FYI.

This story is over 5 years old.

Donald Trump

Astaga, Ternyata Ada Banyak Karya Erotika Trump-Putin

Mari bersulang untuk bromance yang paling tak terduga di abad ini
Foto via Getty Images

Di pertengahan 2016, Alison Rowley, seorang profesor dari Concordia University jurusan sejarah sosial Rusia mulai mengerjakan sebuah artikel tentang evolusi dari kepemimpinan Rusia semenjak revolusi 1917 yang menciptakan Uni Soviet. Artikel ini dimaksudkan sebagai tulisan teknis yang membedah bagaimana kemajuan teknologi mengubah cara manusia memproduksi kultur material yang membangun imej diktator seperti Vladimir Putin. Tapi di saat yang sama, sepak terjang kandidat presiden AS, Donald Trump juga sedang memanas. Berbagai cerita tentang keakraban Trump dengan Putin yang memiliki sikap serupa pun bermunculan. Rowley mencoba meneliti apakah ada material kultur yang mengeksplor atau memperdalam narasi dari bromance kedua penguasa ini.

Iklan

Dia mengetik “Trump Putin” ke dalam Ebay dan menemukan ribuan pin, t-shirt, dan item lainnya, menggunakan slogan-slogan mereka. Beberapa dari mereka sangat seksual. Kemudian dia mengecek situs Amazon dan menemukan, selain kolor dan buku berwarna Trump-Putin, ada banyak karya slash fiction—fan fiction yang berbau seksual antara karakter sesama jenis. Tertarik, dia mulai membeli sebanyak mungkin dan membangun arsip item pornografi Trump-Putin.

Awal tahun ini, Rowley menerbitkan sebuah artikel dalam jurnal akademik Porn Studies, menjelaskan eksplorasinya ke dalam karya-karya erotika Trump-Putin. Berjudul “Trump and Putin Sittin’ in a Tree: Material Culture, Slash and the Pornographication of the 2016 US Presidential Election,” tulisan tersebut menjelaskan apa artinya fenomena ini, kenapa ini eksis, dan bagaimana seksualisasi tersebut menjarah masuk ke kultur mainstream. VICE baru-baru ini bertemu dengan Rowley untuk membahas penelitiannya tentang slash fiction Trump-Putin. Dia menjelaskan apa yang menarik dia, seberapa banyak konteks seksual di luar sana, dan mengapa ini penting secara kultural.

VICE: Apa yang membuatmu tertarik dengan erotika Trump-Putin?
Alison Rowley: Saya tertarik bagaimana fenomena ini berubah setiap kali mereka mengucapkan sesuatu di dunia nyata. Misalnya Trump sedang pidato semalam, besok paginya sudah ada material baru. Dan sudah pasti saya beli langsung. Saya penasaran tentang fenomena men-seksual-kan segala sesuatunya ini. Setelah membaca beberapa fan-fiction ini di Kindle, saya sadar bahwa saya tidak terangsang oleh cerita-cerita ini, tapi mereka sangat lucu. Dan kontennya sangat eksplisit. Jadi saya pikir, oke ini mesti diteliti nih.

Iklan

Sebelum meneliti, seberapa banyak pengetahuanmu tentang slash fiction dan seksualitasnya?
Sama sekali enggak ada. Saya masih pemula. Saya menyadari saya harus menulis tentang fenomena ini karena gak ada orang lain yang menulis. Dan kamu tidak harus menjadi seorang pakar dalam kultur slash fiction ini untuk bisa menemukan materi. Misalnya kalau Ibu saya salah ngetik ke Amazon, bisa aja dia nemuin buku-buku ini. Beberapa buku ini—yang lumayan eksplisit—sekarang menjadi bagian dari mainstream. Kamu tidak perlu jauh-jauh mencari. Ini yang menjadi kejutan buat saya. Apakah kamu menemukan cerita Trump-Putin dari situs-situs khusus slash? Apakah materinya lebih hardcore dibanding yang dijual di Amazon?
Saya sedang melakukan lebih banyak penelitian terhadap situs-situs tersebut. Tapi konten-konten yang tersedia untuk umum juga semuanya menggunakan model dari slash. Ada semua jenis pendekatan cerita, mulai dari yang sangat romantis, hingga yang paling ekstrem.

Ini mengejutkan karena sebagian besar masyarakat tidak membaca slash. Ada banyak akronim yang harus kamu pelajari. Bahwa referensi pornografinya berbeda dengan yang bisa kamu lihat di kalangan arus utama.

Foto dari koleksi Alison Rowley

Apa sih yang spesial tentang Trump dan Putin hingga mendorong fenomena erotika eksplisit yang menyebar luas macam ini?
Ketika ada momen politik kontroversial, mereka kerap diseksualisasikan. Misalnya Revolusi Perancis, ada banyak pornografi tentang keluarga kerajaan. Di era itu, orang menggambar kartun. Sekarang orang bisa mengekspresikan diri dengan cara berbeda di online.

Iklan

Kenapa Trump-Putin? Kenapa bukan Obama-Joe Biden? Mereka juga berteman baik kan?
Trump telah mengubah dirinya sendiri sebagai obyek seksual. Seperti ketika berkampanye dia membicarakan ukuran penisnya. Atau ketika dia berbicara tentang grepe-grepe perempuan. Kamu bisa membicarakan Trump dan porno dalam satu kalimat, dan ini masuk akal. Kalau kamu mencoba membuat slash berisikan presiden Obama dan Joe Biden, yang tidak pernah membicarakan seksualitas atau persona lebay, ini lebih tidak meyakinkan. Sulit untuk membaca subtext homoerotika antara hubungan Obama dengan orang lain. Trumplah yang memulai semua ini. Ketika saya mencari fan fiction Putin sebelum era kebangkitan Trump, hanya ada sedikit sekali.

