya ada. Tapi itu tidak semata membuat kami mundur. Kenapa? Karena kamu melihat masyarakat sipil membutuhkan pertolonganmu, ujar Hafi ke VICE News. “Mereka memandang kami sebagai penyelamat. Jadi kami tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja.”

Hafi dievakuasi dari Timur Ghouta tahun lalu di puncak gencarnya serangan. Kini, dia terjebak di Idlib, dengan istri dan putrinya. Namun Hafi terus berusaha menghadapi serangan udara yang tidak kunjung padam.

“Apabila rezim berhasil mengambil alih Idlib, kami sudah pasti habis,” ujar Hafi, “Apabila rezim menangkap kami hidup-hidup, kami pasti akan dibunuh—ditangkap dulu kemudian dibunuh.”

Direkam oleh Amer al-Syad Ali. Disunting oleh Jeb Banegas. Laporan tambahan oleh Amer Almohibany.

Segmen ini tayang pertama kali pada 13 Juni 2019 di VICE News Toninght on HBO

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.