FYI.

This story is over 5 years old.

Perang Dingin

Bulan Sempat Akan Diubah Jadi Senjata Pada Era Perang Dingin

Angkatan Laut Amerika Serikat ternyata berusaha menjadikan bulan sebagai pemancar komunikasi mata-mata. Dasar.
Sumber gambar bulan: Wikimedia Commons

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Pada 24 Juli 1954, seorang insinyur Angkatan Laut Amerika Serikat bernama James Trexler duduk di sebuah ruangan di Naval Research Center, Maryland, bergumam ke dirinya sendiri. Untuk orang luar, ini mungkin terlihat aneh. Apa Trexler sudah gila? Bukan, dia sedang memulai perang secara elektronik.

Lebih detilnya kurang lebih begini. Trexler tengah berbicara di depan mikrofon yang tersambung dengan antena besar di fasilitas radio Stump Neck di pangkalan AL. Antena ini diarahkan ke bulan dan ketika Trexler berbicara ke mikrofon, kata-katanya dikirim sejauh 804.672 km ke bulan dan kembali dua setengah detik kemudian. Biarpun sinyal radio sudah pernah dikirim ke bulan 30 tahun sebelumnya, Trexler adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima transmisi suara via bulan.

Iklan

Cikal bakal eksperimen ini bisa ditarik hingga zaman kuliah Trexler, ketika dia menyadari bahwa ionosfir bulan dapat berfungsi sebagai pemantul gelombang radio. Ketika dia bergabung dengan Naval Research Center di akhir 1940an, dia mendorong hipotesanya lebih jauh dan mencari tahu apabila bulan bisa dijadikan "alat pencegat radar" guna memata-matai kegiatan komunikasi Soviet. Selama dua tahun berikutnya, Trexler memusatkan energinya berusaha membuktikan bahwa program intelijen radio bulan bisa dilakukan.

Di 1950, AL AS meyakini ide Trexler bisa dilakukan dan membangun dua antena besar untuk memantau kegiatan sinyal radio komunikasi Soviet. Tidak lama kemudian, proyek rahasia Passive Moon Relay (PAMOR) dilahirkan.

Proyek PAMOS hanya mengalami sedikit kesuksesan. Di 1964, proyek ini berhasil menggunakan bulan untuk mengintersepsi sinyal Soviet yang dilontarkan antena radio canggih "Hen House" di tenggara Uni Soviet. Antena ini telah lama diincar militer AS semenjak ditemukan bahwa gelombang radio tidak bisa menembus awan tes bom nuklir di Soviet. Sebelumnya, usaha-usaha untuk menjadikan bulan alat penguping jalur komunikasi musuh tidak berhasil sepenuhnya.

Tidak lama setelah PAMOR dijalankan, Trexler dan supervisornya Howard Lorenzen ("Bapak dari perang elektronik") berhasil menetapkan kontak radar dengan bulan di Oktober 1951. Berbagai gelombang pendek dicoba dikirim ke bulan menguji kejituannya sebagai alat penyalur komunikasi.

Iklan

Ini semua terjadi enam tahun sebelum satelit buatan manusia pertama dilayangkan dalam orbit, dan militer masih bergantung pada transmisi udara untuk mengirimkan sinyal radio ke seluruh dunia. Ini dilakukan dengan cara membelokkan sinyal radio dari ionosfir Bumi—lapisan atas atmosfir yang berisikan atom elektrik konsentrasi tinggi—agar bisa mencapai unit lain di sisi bumi yang lain. Biarpun metode ini bisa bekerja, mekanisme ini dinilai sebagai bentuk komunikasi yang tidak bisa diandalkan—suar surya dan badai geomagnetik membuat transmisi udara tidak mungkin dilakukan.

Semua eksperimen baru ini, diberi kode nama Operation Moon Bounce, militer AS berharap bisa menjadikan bulan satelit komunikasi alami mereka. Setelah beberapa tes yang sukses, militer AS mengubah Operation Moon Bounce menjadi sistem komunikasi operasional penuh dan digunakan untuk menghubungkan Hawaii dengan Washington DC di 1959. Di 1960, sistem ini diresmikan dengan sebuah transmisi antara dua petugas AL. Apa yang dikirim? Gambar sebuah kapal dengan awak pelaut bertuliskan 'MOON RELAY.'

Biarpun sistem komunikasi ini digunakan selama beberapa tahun, di akhir 1960an, sistem ini sudah dianggap usang akibat meningkatnya penggunaan satelit komunikasi bikinan militer AS. Namun jangan salah, jaringan komunikasi satelit buatan ini dibuat berdasarkan pengetahuan dari Operation Moon Bounce, salah satu desain militer Perang Dingin paling luar biasa.

Dokumen program Moon Bounce yang kini bisa diakses untuk umum, mengakui bila program moon Bounce adalah teknik intelijen yang awalnya terlihat mustahil diwujudkan, "tapi ternyata berhasil membawa banyak kemajuan."