Trump menjadi sasaran empuk bagi penulis slash ya?
Kalau kamu menulis slash, harus tepat sasaran. Harus menggunakan seseorang yang omongannya bisa dipelintir. Karena Trump tidak menyaring omongannya, kata-katanya bisa dengan mudah ditaruh dalam konteks lain. Saya rasa dia tidak sadar sama sekali tentang semua ini. Kayaknya di Gedung Putih tidak ada yang sadar tentang semua ini.

Adakah ada politisi tingkat dunia lain yang ditulis dalam bentuk slash?
Semua figur politik besar di AS pernah ditulis dalam bentuk slash. Ada cerita tentang Trump dan figur lainnya, seperti Pence. Ini menjadi bagian dari kultur politik AS. Tapi saya belum melihat apapun yang melibatkan Trump dan pemimpin dunia lain, selain Putin. Tidak ada juga slash tentang Putin dan pemimpin lain. Ini sepertinya hanya unik dilakukan oleh warga Amerika, dan saya tidak tahu apa alasannya.

Iklan

Kayaknya warga Rusia gak baca ginian sama sekali sih. Tapi kalopun mereka baca, kayaknya mereka tidak akan tersinggung karena Putin ditampilkan sebagai lelaki kuat dan figur yang dominan…Putin telah membangun reputasi politiknya sebagai figur lelaki yang dominan. Di Rusia, dia selalu berusaha mempermalukan lawan politiknya. Dia selalu mengatakan hal macam, “Jadi ketika dia dipenjara, dia sudah pasti diperkosa.” Dia berusaha mengecilkan maskulinitas lawannya. Sejauh mana kultur slash ini telah menyeruak ke dalam mainstream? Dan apakah ini penting?
Ini topik yang sangat serius. Ini menyatakan adanya momen tidak lazim dalam sejarah politik. Ketika kita membicarakan tentang bagaimana hormat orang terhadap politisi telah sirna dalam 20 tahun terakhir…Coba bayangin, mana bisa dulu kita bahas ginian di era Reagan? Sekarang semuanya serba terbuka. Saya tidak tahu bagaimana politisi bisa mendapatkan kehormatan mereka kembali.


Beberapa kritikus yang memahami slash fiction menuding gambar Trump-Putin bernuansa homofobik, karena mengandaikan seksualitas keduanya sebagai guyonan melecehkan. Apalagi setelah kebijakan luar negeri Trump terkesan sering mengalah pada Putin. Apa pendapatmu?
Menurut saya cerita-cerita ini bersifat jenaka. Mereka ditulis oleh orang-orang yang menerima seks sesama jenis. Mereka menciptakan sesuatu yang mereka pikir akan membuat jengkel Trump dan pendukungnya yang konservatif. Jadi mereka sengaja membuatnya seekstrem mungkin agar mempunyai shock value. Ini sebetulnya adalah bentuk komentar politik.

Satir politik muncul dalam bahasanya, sama ketika Trump berbicara, dan selalu menyebut “the greatest” dalam ceritanya. Salah satu ceritanya berjudul Putin It in Trump: A Sexy Bromance oleh Will Smut. Dia mengatakan, “Donald wanted the Russian to make his butthole great again.” Mereka bermain dengan slogan, menggunakan catchphrase. Di sepanjang cerita selalu ada momen-momen politik, jadi sesungguhnya ini bukan tentang seks antara dua lelaki, tapi lebih sebagai komentar politik.

Kamu mengoleksi lebih dari sekedar slash fiction, tapi juga item-item erotis lainnya. Apa obyek seksual Trump-Putin lainnya yang kamu sukai?
Saya suka diversitas. Ada lilin aroma terapi, ada coklat. Saya mencoba menahan diri untuk tidak membeli patung kurcaci taman Vladimir Putin—Putinnya tidak mengenakan baju, sedang duduk di atas tank, dan ada senapan di tengah kedua kakinya. Bentuknya kayak penis yang sedang ngaceng. Parah banget deh—makanya keren. Siapa juga yang kepikiran ngebuat patung taman? Saya juga pengen banget boneka seks Donald Trump. Saya senang sekali melihat kreativitas orang-orang dalam mengekspresikan imej kedua lelaki ini. Akun bank saya tipis langsung.

Kamu akan menulis buku tentang ini kan? Apa lagi yang kamu berusaha eksplor dari slash Trump-Putin, atau pornifikasi dari hubungan mereka?
Saya ingin terus mencari item-item material mereka. Saya ingin membicarakan tentang konten situs fan fiction. Saya ingin melihat materi awal soal Obama. Saya akan menulis satu bab tentang meme internet, sesuatu yang sebelumnya tidak saya masukkan. Saya juga akan pergi ke Pornhub dan mengetik “Trump Putin” dan melihat apabila ada video porno parodi mereka.

Saya berharap ketika bukunya selesai, saya bisa pindah ke proyek lain. Saya tidak tahu apakah ini akan terjadi atau tidak. Tapi saya beruntung karena batas antara akademis dan kolektor sangat cair. Saya selalu bisa berargumen semua yang saya beli itu untuk pekerjaan.